Aksa Bumantara
Dimana, Zi?
Gue masih di perjalanan, mampir berteduh dulu karena hujan
Lo udah di tempat?Zania Aluna
Mampir juga, kan sama-sama hujan (ㄒoㄒ)
Tapi gue udah deket sihAksa Bumantara
Jangan jalan dulu kalo hujannya belom berenti ya
Lo sendirian kan?
Bawa jas hujan nggak?Zania Aluna
Sama Alina kok.
Gabawa, tp aman amanAksa Bumantara
Okey. Ntar gue kabarin kalo udah jalan. Lo juga ya_____
Pemandangan pantai dari ketinggian kurang dari tujuh meter itu tampak syahdu. Ombak yang bergulung-gulung. Suara deburan yang keras. Langit biru yang mendukung. Serta angin yang menampar permukaan kulit dengan lembut. Dari tempat setinggi ini, pemandangan tersebut terasa menyenangkan, dan mewah. Dan sederhana juga.
Di salah satu meja, ada tiga manusia yang sedang asyik mengobrol banyak hal. Seolah sedang membayar semua pertemuan-pertemuan yang tidak pernah terjadi pasca reuni yang kesekian beberapa bulan lalu.
"Jadi lo abis ini mau langsung kerja?" Pertanyaan itu dilontarkan Alina, seraya gadis tersebut menyuap mulutnya dengan satu stick french fries.
"Iya, udah ada beberapa tempat yang gue apply CV. Tinggal nunggu dipanggil aja," jawab Aksa, yang kali ini mendapat pertanyaan. Alina tampak mengembuskan napas. "Denger lo udah mau kerja, gue jadi pengen cepet lulus juga. Capek. Gue juga nggak enak kalau mesti biarin orangtua bayar UKT terus."
"Tahun depan bisalah, ya. Lo tinggal nyusun, 'kan?"
Alina berdecak sebentar. "Si Zania nih tinggal nyusun. Gue judul aja belom ada yang keterima."
Zania yang sedang sibuk menyemil onion ring sontak mengerjap. "Draft gue belum ACC kali, Na. Gue masih ada beberapa revisi. Belum penelitiannya juga. Lama."
"Ya tapi seenggaknya udah jalan nggak, sih? Gue judul aja kayak susah banget buat diterima."
Zania tersenyum paksa kemudian. Dia berdeham sejenak, "Yang sabar. Pokoknya kalo judul lo ditolak lagi, besoknya ngajuin lagi. Sampe diterima. Jangan hari ini lo ditolak, terus lo ajuinnya bulan depan. Itu namanya menambah kemoloran waktu."
"Iya, Bu Zania, yang apa-apa harus cepet."
Bukannya tersinggung, Zania malah tertawa pelan. Keduanya memang berkuliah di kampus yang sama. Bahkan fakultas dan prodi pun sama. Administrasi Pendidikan. Dan di semester tujuh ini, keduanya tengah disibukkan dengan penyusunan skripsi setelah kemarin baru saja menyelesaikan KKN. Zania yang memang telah melaksanakan seminar proposal sebelum KKN, tinggal merevisi draftnya. Setelah itu, baru masuk ke tahap pengesahan dan membuat surat ijin untuk penelitian.
Lain Zania. Lain lagi dengan Alina. Gadis yang telah bersahabat dengan Zania sejak SMP itu bahkan belum sampai ke tahap penerimaan judul. Sudah dua kali Alina mengajukan, namun belum ada yang diterima. Membuat gadis tersebut stres berat.
"Semangat, deh, kalian. Masa gue yang begini bisa, kalian enggak?" Aksa ikut nimbrung.
"Iya, 'kan? Gue juga mikirnya gitu. Padahal dulu lo kerjanya cuma tidur di kelas. Main game. Sering mangkir dari kelas tambahan, tapi look at you. Berhasil masuk Teknik Kimia padahal lo anak IPS. Bahkan sekarang lo udah wisuda. Kayak ... nggak adil banget nggak, sih, Sa?" Alina mengatakannya dengan nada bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake Our Ineffable [Completed]
Romance"Lo mau move on, 'kan? Ya udah, tanggepin semua yang lagi deketin lo." "Nggak mau." "Nggak mau apa?" "Move on." "ZI!" ____ Zania merasa perjalanan hidupnya tidak ada yang sesuai dengan rencana. Gagal masuk Fakultas Psikologi. Gagal mendapatkan beasi...