Empat belas

164 22 1
                                    

Original story by. Linda Howard


🩰🩰🩰🩰🩰🩰

"Ok" kata Karin setelah kopi dan makanan yang dipesan dihidangkan
Di restoran tempat mereka berhenti untuk sarapan.
"Ceritakan pada kami tentang Naruto" .

"Tak banyak yang bisa diceritakan" jawab Hinata, sambil mengangkat bahu.

"Dia sudah dirumah ketika aku pulang kemarin, dia mulai dengan meminta aku menjauhi teman-temanku__khususnya tiga orang, dan tebak siapa mereka, aku balas dengan meminta dia menjauhi salah satu temannya untuk setiap temanku yang harus kujauhi. Lalu___ ku kira intuisi perempuan, sehingga aku bertanya -tanya, apakah memang dia sudah sedemikian dingin selama dua tahun ini gara-gara perempuan lain" .

"Kenapa sih dia?" Tanya Shion marah.
"Apa dia tak sadar betapa beruntungnya dia punya kau?"  Hinata tersenyum.

"Terima kasih buat dukungannya, aku tak menyerah. Mungkin kami masih bisa mengatasi ini, tapi aku takkan membiarkannya, menghancurkan ku kalau kamu tidak hancur. tadi malam aku berpikir keras, dan ini bukan kesalahan Naruto sepenuhnya. Aku tidak lebih sempurna dari dia" .

"Kau belum pernah berselingkuh dengan laki-laki lain" kata Sakura ketus.

"Aku tidak bilang setara dalam kesalahan, kalau dia tertarik menjaga kelangsungan pernikahan kami, banyak hal yang harus kuperbaiki juga" .

"Seperti apa?" Kata Karin.

"Oh........selama ini aku menjaga sikap, tapi aku belum melakukan usaha khusus untuk menarik perhatiannya. Aku juga selalu menuruti apapun yang dikatakannya untuk membuatnya senang. Memang, kelihatannya itu bagus buat dia, tapi jika dia menginginkan pasangan yang setara, pasti itu menjengkelkan. Kuberitahu kalian apa yang biasanya aku lakukan padanya, tapi sekarang aku merasa seakan telah menyembunyikan bagian - bagian yang menarik pada diriku darinya. Dia kuberi koki dan tukang bersih-bersih rumah, bukannya kekasih dan pasangan. Itu tidak bagus untuk pernikahan, tak heran dia bisa berpaling" .

"Tahukah kau itu   khas sekali?" Nadanya diikuti kemarahan.
"Apapun yang terjadi perempuan selalu disalahkan" ia mengaduk-aduk kopinya.
Memelototi isi cangkirnya.
"Aku tahu, aku tahu, kadang-kadang kita memang salah, tapi aku tak suka salah, sialan" .

"Dua puluh lima sen" kata ketiga temannya serentak.
Sakura merogoh tasnya untuk mengambil recehan, namun hanya berhasil menemukan 46 sen. Ia meletakkan uang satu dollar dimeja sebagai gantinya.
"Salah satu dari kalian bisa memberikan kembalian, kan? Aku perlu punya persediaan recehan lagi nih, Sasuke bikin aku bangkrut" .

Sejenak ketiganya terdiam, memandanginya, akhirnya Shion bertanya dengan lembut, "Sasuke? Sasuke siapa?" .

"Itu, Sasuke...... tetanggaku" .

Karin mengerutkan bibirnya, "apakah ini tetangga yang sama dengan yang ternyata polisi tapi yang berkali-kali kau gambarkan sebagai bajingan, pemabuk, pengedar narkoba, anak jalang yang keji dan menjijikkan, raksasa yang tak pernah bercukur atau mandi di abad milenium ini___" .

"Ok...ok....." Kata Sakura.
"Ya, orang yang sama" .

"Dan sekarang kau menyebut nama depannya?" Tanya Hinata tercengang.

Muka Sakura memanas " begitulah" .

"ya ampun" mata Shion terbelalak. "Dia tersipu-sipu" .

"Ini mengerikan" kata Karin, dan ketiga pasang mata itu mengerjap keheranan.

Sakura begerak gelisah di kursinya, mukanya malahan jadi semakin panas.
"Bukan salahku" dalihnya membela diri.
"Dia punya pick up four-wheel-drive" .

MR. PERFECT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang