Original story by. Linda HowardKeesokan paginya Sakura merenung murung, bagaikan ada pedang Damocles tergantung di atas kepalanya, belum dijatuhkan tapi ia tahu pasti.
"Kapan" - nya tergantung pada berapa lama waktu yang dibutuhkan Terumi untuk membuka rahasia daftar yang telah didapatnya dari Karin.
Begitu identitas Karin diketahui.
Barangkali mereka semua juga mulai mengenakan tanda yang berbunyi "aku bersalah" .Hinata yang malang sakit karena cemas, dan jika sakura sudah menikah dengan Naruto Namikaze, mungkin ia juga akan begitu.
Bagaimana sesuatu yang gurauan semata diantara ke_empat orang sahabat itu, bisa berubah menjadi sesuatu yang dapat meretakkan perkawinan? .Sakura tidak bisa tidur nyenyak lagi, ia sudah minum aspirin lebih banyak untuk otot-ototnya yang sakit, berendam air hangat, dan menjelang berangkat tidur ia merasa jauh lebih nyaman.
Kejengkelan pada artikel sial itu membuatnya tetap terjaga hingga melewati waktu tidur biasanya.
Dan terbangun sebelum fajar.
Ia benar-benar takut melihat koran pagi.
Dari pada berangkat kerja ia lebih suka berkelahi dengan pemabuk lagi, di atas kerikil bertebaran.Ia minum kopi dan menatap langit yang semakin terang.
Rupanya BooBoo sudah memaafkan Sakura yang membangunnya lagi, karena kucing itu duduk disamping Sakura sambil menjilati kakinya dan mendengkur ketika Sakura menggaruk telinganya.Apa yang terjadi berikutnya bukan salah Sakura. Ia sedang berdiri didepan bak cuci untuk mencuci cangkirnya ketika lampu dapur dirumah seberang nyala dan Sasuke berjalan masuk.
Nafas Sakura berhenti, paru-parunya mengembang dan ia berhenti bernafas.
"Aku sedang beruntung" desahannya, sambil berusaha menarik nafas.Ia sedang melihat Sasuke lebih dari apa yang dibayangkan; semuanya sungguh.
Laki-laki itu berdiri didepan kulkas tanpa mengenakan sehelai benang pun, memutar tutup botol dan membawa botol ke mulutnya sambil membalikkan badan.Sakura langsung melupakan pantat Sasuke.
Lelaki itu tampak lebih memukau dari depan, daripada dari belakang.
Dan itu ada artinya, karena pantatnya saja sangat indah, lelaki itu menggairahkan."Ya ampun BooBoo" desahannya.
"Lihat itu" Sasuke ternyata luar biasa indah secara keseluruhan dia jangkung, pinggangnya ramping, berotot.
Sakura mengalihkan pandangannya ke atas sedikit dan melihat dada laki-laki itu berbulu indah, Sakura sudah tahu wajah Sasuke memang tampan, walau sedikit kasar.
Mata hitam yang seksi, gigi putih, dan tawa yang bagus dan menggairahkan.Sakura menekan dadanya, jantungnya bukan hanya berdebar-debar, tetapi menggedor- gedor tulang dadanya.
Bagian-bagian lain tubuhnya ikut bergairah. Sekejap muncul pikiran sinting, ia membayangkan dirinya bergegas menawarkan diri menjadi teman tidur Sasuke.Tak perduli akan kegemparan dalam diri Sakura, juga akan pemandangan yang menakjubkan diseberang.
BooBoo terus menjilati kakinya.
Yang lebih penting baginya penyebab dari kegemparan itu sendiri.Sakura mencengkeram bak cuci agar tidak merosot lemas di lantai.
Bagus juga ia sedang berpantang laki-laki, kalau tidak ia sudah berlari melintasi dua jalur masuk dan langsung menuju pintu dapur Sasuke.
Namun berpantang laki-laki atau tidak, ia masih menghargai seni.
Dan tetangganya adalah karya seni, bisa di kategorikan diantara patung Yunani
klasik dan bintang porno.Meskipun tidak suka Sakura harus memberitahu Sasuke agar menutup tirai nya.
Itu kewajiban sebagai tetangga, bukan? Ia menggapai-gapai meraih pesawat telpon.
karena tidak ingin ketinggalan pertunjukan itu sekejap pun, kau ia mengalihkan pandangannya.
Bukan saja tidak tahu nomor Sasuke, ia bahkan tidak tahu nama belakang laki-laki itu.
Tetangga macam apa ini. Sudah dua setengah Minggu ia tinggal disini tapi masih belum memperkenalkan diri pada Sasuke.
Walaupun Sebagai polisi lelaki itu pasti sudah mengetahui nama Sakura.
Tentu saja, Sasuke pasti merasa tidak perlu tergesa-gesa memperkenalkan diri.
Kalau bukan karena Mrs. Kulavich, Sakura tidak akan pernah tahu nama depan Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. PERFECT
Fanficoriginal story by. Linda Howard Apa syarat-syarat pria sempurna? Itulah topik yang asik dibahas Sakura Haruno dan ketiga sahabatnya suatu malam di restoran favorit mereka : Mr. perfect haruskah tinggi tampan, penuh perhatian, dan hangat - atau hany...