Chapter 49

518 32 9
                                    

Happy reading ┏⁠(⁠^⁠0⁠^⁠)⁠┛






" Ssshh jangan berisik atau daddy mendengarmu." bisik Miya seraya menarik tangan seorang pria tuk meninggalkan pintu belakang.

Matanya melirik kanan kiri seolah-olah tengah memantau jika ada bahaya yang datang. Ia mendecih dalam hati karena harus melewati ruang tamu yang sangat luas.

" Miya apa kau yakin? Aku takut ayahmu marah mengetahui kau membawa pria tanpa seizinnya—ouch!" Pria itu spontan menutup mulutnya saat kakinya diinjak.

" Kau bilang kau ingin menemuiku di rumahku, yasudah sekarang ini aku ingin menuruti permintaanmu."

" Tapi—"

" Miya-chan apa kau di bawah!"

Keduanya bergidik ngeri mendengar suara Arthur yang berasal dari lantai atas. Menahan rasa panik, Miya pun celingak-celinguk mencari tempat yang dapat digunakan sebagai tempat sembunyi.

" D-danzel cepat sembunyi di kasur itu!"

" Dimana...dimana?"

Miya menunjuk kasur kucing di depan televisi, " Bodoh di sebelah sana."

" Aaa baiklah-baiklah."

" Miya? Kau berbicara dengan siapa?" tanya Arthur sesampainya di anak tangga terakhir. Ia bertelanjang dada dan hanya memakai boxer.

Sang adik berjengkit kaget, hampir saja Danzel ketahuan jika saja tidak bertindak cepat. Miya menengok kearah kakaknya.

" I-itu aku hanya berbicara sendiri ahahaaha...oh iya ngomong-ngomong kenapa nii-san mencariku?" ucap Miya menahan rasa gugup, sesekali matanya melirik kasur kucing.

" Aku ingin meminjam gunting kukumu."

" Bukankah nii-san punya sendiri?"

Arthur mengendikan bahunya, " Baru saja aku merusaknya."

" Huhh nii-san selalu saja merusak barang-barang yang berukuran kecil. Kau bisa mengambilnya di laci dekat kasurku."

" Oh oke..." Arthur berbalik badan, hendak melangkah namun Miya menghentikannya.

" Apa? "

Miya mendongakkan kepalanya untuk mengecek lantai atas, membuat Arthur menaikan sebelah alisnya bingung akan tingkah adiknya.

" A-apa daddy dan mommy sudah tidur?"

" Kenapa kau menanyakan itu?" tanya Arthur curiga. Mata hijaunya menatap sekeliling ruangan, " Apa kau menyembunyikan seseorang pria?"

" Eeehhhh t-tidakk!! Mana mungkin aku menyembunyikan seseorang pria, daddy pasti akan memarahiku jika tahu."

Arthur menghela nafasnya, " Benar juga. Kalau kau punya pacar lebih baik kau kenalkan saja pada daddy, aku yakin daddy tidak akan marah paling hanya menguji pacarmu apakah layak atau tidak."

Perkataan sang kakak mampu membuat Miya berpikir. Dalam hatinya ia membenarkan ucapan sang kakak namun permasalahannya bukan hanya pada ayahnya saja. Miya mengerutkan keningnya lalu menundukkan kepalanya.

" Aku mengerti nii-san..."

" Yasudah sekarang sudah malam, kau harus tidur. Daddy dan mommy sepertinya juga sudah tidur karena kalau mommy belum tidur dia pasti mengunjungi kamarku sebentar."

" Ah terimakasih nii-san, setelah minum air aku akan segera ke atas."

Arthur mengusap ringan rambut sang adik. Perlakuannya membuat Miya terkekeh geli lalu tersenyum lebar, saat kakaknya berjalan ke atas . Ia bergegas berlari menuju kasur kucing, mengecek kondisi pacarnya.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang