Chapter 22 [M]

3.5K 77 15
                                    

Happy reading (⁠●⁠’⁠3⁠)⁠♡⁠(⁠ε⁠'⁠●⁠)





" Apa aku boleh melepas kain penutup ini? " tanya Levi bersiap melepaskan kain penutupnya.

" Tunggu sebentar, kau boleh melepaskannya setelah ini." ucap Eren dengan nada lembut.

Dinginnya sentuhan benda di lehernya membuat Levi reflek memegang bandul kalung itu. Bibirnya tersenyum lebar merasakan bentuk bandul yang ternyata adalah huruf depan namanya.

Kemudian Eren melepaskan kain penutup matanya. Manik abu-abu cerah seketika terlihat, Eren tak bisa menahan rasa kebahagiannya dan pergi memeluknya.

" Apa kau menyukainya? "

" Tentu saja. Apapun pemberian dari Eren pasti aku menyukainya."

" Syukurlah kalau begitu." Eren tersenyum lebar melihatnya.

" Eren—"

Cup

Ciuman ringan mendarat di bibir mungil si raven, membuat sang empu seketika terdiam.

" Eren aku ingi—"

Cupp

Lagi-lagi ucapannya terhenti akibat ciuman nakal milik Eren. Tangan kanan Levi sontak membungkam mulut pria brunette yang akan menciumnya lagi.

" Eren aku ingin—?!!! "

Levi tersentak kaget, ia reflek memeluk leher Eren saat pria itu membawanya kembali menuju kolam. Ia mendesis saat kulitnya menyentuh dinginnya air. Belum juga mengerti keadaan, bibirnya kembali dibungkam dengan ciuman Eren.

" Nghh ..."

Lenguhan indah milik Levi keluar saat sang empu terbuai oleh ciuman suaminya. Tangan kanannya bermain-main di rambut brunette yang sekarang cukup panjang dan kembali ke style man bun-nya.

" Ahnghh?! "

Dua jari Eren tanpa aba-aba langsung memasuki lubang anal si raven. Sang empu reflek melepaskan tautan bibirnya lalu mendongak dan mengeluarkan desahan erotis.

" Mnghh "

Punggung Levi bertabrakan dengan dinding kolam. Eren semakin cepat menggerakkan kedua jarinya di dalam, tak lupa bibirnya juga bergerilya di sekitaran leher jenjang si raven. Perlakuannya berhasil membuat Levi menggeliat di bawah kendalinya.

Kedua tangan Levi menahan bahu kokoh suaminya. Matanya menyipit sayu dengan bibir terbuka merah.

" E-eren kita masih ada di luar— hyahhh ahh ah "

Levi seketika merasa lemas, kakinya mulai tak berdaya dan wajahnya semakin kacau. Ia mengalungkan lengannya di leher Eren sembari mendesah kencang.

" Tidak akan ada yang melihat kita, percayalah." bisik Eren dengan nada baritonnya.

" Hah mngh ... Hontouni? " tanya Levi, nafasnya memburu dan terasa panas.

" Ya, aku berjanji."

Pilar surgawi milik Eren telah berdiri tegak seperti fondasi yang tangguh. Ujungnya menekan pintu masuk si raven yang telah berkedut bersiap untuk dimasukkan. Levi merasa gugup, pertamakalinya dirinya bersetubuh dengan Eren di luar ruangan apalagi di dalam kolam renang seperti ini.

" Apa kau sudah siap, Levi? " godanya

Levi mengangguk lesu, ia spontan mendongakkan kepalanya begitu milik Eren terasa memasukinya sebagian. Air kolam seketika masuk ke lubangnya, membuat Levi memekik tak nyaman.

" A-air nghh Ereh ... "

THRUST

" Aaghhhhhh " Levi berteriak kencang, tubuhnya bergemetar hebat di pelukan Eren. Ia menangis sesenggukan akibat lubangnya terasa sangat penuh.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang