Original story by. Linda Howard.
💄💄💄💄💄
Sakura tidak sabar sepanjang hari itu, menunggu masalah yang menegangkan itu berakhir, ia tidak dapat membayangkan kegelisahan yang dirasakan Hinata.
Karena jika berita ini sampai ke luar Hammerstead, tinggal menunggu waktu Naruto akan mengetahuinya.
Laki-laki itu akan membuat Hinata menderita sepanjang hidupnya.
Jadi pada dasarnya, Hinata lah yang paling akan kehilangan .
Karin sedang menjalin hubungan, tetapi setidaknya ia tidak menikah dengan jugo.
Hubungan Shion dengan utakata hanya putus nyambung, tanpa komitmen.Dari ke empatnya, Sakura-lah yang paling sedikit mendapat masalah, kalau identitas mereka terbongkar.
Ia sedang tidak menjalin hubungan dengan siapapun, sudah menyerah, dan tidak ada yang menanyainya.
Kecuali dirinya sendiri.
Ia terpaksa menghadapi ejekan, tetapi itu saja.Setelah menganalisis situasi itu dan menarik kesimpulan, ia tidak begitu mencemaskan lagi .
Perduli apa kalau ada badut kantor mencoba pamer kepintaran? Ia dapat menghadapi orang-orang konyol manapun.Suasana hatinya yang membaik berakhir begitu sampai dirumah dan mendapati BooBoo.
Yang berusaha menunjukkan betapa ia marah harus tinggal dirumah yang asing, telah mencabik-cabik salah satu bantal sofa nya.
Bulu-bulu isi bantal bertebaran di seluruh ruang tamu .
Sakura memejamkan matanya dan menghitung sampai sepuluh, lalu sampai dua puluh.
Tak ada gunanya marah-marah pada kucing ; mungkin BooBoo tak bakalan mengerti, dan tak bakalan perduli kalaupun ia mengerti.Ia hanyalah korban keadaan, seperti hal nya Sakura.
Kucing itu mendesis ketika Sakura mengulurkan tangan padanya.
Biasanya Sakura meninggalkan kucing itu sendirian kalau ia berulah .
Tetapi rasa kasihan saat itu membuatnya mengangkat BooBoo dan membenamkan jarinya ke dalam bulunya.
Memijat- minat punggungnya "kucing malang" gumamnya.
"Kau tidak tahu, apa yang sedang terjadi kan?"Mula-mula BooBoo menggeram lama-lama mendengkur.
"Bertahanlah selama empat Minggu lima hari. kau bisa berpura-pura baik padaku, selama itu, kan?" .BooBoo kelihatan seolah tidak setuju, tetapi ia tidak perduli selama Sakura memijat- mijat punggung.
Sakura membawanya ke dapur dan menyuapnya, lalu meletakkan meletakkan di lantai dengan boneka bulu tikus-tikusan untuk mainannya.Ok, kucing itu mengotori rumahnya, ia sangat gugup menanggulanginya.
Ibunya akan panik melihat kekacauan yang diakibatkan kucing kesayangannya dan akan memberikan ganti rugi, tentu saja, jadi singkatnya Sakura hanya sedikit tidak nyaman.Ia kagum dengan kesabarannya sendiri .
Ia mengambil segelas air, dan ketika ia berdiri di depan bak cuci piring, tetangganya pulang begitu melihat pontiac coklat itu, ia dapat merasakan kesabarannya mulai menyurut.
Tetapi mobil itu tidak berisik, jelas sekali laki-laki itu telah mengganti saringan knalpotnya.
Kalau tetangganya bisa berusaha, ia juga bisa. Ditutupnya saluran kemarahan dalam benaknya.Sakura memandang ke luar jendela ketika pria itu keluar dari mobil dan membuka kunci pintu dapurnya, yang menghadap ke arah Sakura.
Pria itu memakai pantalon dan kemeja putih, dengan dasi longgar tergantung di lehernya dan jas tersampir di pundaknya.
Dia tampak lelah, dan saat dia berbalik masuk rumah.
Sakura melihat pistol hitam yang besar itu tersaring di ikat pinggangnya.
Inilah pertama kalinya Sakura melihat pria itu tidak mengenakan pakaian kotor dan lusuh seperti biasanya, dan Sakura merasa agak bingung, seolah dunia telah bergeser dari sumbunya.
Mengetahui pria itu polisi dan melihatnya sebagai polisi adalah dua hal yang berbeda.
Kenyataan bahwa ia mengenakan pakaian biasa, bukannya seragam berarti dia bukan petugas patroli, tetapi paling tidak setingkat detektif.Laki-laki itu masih tetap brengsek, tetapi orang brengsek dengan tanggung jawab yang berat.
Jadi Sakura barangkali bisa sedikit memahami.
Tidak mungkin Sakura mengetahui kapan kapan laki-laki itu tidur, dengan misalnya mengetuk pintunya dan menanyainya.
Itu menyimpang dari tujuan untuk tidak mengganggu tidur dari laki-laki itu.
Sakura hanya akan memotong rumput halamannya kalau pria itu sedang tidak dirumah, titik. Itu bukan berarti Sakura takkan melabrak laki-laki berkulit badak itu, kapan saja ia mengganggu Sakura. Adil kan, tapi Sakura berusaha menjaga hubungan baik dengan tetangganya. Bagaimanapun barangkali mereka bertetangga bertahun-tahun
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. PERFECT
Fanfictionoriginal story by. Linda Howard Apa syarat-syarat pria sempurna? Itulah topik yang asik dibahas Sakura Haruno dan ketiga sahabatnya suatu malam di restoran favorit mereka : Mr. perfect haruskah tinggi tampan, penuh perhatian, dan hangat - atau hany...