Chapter 37 [M]

2.6K 78 4
                                    

Happy reading 〈⁠(⁠•⁠ˇ⁠‿⁠ˇ⁠•⁠)⁠-







Dua bulan kemudian...

Di malam hari Eren harus terbangun dari tidurnya ketika mendengarkan tangisan Arthur. Ia menatap Levi, istrinya itu masih tidur nyenyak membuatnya enggan membangunkannya. Alhasil Eren bertekad untuk menenangkan sendiri anaknya.

Eren menjauhkan tangannya dari pinggang Levi, menyingkap selimut kemudian turun dari kasur. Berjalan pelan mendekati box bayi dan menggendong Arthur. Ia membawanya keluar dari kamar agar tidak mengganggu tidur si raven.

" Ssstt Arthur...dad di sini... tenanglah sayang..." bisiknya sembari menepuk-nepuk pelan tubuh mungilnya.

Ah benar juga, ada stok asi di dalam kulkas. Tanpa pikir panjang Eren segera mengambil botol yang berisi asi, karena terkadang Levi merasa lelah jadi berinisiatif menyetok asi untuk berjaga-jaga. Eren mengarahkan ujung botol ke mulut kecil putranya. Helaan nafas keluar ketika Arthur mau menghisapnya. Lambat laun tangisan mereda dan usaha Eren menidurkan putranya berhasil.

Eren meletakkan Arthur di tengah-tengah kasur, menidurkan tubuhnya di sebelahnya sembari memeluknya. Tanpa sadar pria brunette itu juga akhirnya tertidur lelap.

Keesokan hari tiba. Levi merubah posisi tubuhnya menghadap ke samping tepatnya pada suaminya. Matanya menyipit saat menyesuaikan cahaya di ruangan, ia menatap kearah jendela di belakangnya sejenak. Dan ternyata matahari sudah menampilkan sinarnya, menandakan bahwa sudah pagi.

Penglihatan Levi kembali mengarah ke depan, tubuhnya tersentak kaget melihat Eren tidur tapi dengan memeluk Arthur. Ia menutup mulutnya sendiri, merasa gemas serta haru menyaksikan pemandangan itu. Dengan cepat Levi turun dari kasur untuk mengambil ponselnya. Kemudian menaiki kasur dan memotretnya.

" Lucu sekali..." gumamnya sambil menguploadnya ke media sosialnya.

Meletakkan ponselnya, Levi membaringkan tubuhnya di depan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meletakkan ponselnya, Levi membaringkan tubuhnya di depan mereka. Kedua iris abu-abunya menatap lekat Eren lalu Arthur secara bergantian. Senyuman terpatri di wajahnya. Tangannya perlahan membelai wajah mungil putranya yang sangat menggemaskan sebelum beralih membelai rahang tegas suaminya.

" Bangun, Eren." bisiknya sambil bergerak mengecup rahangnya.

Sudah menepuk pipinya tapi masih belum bangun. Levi mendengus kesal, tak melanjutkannya dan lebih memilih turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan pagi. Sekarang ia sudah memiliki keluarga kecil, jadi tidak hanya menyiapkan sarapan untuk suaminya saja tetapi juga putranya.

Wajah Levi berseri-seri saat memakai apron-nya. Menyiapkan bahan beserta bumbu masakan, setelah semuanya tersedia si raven memulai memasak sarapan. Samar-samar terdengar bunyi ponselnya berdering di lantai atas, dengan gesit ia pergi ke lantai atas guna mengambil ponselnya yang ada di kasur, ia mengangkat teleponnya seraya turun ke bawah.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang