xiv. communication

69 3 0
                                    

Akhir-akhir ini kesibukan Zania bertambah dua kali lipat dari biasanya. Skripsinya terbengkalai. Morning routine-nya pun selalu absen dia lakukan. Satu-satunya hal yang bisa membuat hari-hari Zania jadi tidak teratur, adalah kegiatannya sebagai penulis. Mbak Audrey sudah berulang kali menghubunginya untuk menanyakan sampai mana perkembangan novelnya. Bahkan perempuan itu mengatakan bahwa kalau perlu, novelnya harus bisa terbit bulan ini. Dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan.

Sebetulnya, progress novel Zania hampir rampung. Hampir mencapai klimaks dan sudah melewati konfliknya. Namun, seperti sebagian besar penulis lain, dia kesulitan menulis bagian akhir cerita. Padahal di kepalanya sudah tersusun skenario bagaimana konflik itu terselesaikan dan cerita akhirnya mencapai ending-nya.

"Kayaknya lo lagi jenuh aja, sih."

Kalimat Putra itu lolos ketika Zania baru saja mengeluarkan unek-uneknya. Pagi itu tanpa diduga, Putra datang ke rumah. Sebetulnya, pemuda itu hanya mengatakan jika dia hanya sekadar mampir sebentar sebab kebetulan melewati komplek perumahan mereka. Dan ketika mendapati sosok kakaknya ada di ruang tengah dan menghadap laptop, serta wajah kusut juga mata mirip panda, membuat Putra keheranan. Tadinya dia kira, penampilan Zania seperti itu karena skripsi.

"Nggak, deh, Tra. Gue aja yang susah mengeksekusi bagian akhirnya. Padahal kepala gue ini hampir pecah dan meledak gara-gara udah nampung skenarionya gimana. Tapi kayak ... susah aja gitu buat ngetik kata-kata yang pas."

Putra meraih satu cookies dari toples yang dihadapi Zania dan menggigit makanan itu. "Mungkin lo butuh suasana baru?"

"Maksudnya?"

"Selama ini, 'kan, lo cuma nulis di seputaran rumah sama Titik Teduh doang. Mungkin kepala lo bisa lebih agak rileks dan lancar kalau nulisnya di tempat yang berbeda."

Zania mengernyitkan kening sebentar. Dan diam-diam memikirkan kalimat adiknya itu. "Contohnya?"

"Lo, 'kan, penulis. Harusnya tau dong tempat kayak gimana yang biasanya nyaman buat nulis cerita," ujar Putra lagi. Sepersekian sekon kalimat itu sempat membuat Zania kesal sendiri.

"Iya, deh. Kayaknya gue butuh suasana baru." Yang pada akhirnya Zania menerima saja saran dari Putra. Merasa bahwa dia tidak punya pilihan lagi. Lagi pun, kata-kata adiknya itu patut dicoba, dan bisa saja dia berhasil menulis bagian akhir.

"Gue kalau lagi suntuk dan nggak ada ide juga seringnya gitu, kok. Keluar cari tempat baru yang cocok buat gambar-gambar," ujar Putra lagi. Zania hampir lupa jika pemuda itu juga seorang seniman, yang artinya tempat dapat memengaruhi kualitas karya. Mungkin saja Putra selama ini juga sering menyambangi tempat-tempat baru sebagai lokasi nyamannya dalam menemukan ide baru.

Maka, setelah kepergian Putra dari rumah, Zania langsung membereskan peralatannya di meja ruang tengah. Dia menengok jam dinding yang tergantung di atas lemari televisi. Menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.

Setelah mandi, bersiap-siap, dan pamit kepada Ibu, Zania meninggalkan rumah. Kali ini dia tidak membawa motor sendiri, melainkan memilih memesan taksi online sebab barang bawaannya lumayan berat. Ada totebag berisi laptop juga buku-buku catatan seputaran novel yang sedang digarapnya. Selain itu, Zania juga membawa sebuah goodie bag yang ditenteng. Benda berwarna cokelat itu berisi sekotak salad buah dan sebotol air mineral. Zania berniat mencari tempat yang banyak pohonnya. Kalau perlu, di tengah hutan. Itu lebih baik. Pokoknya dia butuhnya tempat yang sepi serta bersentuhan dengan langsung dengan alam.

Akhirnya, setelah berputar-putar kurang lebih setengah jam, sampailah Zania di tempat tujuan. Tempat yang secara impulsif dipilih sebab tidak mempunyai tujuan pasti. Central Park di siang hari itu lumayan sepi. Tentu saja, di hari weekday seperti ini, orang-orang sedang sibuk bekerja. Apalagi waktu beranjak tengah hari, orang-orang lebih memilih untuk istirahat di ruangan ber-AC daripada ke tempat terbuka seperti ini.

Mistake Our Ineffable [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang