Original story by. Linda Howard
❤️❤️❤️❤️❤️
Sakura sudah menangis begitu banyak sehingga matanya bengkak dan nyaris terpejam Sasuke hanya memeluk nya sejak ia menangis, parkir didepan Hammerstead.
Lalu ketika Sakura mulai sanggup mengendalikan diri sedikit, Sasuke bertanya "kau bisa makan sesuatu?" .Sakura menggeleng "tidak" suaranya berat.
"Aku harus memberitahu Shion........ dan Hinata ____" ."Belum sayang, begitu kau memberitahu mereka, berita ini akan langsung tersebar ke seluruh gedung. Lalu akan ada yang menelpon koran atau radio atau stasiun televisi, dan berita ini akan langsung disiarkan. Keluarganya belum diberitahu, dan jangan sampai mereka mendengarnya dari cara seperti itu" .
"Dia tidak punya banyak keluarga" Sakura menarik keluar tisu dari tas nya, lalu menyeka matanya dan membersihkan hidungnya.
"Dia punya saudara perempuan di Saginaw, dan kupikir bibi dan paman yang sudah tua di Florida, cuma itu yang pernah disebutnya" ."Tahukah kau nama saudaranya?" .
"Cheryl, aku tak tahu nama belakangnya" .
"Mungkin ada dibuku nama alamat dirumahnya, akan kuminta mereka mencari Cheryl di Saginaw" .
Sasuke menghubungi sebuah nomor dalam ponselnya dan berbicara pelan entah dengan siapa yang menjawab diujung sana.
Memberikan informasi tentang saudara Karin."Aku harus pulang" kata Sakura, tatapannya menerawang melewati kaca depan, tangannya meraih gagang pintu, terapi Sasuke menghentikannya, menahannya tetap ditempat dengan memegang lengan kuat-kuat.
"Kau tak boleh mengemudi sekarang" katanya.
"Kalau ingin pulang, aku akan mengantarmu" .
"Tapi mobilku" .
"Takkan kemana-mana, tempat ini aman. Kalau kau ingin pergi kemana-mana aku akan mengantarmu" .
"Tapi kau mungkin harus pergi" .
"Akan ku atasi" kata Sasuke. "Kau tidak boleh mengemudi" .
Kalau Sakura tidak begitu terguncang, ia sudah akan berdebat dengan Sasuke, tetapi air matanya keluar lagi dan ia tahu ia tidak bisa melihat dengan jelas apabila mengemudi. Ia juga tidak bisa masuk kembali ke ruangan kerjanya.
Ia tidak sanggup berhadapan dengan siapapun saat ini, tidak sanggup menjawab pertanyaan - pertanyaan yang tak terhindarkan tanpa menangis.
"Aku harus memberitahu orang-orang kantor, aku akan pulang" ."Sanggup kah kau, atau kau ingin aku yang melakukannya?" .
"Aku bisa" sahut Sakura, suaranya bergetar.
"Tapi......bukan sekarang" ."Oke. Pasang sabuk pengamanmu" .
Dengan patuh Sakura memakai sabuk pengaman dan duduk mematung ketika Sasuke menghidupkan mobilnya dan mulai memasuki lalulintas jalan bebas hambatan. Sasuke mengemudi dengan membisu, tidak mengusik Sakura yang sedang sedih dan berusaha menerima kenyataan bahwa Karin telah pergi" .
"Kau_____kau pikir Jugo yang melakukannya , kan?" ..
"Dia akan ditanyai?" Sahut Sasuke netral. Saat ini, Brick adalah tersangka utama, namun harus didukung bukti-bukti. Bahkan kalaupun sudah tidak diragukan lagi, harus selalu diwaspadai bahwa kebenaran mungkin hanya sekian persen.
Siapa tahu? Barangkali ternyata Ms. Uzumaki sudah berkencan dengan orang lain juga.Sakura mulai menangis lagi. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan membungkuk, bahunya berguncang.
"Aku tak percaya ini terjadi" katanya ditengah Isak tangisnya, lalu bertanya-tanya sendiri berapa juta orang lain yang mengatakan hal yang sama ketika sedang menghadapi krisis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. PERFECT
Fanfictionoriginal story by. Linda Howard Apa syarat-syarat pria sempurna? Itulah topik yang asik dibahas Sakura Haruno dan ketiga sahabatnya suatu malam di restoran favorit mereka : Mr. perfect haruskah tinggi tampan, penuh perhatian, dan hangat - atau hany...