Chapter 3

2.7K 205 16
                                    

Happy reading (⁠/⁠^⁠-⁠^⁠(⁠^⁠ ⁠^⁠*⁠)⁠/



Carla sedaritadi mondar-mandir di depan pintu rumahnya. Jam telah menunjukkan pukul dua belas siang, seharusnya di jam segitu Eren sudah pulang ke rumah dan makan siang. Namun, kali ini putranya sama sekali belum datang. Tentu saja sangat membuatnya kalut.

Tok tok tok

" Ibu! Buka pintunya! "

" Hah?! Itu pasti Eren." gumam Carla seraya membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

Helaan nafas lega keluar darinya setelah menyaksikan putranya berdiri di depannya sambil meringis lebar tanpa dosa. Carla berkacak pinggang, ia memasang wajah garang yang membuat senyuman Eren menghilang.

" Darimana saja kau Eren? "

" Tentu saja sekolah. Kenapa ibu masih bertanya hal yang sudah biasa? "

" Kau bohong. Ibu tadi sudah menelepon gurumu dan mereka bilang kau tidak ada di sekolah sejak pagi. Kemana saja kau Eren, bukankah ibu sudah bilang untuk berangkat ke sekolah bukannya keluyuran tidak jelas." ucap Carla marah

Eren menyatukan telapak tangannya di atas kepala.

" Aku tidak akan mengulanginya lagi! Aku berjanji! Aku tadi terlambat naik bus ibu."

" Ibu bosan mendengar alasan yang sama."

" Kalau begitu, bagaimana dengan alasan satu ini."

" Huh? "

Eren menyeringai melihat ibunya yang kebingungan. Ia berlari menuju pagar rumah, berbisik kepada Levi agar dia tidak malu. Alis Carla terangkat ketika Eren membawa seorang bocah bersurai raven ke hadapannya. Ia menunggu penjelasan putranya.

" Begini bu, aku tadi tidak sengaja menemukan Levi di gang sempit. Jadi aku menolongnya dan mengajaknya bermain di wahana agar tidak sedih lagi. "

Netra emerald Carla bergulir kearah bocah raven yang terlihat malu-malu.

" Lalu? "

" Lalu aku ingin ibu mengadopsi Levi menjadi bagian keluarga kami. Levi tidak memiliki siapa-siapa lagi...aku tidak bisa meninggalkan Levi begitu saja." ucap Eren, mengeratkan gandengan tangannya. Membuat Levi spontan menoleh kearahnya.

Carla mendekati si raven. Kedua tangannya menangkup wajahnya dan mengamati ekspresi Levi cukup lama yang membuat sang empu merasa gugup. Keduanya terkejut saat mendengar isak tangis Carla.

" Ibu?! " pekik Eren khawatir

" Huaaaa kenapa dunia ini terlalu kejam padamu nak. Siapa tadi namamu? "

" Levi." jawab Levi lirih

" Hiks ibu tidak menyangka ternyata masih ada anak-anak seusiamu yang terlantar. Ibu merasa sedih mendengarnya, baiklah hiks ibu akan mengangkatmu sebagai anak ibu, Levi."

Deg

Kedua mata sapphire membulat tak percaya. Ia seperti melihat percikan cahaya di sekitar penglihatannya. Di sebelahnya Eren tersenyum hangat melihat keduanya.

-

-

-

Satu hari kemudian...

" Levi sebelumnya kau kan tidur di kamarku. Nah sekarang kau memiliki kamarmu sendiri, di sini." ucap Eren bahagia sambil menunjuk pintu cokelat di depannya.

" Dan di sebelah kamarmu adalah kamarku. Jadi, jika kau merasa bosan kau bisa mengunjungi kamarku."

Levi mengangguk mengerti lalu mengikuti langkah Eren memasuki ruangan yang akan menjadi kamarnya. Bocah brunette itu menarik Levi agar duduk di kasurnya, kemudian ia dengan penuh semangat menunjukkan lemari pakaian yang terdapat beberapa pakaian berukuran pas.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang