Eleven

3.4K 327 0
                                    

Aku menghempaskan kasar tangan ovi yang berusaha menghentikan langkahku. Kita sudah kembali ke apart. Emosiku sudah tak terbendung. Airin berhasil memprovokasiku.

"Kak, tunggu. Kita bicara dulu"

"Gak vi" kataku berjalan mendahului ovi.

"Kk kenapa?, jangan marah gak jelas gini" ovi sedikit berteriak membuat langkahku terhenti.

"Kk sadar gak sih beberapa hari ini bertele-tele?. Aku gak bisa kak harus nebak salahku dimana. Sebentar kk happy, sebentar marah. Aku capek kak"

"..."

"Say something by"

Aku menatap ovi.

"Kamu anggap aku apa?"

"Maksudnya?"

"Lihat, bahkan kamu nanya balik, maksudnya?. Apa kamu gak bisa sekali aja jawab ke orang-orang kalau aku pacar kamu?"

Suaraku meninggi. Ovi terdiam. Ia menggigit bibir bawahnya, ia menggenggam tanganku dan menatapku sendu.

"Aku mau bilang ke semua orang kalau aku pacar kamu. Aku gak mau sembunyi, tapi gimana dengan kamu vi?, apa cuma aku yang cinta sama kamu?"

"...."

Aku semakin kesal jika ovi diam.

"Jam ini, aku bisa belikan kamu bahkan yang lebih mahal"

Aku dan ovi diam saling tatap. Aku mengambil ipad dan jaketku.

"Kk mau kemana?" Ovi menarik tanganku.

"Keluar. Kamu tidur aja, gak usah tunggu aku" aku melepas tangan ovi dari lenganku. Aku tidak tau akan kemana, aku hanya ingin menenangkan hati dan pikiranku. Aku dikuasai amarah saat ini, aku tidak ingin mengeluarkan kata-kata kasar.

Aku duduk di salah satu bar sekitar kampus. Mataku terpaku memperhatikan es yang berguling dalam gelas yang kuputar.

"Theresa?"

Aku menoleh ke samping. Aku terkejut melihatnya, ia duduk di sebelahku dan Memesan minum.

"Ashel?" Ucapku. Ia mengangguk dan tersenyum

"Masih inget kamu?"

"Yeah" aku mengalihkan pandanganku. Ashel adalah mantan pacar devan.

"Sendirian?, ada masalah?" Tanyanya

"No" jawabku singkat.

"Devan cerita sama aku, tentang hubungan kalian"

"Umm, bagaimana kabarnya devan?" Aku sudah lama tak melihatnya, ataupun tahu kabarnya.

"He is fine, balik menggila ke cewek-cewek" ucapnya tertawa

"Kamu apa kabar?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan dari bahas devan.

"Yeah... I'm ok"

"Masih melukis?"

"Sure, ah aku sabtu depan aku ada pembukaan pameran. Kamu boleh lihat kapan kamu free"

"Wow, sayangnya aku akan balik jakarta"

"Bagus dong, acaranya emang di jakarta"

Ashel memberiku sebuah kartu undangan untuk pamerannya. Aku menerimanya.

Aku kembali ke apart lewat tengah malam. Aku ingat ashel membantuku pulang. Aku memijit kepalaku yang sakit. Aku terlalu banyak minum beberapa hari ini. Aku melihat pakaianku, aku rasa ovi mengganti pakaianku.

Aku melihat ovi yang sedang menikmati sarapannya. Aku berjalan mengambil minum di kulkas. Ovi tak menggubrisku.

"By, sore ini aku balik jakarta" ucapku. Ovi menghentikan makannya. Ia beranjak meletakkan mangkuknya yang masih penuh dengan makanannya ke wastafel.

I Get Tachycardia When I'm With you (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang