Chapter 11

2.6K 172 37
                                    

Happy reading (⁠๑⁠'⁠•⁠.̫⁠ ⁠•⁠ ⁠'⁠๑⁠)





Seorang pria memakai pakaian santai dengan jaket besar yang bertengger di kedua bahunya sedang duduk di sofa, menunggu sesuatu, bahkan raut wajahnya terlihat gugup. Entah apa yang membuat orang itu tampak gelisah.

Setelah menunggu cukup lama di sana, akhirnya seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

" Hajime Isayama? " tanyanya pelan

" Ya, itu saya. Etto ... Bagaimana? "

" Mangamu telah disetujui untuk dijadikan film. Meskipun mangamu belum selesai sepenuhnya, itu bukan masalah besar, kami sudah mempertimbangkannya dengan matang."

Mendengar perkataannya seketika aura kebahagiaan terpancar di wajah Hajime. Ia membungkukkan setengah badannya berulangkali sebagai tanda terimakasih.

" Terimakasih... terimakasih banyak. Saya merasa bahagia mendengar kabar ini, saya kira, manga saya tidak akan pernah dibuatkan film."

" Hahaha dan ternyata berbeda dari pemikiranmu bukan? Baiklah, beberapa hari ke depan kami akan segera menyiapkan aktor pemainnya."

Hajime mengangguk senang, tapi sebelum pulang ia teringat akan sesuatu.

" Saya memiliki rekomendasi seseorang yang cocok untuk memainkan pemeran utama. Tapi saya tidak yakin apakah dia setuju apa tidak dengan tawaran yang saya berikan."

Pria di depannya tersenyum, " Kalau begitu bujuklah dia supaya mau bermain peran itu."

" A-ah baiklah tuan saya akan membujuknya."

-

-

-

" Lihat Eren, kau di manga ini terlihat sangat lucu dan kekanak-kanakan." ucap Levi, ia duduk di sofa, di sebelah Eren sembari membaca sebuah manga.

Manga milik Hajime telah dirilis beberapa hari yang lalu. Awalnya Eren tidak tahu, tapi setelah Hajime mengabarinya ia langsung memesan manga tersebut untuk dibaca. Rasa bangga tentu saja memenuhi dirinya ketika manga tersebut sesuai dengan ekspektasinya.

Bahkan Eren sempat menggoda mati-matian Levi, karena di manga itu, dia tampak begitu keren dan dingin.

" Kenapa di sini aku menendangmu?! " pekik Levi setelah membaca part selanjutnya.

Perhatian Eren segera beralih padanya, sejujurnya dirinya belum membaca sampai part itu. Jadi ia penasaran.

Saat melihat dimana wajahnya tertendang oleh kaki Levi hingga giginya copot pun membuat wajah Eren seketika pucat. Mata hijaunya melirik kearah Levi yang merasa kasihan padanya.

" Apa kau akan melakukan hal itu kepadaku? " tanya Eren takut

Levi melebarkan matanya, " Bagaimana bisa! Aku tidak mungkin melakukan itu kepadamu! "

" Baguslah. Aku takut jika kau akan menirunya di masa mendatang." ucap Eren sembari menggaruk kepalanya.

" Huh, ada-ada saja. " Levi mulai membaca lagi dengan sangat serius. Sesekali decakan kesal tercipta di bibir kecilnya.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang