Five

3.9K 357 10
                                    

Aku sampai ke kanada dengan aman. Dibandara aku juga sudah di jemput oleh supir mami tesa, pak roy namanya. Beliau sudah ikut keluarga tesa sejak beliau jadi duda. Ia tidak menikah lagi, namun tetap bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya yang tinggal bersama mantan istrinya.

Pak roy sangat ramah, ia bercerita sedikit tentang keluarga tesa di kanada. Walau hanya tinggal berdua, mami dan papi tesa jarang bersama. Mereka sama-sama sibuk dengan bisnisnya. Aku membatin "sama aja dengan anak-anaknya"

Kota ini bagus sekali. Dalam perjalanan aku banyak melihat anak-anak mudah yang nongkrong. Pak roy membawaku ke area kampus. Aku kagum dengan gedungnya, suasananya dan area sekitarnya.

"Non tesa dan non joy juga kuliah disini. Anak indonesia juga banyak yang lulusan sini, termasuk anak saya" ucap pak roy.

"Anak bapak ada yang kuliah disini?"

"Ada non, anak sulung saya. Bangga saya"

Aku mengangguk mengerti. Pak roy lalu membawaku ke apart yang telah diberitahukan tesa padaku. Ini adalah tempat yang sama dengan tempat tinggal tesa saat kuliah, hanya beberapa meter dari kampus, bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Pak roy membantu membawa barang-barangku. Ia memberiku kunci apart dan memberiku sebuah sim card baru.

"Titipan non tesa" pak roy memberitahu sebelum ku bertanya.

Aku memperhatikan isi apart ini. Apart ini sederhana, ukurannya juga tak besar. Kurang lebih seluas kamar tesa di jakarta. Aku membuka jendela apart, cuaca disini sedang hangat. Pemandangan dari apart juga bagus, mengarah ke kampus.

Aku mengambil hp dan memasang simcard baruku. Aku mengirim pesan pada keluargaku dan tesa. Baru berapa jam aku menginjakkan kaki disini, aku merasa kesepian.

*****

Hari ini hari pertama aku ke kampus. Aku semangat, pagi-pagi sekali aku bangun dan bersiap. Aku akan mencoba cari teman sebanyak mungkin disini.

Aku gugup ketika sudah di pekarangan kampus. Aku memperhatikan sekitarku yang mulai ramai. Aku menarik napas panjang, menghembuskannya dan melangkah masuk gedung.

"Hai, kamu orang indonesia?"

Aku tertegun melihat wanita cantik, berambut sebahu, ia tersenyum padaku.

"Airin"

"Lovi" jawabku menyambut uluran tangannya.

"Ah, aku tau deh nama kamu Ailovi Ananda kan?"

"Yaa..."

"Satu-satunya nama yang menarik perhatianku" ucapnya, aku tersipu melihat senyum manisnya.

"Sebelah kamu kosong?" Tanyanya menunjuk kursi di sebelahku, aku mengangguk. Ia pun dudk disebelahku.

"Mari berteman baik lovi" ia menyenggol bahuku, kami pun tertawa.

Perkuliahanku hari ini berjalan lancar. Airin adalah teman pertamaku. Kami berbicara banyak hal. Airin mengajakku untuk singgah ke apartnya. Aku setuju.

"Ini apart kamu?" Tanyaku takjub. Apart ini luas sekali jika hanya untuk hidup sendiri. Aku memperhatikan sekeliling apartnya, ada satu-satunya foto yang terletak di sebelah TV.

"Papaku" kata airin, ia memberiku minuman kaleng.

"Aku tinggal berdua sama papa, kami hanya hidup berdua setelah mama pergi" jelasnya. Aku mengangguk dan tak bertanya, karena topiknya sensitif.

Melihat apart ini aku yakin airin adalah orang kaya seperti tesa. Namun melihat apartnya akankah ia lebih kaya dari tesa?, atau dia emang gaya hidupnya seperti ini.

I Get Tachycardia When I'm With you (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang