delapan

172 27 0
                                    

Original story by. Linda Howard









💄💄💄💄💄

"OH," Sakura menggerutu sendiri sepanjang perjalanan ke kantor sementara mobilnya berjalan dengan kemudi otomatis, yang agak berbahaya untuk lalu lintas Detroit.

"Oh ?" Jawaban ketus macam apa itu? Kenapa ia tadi tidak mengatakan seperti "kau bermimpi buddy"  atau  "ya ampun mereka sudah membeku ketika tak kulihat, ya?" .
Ya ampun kenapa ia tidak mengatakan apa saja selain oh? Ia dapat melakukannya dengan lebih baik dari pada itu dalam tidurnya.

Tadi ia tak mengucapkan dengan nada tak perduli, seolah ia hanya menanyakan informasi dan jawabannya tidak menarik.
Tidak, suku kata sialan itu diucapkan dengan sangat lemah.
Sekarang laki-laki itu akan mengira yang perlu dilakukannya hanyalah berjalan melenggang ke rumah Sakura dan Sakura akan langsung bertekuk lutut padanya.

Bagian yang terburuk dari semuanya adalah barangkali Sasuke benar.
Tidak.....tidak......tidak.....tidak.....tidak..... tidak   .

Ia tidak pernah iseng melakukannya, dan ia tidak pernah berhasil dalam hal hubungan cinta yang serius sehingga sangat perduli dengan hal seperti ini.
Apalagi kalau sekarang ia akan mencobanya dengan tetangga sebelah rumah, yang kemarin____atau kemarin dulu? _____ masih dianggap "si brengsek" .

Ia bahkan tidak menyukai pria itu. Yah, tidak begitu suka.
Ia memang mengagumi cara Sasuke membekuk pemabuk itu .
Kadang-kadang hanya tindakan kasarlah satu-satunya respon yang memuaskan.
Ia sangat puas melihat pemabuk, di pukul hingga terjerembab ke tanah dan ditundukkan semudah menundukkan anak kecil.

Adakah diri Sasuke yang lain yang disukainya selain tubuhnya ____ yang merupakan anugrah ___ dan kemampuan menundukkan pemabuk? Ia berpikir sejenak.

Ada sesuatu yang juga menarik pada lelaki yang memlitur lemarinya, meskipun Sakura tidak dapat menyebutnya dengan tepat, sentuhan ke rumah tanggaan, mungkin? Sasuke pasti membutuhkan sesuatu untuk mengimbangi gayanya yang petentengan dan agresif itu.
Tapi Sasuke tidak petentengan dengan pistol sebesar hair dryer yang bergantung di ikat pinggangnya.

Sejauh mengenai kejantanan jelas Sasuke lebih unggul ____ ia tak membutuhkan simbol lagi dengan modal yang sudah dipunyainya........

Sakura mencengkeram kemudi,  berusaha mengendalikan napasnya.
Ia menghidupkan AC,  dan mengatur letak lubangnya agar udara dingin menghembus ke wajahnya.
Puncak payudaranya terasa menegang, dan ia tahu kalau diperiksa, pasti sedang berdiri tegak bagai sepasang prajurit kecil.

Ok, apa yang dihadapinya sekarang adalah masalah besar, rasa suka faktanya ada, dan ia harus menghadapinya, itu berarti ia harus bersikap dewasa, waras, pintar serta sesegera mungkin  minum pil kontrasepsi.
Ia sudah hampir mendapatkan menstruasi. .,.....bagus.

Jadi ia bisa segera mulai minum pil-pil itu. Tapi bukan berarti ia akan memberitahu Sasuke.
Pil-pil itu hanya untuk berjaga- jaga kalau-kalau hormonnya mengalahkan otaknya.
Tindakan bodoh seperti itu belum pernah terjadi, sampai ia  begitu terpengaruh melihat bagian tubuh lelaki yang mencuat.

Apa sih yang salah dengan dirinya? Tanyanya dengan gemas dalam hati.
Ia sudah pernah lihat bagian-bagian yang mencuat sebelumnya.

Harus diakui Sasuke memang sangat menarik.
Tetapi bagai perempuan yang penuh ingin tahu di college Sakura membolak balikan majalah playboy, jadi ia sudah pernah melihat yang lebih besar.
Disamping itu selama mereka membahas tentang bagaimana Mr. Perfect .
Mereka yang membahas seberapa besar alat vital yang harus di milikinya.
Sebenarnya alat vital nyaris tak sepenting laki-laki yang dimilikinya.

Mr. perfect ingatan itu tiba-tiba kembali dan bagai menampar mukanya.
Sialan, bagaimana aku lupa?.
Seperti sebelumnya ketika ia melupakan Sasuke dan Mr. Happy nya karena pikirannya dipenuhi siaran berita konyol itu.
Sebagai peringatan, kedua hal itu menduduki peringkat tinggi setara dengan, yah........ kalau rumahnya terbakar habis.

MR. PERFECT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang