Chapter 42

837 45 11
                                    

Happy reading ┏⁠(⁠^⁠0⁠^⁠)⁠┛







" Eren..." lirih Levi saat perutnya terasa keram, ia memeluk lengan kekar Eren yang tidur di sebelahnya.

Pergerakannya rupanya membuat sang empu membuka mata. Eren menggeser tubuhnya lalu mengusap pipi Levi dengan lembut seraya menatapnya meskipun masih mengantuk.

" Kau kenapa?"

" Perutku keram aku tidak bisa tidur." rintihnya, tangan mungilnya memegang perutnya yang bunting.

" Ssstt..aku akan menyembuhkanmu." Eren mengelus lembut perutnya dan tangan satunya memijat punggung belakangnya. Berharap cara itu dapat menenangkan sakit sang istri.

Levi mulai memejamkan matanya menikmati pijatan-pijatan yang diberikan oleh Eren. Ia melingkarkan lengannya di tubuh sang suami, dengan begini rasanya bertambah hangat dan nyaman.

" Bagaimana? Mulai baikan?"

" Lumayan..."

" Eren..." panggilnya lembut

" Apa yang kau butuhkan?" Eren beranjak mengecup hidungnya.

" Aku lapar ingin makan mie ramen instan."

" Ramen instan?! Tidak baik makan mie di malam hari sayang."

Levi menggerucutkan bibirnya lalu memukul dada pria brunette.

" Sudah kubilang aku ingin makan mie ramen!" teriakannya membuat Eren reflek menoleh ke box bayi, bernafas lega Arthur tidak bangun karenanya.

" Baiklah-baiklah akan ku buatkan."

" Terimakasih anata!"

Hanya ditinggal dua menit saja rasanya Levi sangat tak tahan. Ia melepaskan gigitannya dari guling kemudian menatap pintu untuk yang ke sekian kalinya. Ia berdecak sebal karena Eren masih belum datang, terpaksa ia turun dari ranjang untuk pergi ke dapur.

Eren asyik menyenandungkan lagu sambil menuangkan air panas ke dalam cup ramen instan. Produk mie ramen yang diiklankan oleh Naruto menjadi mie paling terkenal se-Jepang. Bahkan Levi saja sampai ketagihan hingga dirinya kalah telak tidak bisa menghabiskan ramen sebanyak istrinya. Sejak kapan istrinya itu menyukai ramen?

" Eren! Belikan aku ramen yang ada di tv itu."

" Ah maksudmu ramen instan Naruto?"

" Mn aku ingin anak kita seperti Naruto." ucapnya seraya memegang perutnya. Membuat Eren sempat sweatdrop.

" S-sejak kapan kau menjadi fans Naruto? Seharusnya kan aku yang heboh." Eren menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal.

" Pokoknya belikan ramen itu sekarang juga Eren!"

" Ha'i..!!!"

Eren terkekeh geli mengingatnya. Tubuhnya menegang hebat merasakan kedua tangan melingkari perutnya. Seketika ia sadar jika dirinya masih telanjang bulat. Ah bukan itu yang harus diperhatikan! Emeraldnya bergulir ke samping menatap Levi yang memeluknya dari belakang.

" Kau lama sekali."

" Hahaha maafkan aku, tadi aku memanaskan air terlebih dahulu." Eren mengelus telapak tangannya lembut lalu menutup cup ramen agar cepat matang.

Ia berbalik badan, memeluk tubuh mungil istrinya dengan lembut meskipun tidak terlalu menempel karena terhalang oleh perut besarnya. Diam-diam tangan kiri Levi menggesek abs sang suami membuat sang empu menyeringai mesum.

" Tidak sekalian turun ke bawah..."

BLUSH

Levi reflek memukul dadanya, sorot matanya tertuju ke bawah. Helaan nafas keluar, kebiasaan suaminya ini benar-benar berbahaya. Bagaimana jika Hitch tak sengaja melihatnya. Huh mungkin Levi akan merasa cemburu karena ada orang lain yang melihat aset besar suaminya.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang