Chapter 19

1.2K 76 4
                                    

Happy reading (⁠・⁠ω⁠・⁠)⁠つ⁠⊂⁠(⁠・⁠ω⁠・⁠)






Dengan langkah cepat Eren menghampiri seorang pria yang berada di cengkeraman Erwin. Ia berhenti tepat di depan pria itu sembari melayangkan tatapan membunuh. Tatapannya sangat menakutkan bagi pria itu.

" Kau ... " emosi yang memuncak membuat Eren hampir tak bisa berkata-kata. Tangannya mengepal erat sebelum melanjutkan pembicaraannya.

" Katakan sejujurnya kepadaku, siapa yang menyuruhmu membiarkan pria asing memasuki studio? "

" A-aku aku tidak tahu ... Sungguh aku benar-benar tidak tahu." balas pria itu seraya memasang ekspresi takut.

BUGH

Eren meninju dinding di belakang pria itu dengan nafas yang memburu akibat puncak kemarahannya, kemudian Eren mencengkeram kerahnya.

" Berani berbohong kepadaku, aku bersumpah akan membuat hidupmu sengsara! "

" Aku ... Aku tidak tahu apa-apa! "

" Kau berbohong. Kau tahu apa akibat perbuatanmu yang sembarangan itu? Kau telah mencelakai istriku! "

" Akhh "

" Eren jangan mencekiknya, kau bisa membunuhnya." tegur Erwin khawatir melihat raut kesakitan di wajah pria itu.

" Diamlah Erwin. Kau tidak perlu ikut campur." geram Eren

" Ugh ... " Erwin terpaksa diam seribu bahasa setelah mendengarnya.

Pria yang berada di cengkeraman Eren mulai bergemetar ketakutan. Keringat dingin membasahi tubuhnya saat manik emerald menatapnya seperti ingin menghancurkan hidupnya saat itu juga.

" Jika kau masih bersikeras membungkam semua yang kau tahu. Kau akan kena akibatnya. Terserah jika kau menganggap ancamanku ini main-main ... Tapi aku akan melakukannya."

" A-ampuni aku tuan! Ba-baiklah aku akan mengatakannya. Waktu itu, seorang pria tiba-tiba mendatangiku saat aku bertugas, dia menawariku uang dengan nominal yang sangat besar. Sayangnya aku tergiur dengan uang itu, aku jadi gelap mata dan menuruti semua yang dia perintahkan kepadaku..."

Eren mengerutkan keningnya.

" Sebutkan ciri-ciri orang yang menyuruhmu."

" Aku tidak mengenalinya dengan jelas karena saat itu dia menyembunyikan identitasnya. "

" Tsk jawab, kau pasti melihat sesuatu secara tidak sengaja." desak Eren.

" Rambut ... Ah benar! Aku melihat rambutnya yang tak sengaja keluar, dia memiliki warna rambut merah! Ya, benar merah ... Aku sangat yakin! "

Eren melepaskan cengkeramannya untuk berpikir. Sedangkan pria itu terduduk lemas merasa lega, ia mengelus dadanya berulangkali seraya mengelap keringatnya.

" Rambut merah ... "

" Apa mungkin itu Floch? " sahut Erwin.

" Tunggu sebentar, dia laki-laki atau perempuan? "

" Laki-laki tuan. Tubuhnya kira-kira lebih pendek darimu." balas Pria itu

" Erwin ... Mulai sekarang kita tetapkan Floch sebagai orang yang patut kita curigai. Tapi kita tidak akan menangkapnya terlebih dahulu, kita harus memastikannya dulu."

" Baiklah Eren aku mengerti. Sebaiknya kita amati Floch, jika dia melakukan hal yang mencurigakan maka kita harus mengambil langkah berikutnya."

" Hm, kau benar."

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang