Happy reading (・ัω・ั)
" Levi nanti malam kau mau pergi denganku tidak? "
Pria berambut raven yang sibuk berbicara dengan Nifa pun reflek menoleh ke belakang. Dahinya mengernyit heran melihat Zeke meringis kearahnya seperti pria mesum.
" Apa katamu? Ulangi sekali lagi."
" Aku bilang nanti malam maukah kau pergi denganku? Ke mall atau ke tempat yang ingin kau kunjungi."
" Bodoh, aku menolak." Nifa terkekeh geli mendengar balasan si raven apalagi melihat ekspresi terkejut pria pirang berjenggot itu.
" Kenapa menolaknya?!! "
" Seharusnya kau tahu aku sudah bersuami."
Zeke menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, " Tapi aku lihat-lihat kalian sedang bertengkar. Dinginkan kepalamu sebentar dengan cara berlibur bersamaku."
" Tidak mau." balas Levi datar, ia berjalan menjauhinya.
" Susah sekali mengajakmu. Aku penasaran bagaimana Eren bisa mendapatkan pria sedingin dirimu."
Levi mengendikan bahunya tak peduli. Seorang staff mendekatinya dan menyuruhnya untuk bergegas ke lokasi syuting. Di sana sudah ada banyak para aktor yang siap di tempat, ah benar juga di adegan ini nanti dirinya harus memukul suaminya sendiri. Levi menghela nafasnya, tidak yakin apakah ia tega memukulnya.
Sang sutradara menyuruhnya berdiri ke tempat yang ditunjuk. Ia pun menurut, setelah itu membiarkan sang penata rias memberikan darah palsu di sekitar wajahnya. Si raven melihat Eren, mereka berdua saling menatap. Eren tersenyum kecil seraya menganggukkan kepalanya.
" Levi ... Mari kita lakukan yang terbaik."
" Huh! " Levi reflek membuang muka.
Eren mengeluarkan helaan nafas berat. Tangannya menggaruk-garuk rambutnya, merasa sedih menyaksikan sikap istrinya yang terlalu dingin padanya. Sutradara mengecek setiap kamera yang terpasang, setelah semuanya sesuai dengan yang direncanakan. Pria itu pun memberi aba-aba para pemain agar bersiap di posisi masing-masing.
" Posisi ... Siap ... Action! "
Perlahan Levi memberikan sekotak yang berisi suntikan titan serum kepada pria brunette. Namun tiba-tiba Floch datang seraya membawa Erwin yang telah tiada. Mengetahui sang komandannya sendiri terbunuh tentunya membuat Levi linglung dan shock. Jika dia mati lalu siapa yang akan memimpin survey corps dalam menghadapi titan di luar tembok, siapa yang akan bertanggungjawab atas survey corps. Tidak mungkin dirinya mempercayakan semuanya kepada seorang yang belum berpengalaman di hadapannya ini.
Levi lalu menarik tangannya kembali kala merasa ragu, ternyata hal itu membuat Eren marah dan mencoba merebutnya.
" Heichou apa yang kau lakukan, berikan padaku! "
Oke, ini waktunya adegan tinjunya. Levi bersiap-siap melayangkan tinjunya kearah wajah Eren. Melayangkan tangannya dengan kecepatan tinggi, dan tuk! kepalan tangan Levi hanya menyentuh pelan pipi Eren. Suasana seketika menghening.
" Cutt!! "
Semua aktor yang ada di tempat reflek melihat kearahnya. Eren menahan tawanya melihat Levi menyadari kesalahannya. Ia menangkap tangan Levi yang ada di pipinya lalu mengelusnya pelan sebelum sang sutradara menasehati istrinya.
" Levi ... Aish bukan seperti itu caranya kau memukul Eren. Kau harus berpura-pura seperti benar-benar sedang memukulnya! Bukan seperti membelai pipinya."
" ... Gomen ... " cicitnya
" Dulu kau bisa melakukannya kenapa sekarang tidak bisa. Kau harus lebih serius lagi! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Need You Badly [EreRi]
FanfictionBerisi potongan kehidupan pasangan Eren dan Levi sebagai aktor pemain film Shingeki No Kyojin [ Warning 18+, mpreg, OOC ] Pair : Eren Jaeger x Levi Ackerman © Hajime Isayama Art credit : @usurperen on Twitter Story by : me