FourTeen

3.5K 293 12
                                    

Airin sudah tenang, aku melonggarkan pelukanku untuk melihat wajahnya. Airin menatapku dengan mata merah dan sembabnya.

"Kamu kuat, airin yang aku tau selalu ceria. Gak apa malam ini nangis sepuasnya, besok kamu harus seperti biasa. Berisik, ceria, selalu happy" kataku. Airin tersenyum tipis

"Terima kasih ya, kamu selalu ada buat aku"

"Sure, kamu kan teman terbaik aku" kataku memperbaiki rambut airin, dan menyeka sisa air matanya.

Cup. Aku terpaku. Aku mematung. Mataku terbelalak. Aku terkejut airin menciumku saat ini. Ia menciumku di tempat yang tidak seharusnya, bibirku. Aku menutup mataku sesaat. Airin melepaskan bibirnya dariku, ia bersender di bahuku menutup matanya. Aku masih terpaku dengan posisiku.

*****
Aku memutuskan pulang ke apart, ketika airin tertidur tadi malam. Pagi ini aku bangun dengan malas. Apakah aku harus bolos. Perjalanan kemarin baru terasa lelah sekarang.

Aku melihat hpku, aku mendadak segar melihat notif.

"Baby, I miss you so much" aku tersenyum lebar membaca ini, ia mengirimiku banyak sticker love.

"Can you come to see me?, I 'll bu you a ticket" ah aku semakin menggila, aku berputar-putar dikasurku membaca pesan tesa.

"Please by, aku gak bisa handle kerjaan, aku kangen kamu"  aku menggigit bibirku, aku tersentuh dan menangis. Akhirnya ia yang duluan menurunkan ego untuk menghubungiku.

"Aku sudah tanya salah satu staff kampus yang berkerja dengan yayasan mami, sebentar lagi kamu ada libur kuliah. So, I'm waiting"  effort sekali pacarku, aku menghapus air mataku dan segera menelponnya. Aku harap ia belum tidur.

"Hmm.."
Aku menahan tawaku mendengar suara tesa. Ia tidak melihatku, melainkan menatap ipadnya. Aku tahu ia pasti sedang menjaga image. Padahal ia mengirimiku banyak pesan manis dan sticker lucu.

"Halo by, masih sibuk?" Aku mulai berbicara dengan suara manja. Tesa melirikku sebentar dan kembali ke ipad

"Mm, ya sudah kalau masih sibuk. Aku matiin ya telponnya" ucapku. Tesa menatapku. Aku melihatnya menyingkirkan ipad, ia memperbaiki posisi hp hingga menampakkan wajah cantiknya. Ia sudah memakai piyama, ia sudah bersiap untuk tidur.

"Pink?, tumben" tesa seperti remaja polos ketika memakai pakaian selain warna hitam. Aura luxury nya menghilang.

"Aku beli couple, untuk kamu ada tuh di lemari"

"Wow, cuma piyama yang pakai pink. Kalau keluar, ke kantor atau ke mana pakai pink juga mau?"

"No, aku cuma pakai untuk dilihat kamu"
Ah, jawaban tesa membuatku malu.

"Aku juga beli yang lain, bra, underwear, ah aku juga beli satu set lingerie warna pink buat kamu"

"Tesa!!!"

"Umm, kenapa?, aku mau lihat kamu pakai itu. Aku udah pastikan cocok buat kamu, tapi by..."
Aku mengerutkan keningku, tesa berhenti bicara, ia mendekatkan bibirnya ke hp dan berbisik.

"Bagian tertentu tidak tertutup"
Aku terbelalak, menggigit bibirku kesal melihat tesa cekikikan.
Aku dan tesa lanjut ngobrol. Setelah hampir 1 minggu tanpa komunikasi, kami menumpahkan semuanya saat ini. Berbicara banyak hal hingga aku lupa ada perkuliahan pagi ini. Begitupun tesa, ia tak menghiraukan lagi akan meetingnya besok pagi. Ia akan tidur lebih larut.

*****
Hari-hari ujian akan tiba. Aku akan sering ke perpustaan di musim ujian, karena aku harus lebih fokus. Aku memasuki kelas yang mulai ramai. Orang-orang berkutat dengan buku dan diskusi mereka.

Aku duduk di kursi dekat jendela dan langsung membuka bukuku.

"Morning love"

Aku menoleh, airin sudah berdiri di depanku. Aku gugup, aku teringat airin menciumku. Kenapa anak ini bersikap biasa, dia merasa gak ada yang aneh?

"Kami udah sarapan?, ke cafetaria yuk" ajak airin menyentuh bahuku. Aku perlahan menyingkirkan tangan airin dari bahuku.

"Aku udah sarapan rin, kamu aja ya" kataku, mataku beralih ke buku. Airin tak berbicara lagi, ia langsung pergi. Aku menghela napas.

Aku melihat perpustakaan yang cukup ramai namun tenang. Aku mengambil posisi yang nyaman dan duduk disana. Aku beranjak ke barisan rak buku untuk mengambil buku tambahan yang ku perlukan.

Aku tertegun melihat airin di sudut rak. Airin menyadari kehadiranku, aku segera berbalik melihat ia berjalan ke arahku. Aku mempercepat langkahku dan kembali duduk.

Kenapa aku harus menghindar. Aku memukul pelan kepalaku. Aku menghela napas berat, membuka buku dan berusaha fokus.

"Kamu kenapa?" Aku terkejut hampir jatuh melihat airin sudah berdiri di depan masuk apartku.

"Airin" ucapku. Aku bingung melihat anak ini yang berdiri bersender di dinding sambil membawa buku-bukunya.

"Aku mau belajar sama kamu" airin melangkah sangat dekat denganku, aku mundur selangkah.

"Ok" aku gak terpikir jawaban lain. Aku membuka apart dan membiarkan airin masuk lebih dulu.

Aku membuatkan minuman untuk kita berdua, aku melirik airin yang membolak balik bukunya.

"Thankyou" ucap airin menerima minuman yang aku buat.

"Aku udah delivery pizza & fried chicken. Kita makan siang itu aja ya" airin menatapku. Aku mengangguk.

Ding..dong..

"Ah baru aja di omongin" airin bangkit mengambil pesanannya. Meja kami sekarang penuh dengan makanan dan buku.

2 jam berlalu. Aku mulai lelah, aku meregangkan kedua tanganku.

"Udahan yuk belajarnya, mau ke taman?, cari udara segar" ucap airin. Aku berpikir sejenak lalu mengangguk setuju.

Aku duduk di ayunan taman. Tidak banyak orang di sekitar sini. Aku menikmati ayunan ini seperti anak kecil.

"Nih es krim kamu"

Aku menghentikan laju ayunan dan mengambil es krim dari airin. Hmm seger sekali.

"Kamu pulang jakarta liburan ini vi?" Tanya airin yang duduk di ayunan sebelahku.

"Iya rin, kamu?"

"I dunno. Aku belum ada kepikiran buat balik indo tahun ini"

"Kenapa?, gak kangen papa?"

"Baru juga ketemu papa, kalau papaku gak perlu dikangenin vi, ntar juga muncul tiba-tiba"

"Hmm, lalu kamu habisin liburan disini?"

"May be, atau liburan ke negara terdekat kalau gak males" ucap airin. Aku tersenyum tipis. Mau liburan ke negara lain aja mikirnya karena males, andai uangku sebanyak itu.

"By the way, kamu bakal ketemu pacar kamu dong"

Aku memutar bola mataku, aku harus jawab apa nih.

"Pantes semangat banget belajarnya, biar nilai bagus, trus pulang ketemu orang spesial" goda airin lagi. Aku hanya tertawa kecil menanggapi airin.

"Kalau aku ke jakarta, kamu harus kenalin pacar kamu ke aku ya"

"What?"

"Iya dong, aku mau tau selera kamu tu yang gimana?, cakep, putih, tinggi, kaya, atau.."

"Udah sesuai sama yang kamu sebutin" jawabku cepat

"Wow, like me" airin memasang pose cute

"Airin" kataku menegur airin yang tak berhenti menggodaku.

"Why?, aku tadi lagi menggambarkan diriku vi. Berarti aku sesuai selera kamu dong"

Aku tak menggubris ucapan airin, airin tertawa menyikapi ekspresiku. Aku kembali teringat airin yang menciumku. Aku tersadar. Apa airin menyukaiku?. Suka?, seperti apa?. Teman?, atau lebih?. Aku melirik airin yang masih menikmati es krimnya. Aku menggeleng menghilangkan pikiran- pikiran ini dari kepalaku.

I Get Tachycardia When I'm With you (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang