Chapter 12 [M]

5.2K 183 23
                                    

Happy reading (⁠⊃⁠ ⁠•⁠ ⁠ʖ̫⁠ ⁠•⁠ ⁠)⁠⊃







Eren segera mencari ponsel Zack yang ternyata tergeletak di lantai. Mengambilnya dengan cepat lalu mengembalikannya kepada Zack.

Pria itu menerima ponselnya sambil terkekeh geli, mengambil kesempatan untuk bisa mengintip ke dalam. Alisnya terangkat saat melihat Levi terbaring lemas, dadanya naik turun cepat, dan kancing seragamnya yang terbuka. Setelah sekilas melihat penampilan kacau itu, Zack curiga.

" Kau ... Apa yang kau lakukan dengan Levi? " tanyanya

Eren merutuki kecorobohannya membiarkan adanya sedikit celah sehingga Zack bisa mengintip. Ia segera menutupi dengan tubuh tingginya.

" Apa yang kau pikirkan? Levi sedaritadi mengeluh cuaca hari ini panas meskipun sudah berada di tempat ac, karena aku kesal aku menyuruhnya untuk melepas bajunya. Kau tidak usah berpikir berlebihan. Kami ini jelas-jelas saudara." balas Eren kesal

Zack menjadi kikuk. Ia menggaruk rambutnya.

" O-oh begitu, aku kira kau dan Levi akan-"

" Sudah cukup. Kau membuang waktuku, aku ingin tidur. Pulang sana." usir Eren

" Ba-baiklah. Sampai jumpa besok hari Eren! Semoga kau tidak membatalkannya lagi dengan alasan syuting."

" Hm." setelah memastikan dia pergi menjauh. Eren menutup pintu kamarnya.

Pandangannya kembali tertuju pada Levi di kasurnya. Saat dia ingin duduk, Eren menahannya dan mengungkungnya.

" Kenapa lama sekali? " tanya Levi serak

Kedua mata sapphirenya kini berkabut menatap Eren. Air liur membekas di sudut bibirnya, wajahnya memerah seperti buah ceri. Eren terus memandang wajah elok tersebut dengan sungguh-sungguh, seakan mencoba merekam di memorinya.

" Maaf ... Zack sedikit menyebalkan."

Levi tertawa geli. Bibirnya berwarna merah sehabis ciuman, membuatnya semakin memikat.

" Mau bagaimana pun dia adalah temanmu. Kau harus terbiasa dengan sikapnya."

" Hm, sama seperti aku yang harus terbiasa dengan sikapmu."

Tawa si raven terhenti. Menatapnya bingung.

" Apa aku juga semenyebalkan Zack? "

" Sangat." jawab Eren seraya mendengus geli, sudut bibirnya terangkat saat yang lain memasang wajah cemberut.

" Bagaimana bisa..."

Tangan Eren perlahan menggerayangi paha si raven. Mendaratkan kecupan ringan di kelopak mata itu.

" Lihat, kau bahkan memakai seragam seperti ini. Jika tidak ada aku, maka sudah ada banyak pria yang akan kau kencani."

" Itu tidak benar! "

" Itu benar. Bahkan meskipun aku sudah membuat kulitmu kusam tetap saja mereka ingin mendekatimu. Tapi pastinya aku tidak akan membiarkan mereka mendekatimu bahkan menyentuhmu seujung rambut pun tidak akan kubiarkan."

Levi melebarkan matanya, menyadari sesuatu.

" Jadi itu alasannya tidak ada yang mengajakku berfoto."

" Kenapa kau marah? Seharusnya kau senang. "

Levi menghela nafas kecil, netra sapphirenya menatap wajah si brunette. Tangannya yang ramping bergerak menyentuhnya. Levi telah menyadari sejak lama dan sejak awal jika Eren sangatlah tampan. Ia selalu mengagumi ketampanannya dalam diam. Selalu ingin menatapnya lama dan terus menyentuhnya.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang