Chapter 14

2.4K 150 25
                                    

Happy reading (⁠*⁠ノ⁠・⁠ω⁠・⁠)⁠ノ⁠♫








Derap langkah kaki tergesa-gesa menggema di sepanjang lorong rumah sakit. Lalu berhenti di salah satu pintu yang menampilkan dua orang berjas putih.

" Bagaimana keadaan ayah ibuku, dok! " ucap Eren to the point.

" Apakah anda salah satu anggota keluarga tersebut? " tanya sang dokter

" Ya! Cepat katakan bagaimana kondisi ayah ibuku? " Eren mengabaikan Levi yang mencoba menenangkannya dengan cara mengelus lengannya.

Sang dokter menghela nafas pelan. Melihat itu sudah dipastikan bukan kabar baik yang akan terucap. Benar saja saat dokter itu berucap, Eren langsung mendorongnya agar ia bisa masuk ke dalam.

" Maaf Tuan, nyawa ayah anda tidak berhasil diselamatkan akan tetapi ibu anda masih menunjukkan kesadarannya."

Eren bergegas masuk ke dalam ruangan dengan mata berkaca-kaca, Levi juga tak jauh berbeda darinya. Mereka berdua berdiri di tengah-tengah antara ranjang Grisha dan Carla. Monitor yang terhubung pada Grisha telah menunjukkan garis lurus, mengartikan bahwa dia telah tiada. Levi menelusupkan jemarinya ke jemari Grisha lalu menangis dalam diam di tangannya.

Sedangkan monitor yang terhubung dengan Carla masih menunjukkan garis bergelombang, meskipun hanya kecil. Eren mendekatinya lalu mengelus rambut ibunya pelan dan tersenyum lembut.

" Ibu ... "

Carla membuka matanya sayu. Senyuman tipis terlukis di wajah  pucatnya yang terhalangi oleh alat bantu oksigen.

" Eren Levi, bagaimana kabar kalian? " tanyanya lirih

" Aku dan Levi baik-baik saja bu ... Aku baik-baik saja." ucap Eren, ia mati-matian menahan tangisnya dihadapan sang ibu.

Mendengar suara Carla membuat Levi langsung mendekatinya. Nafas Levi tercekat begitu bertatapan dengannya, Levi bergegas mengambil tangan Carla lalu merematnya erat.

" Ibu ... Mengapa ini harus terjadi."

Carla tersenyum seraya melihat Levi dengan tatapan tulus. Kemudian tatapannya beralih kearah putranya, air berwarna bening mengalir begitu saja dari matanya.

" Ibu ingin sekali melihat kalian berdua menikah dan memiliki seorang anak. Ibu tidak ingin putraku berakhir dengan orang lain selain Levi ... " ucap Carla parau

Eren segera menunjukkan tangannya dan tangan Levi yang telah tersemat sebuah cincin perak. Carla membulatkan kedua matanya, tak menyangka hal ini terjadi, Carla menangis dengan haru. Tangisannya membuat Eren dan Levi tidak rela kehilangannya.

" Aku dan Levi telah bertunangan ibu, maaf aku tidak memberitahumu lebih awal karena kami berencana akan memberitahu hal ini tepat setelah ayah dan ibu kembali." ucap Eren getir

Tangisan Carla semakin menjadi-jadi ketika ia mengambil tangan Eren dan milik Levi. Kemudian menyatukannya tepat di kedua matanya. Eren dan Levi tersenyum lebar saling menatap satu sama lain, masih dengan sudut mata yang memerah.

" Aku mencintai Levi ... Aku akan menikahinya. Aku akan menjadikan Levi istriku, milikku seutuhnya. Hanya milikku, Levi hanya aku yang memiliki. "

Levi mengusap air matanya menggunakan tangan satunya.

" Aku juga sangat mencintai Eren dan aku bersedia menikahinya, menjadi istrinya, menjadi pendamping hidupnya selamanya."

Carla memejamkan matanya erat-erat. Senyuman lega tampak terpampang jelas di wajahnya. Hatinya berseri-seri mendengarnya. Carla membuka matanya, senyumannya juga melemah bersamaan dengan bunyi monitor yang menunjukkan melemahnya detak jantung. Eren bersiap untuk memanggil suster tetapi Carla melarangnya.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang