Chapter 7

2.1K 176 26
                                    

Happy reading (⁠*⁠´⁠ω⁠`⁠*⁠)









Tak terasa waktu sudah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak terasa waktu sudah berlalu. Kini usia Eren dan Levi telah menginjak usia delapan belas tahun. Yang dimana mereka berdua mulai bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi daripada sebelumnya yaitu sekolah menengah atas.

Eren dan Levi menempuh pendidikan di sekolah yang sama. Eren semakin hari semakin sibuk dengan pekerjaannya sebagai model. Beberapa kali Eren harus tidak hadir sekolah karena jadwal yang padat. Sehingga tertinggal cukup jauh dengan teman-teman lainnya. Padahal sebentar lagi akan diadakan ujian kelulusan untuk melanjutkan pendidikan mereka.

Namun dibalik itu semua, Levi selalu ada untuk Eren. Ia akan memberikan catatannya kepada Eren ketika dia pulang dari pemotretan. Lalu pada malam harinya, Levi selalu menjelaskan kembali materi yang dijelaskan sensei pada hari itu juga.

Jika Eren sedang dalam keadaan frustasi karena tidak bisa mengerjakan salah satu soal, terutama di bidang matematika. Levi dengan sabar akan mengajarinya. Seperti sekarang ini, pukul tujuh malam setelah selesai makan malam keluarga. Levi mengajak Eren untuk mengerjakan pr matematika di kamarnya.

Keduanya duduk berhadapan di meja bulat kecil yang ditaruh di karpet. Buku berserakan dimana-mana, Eren mengetuk-ngetuk kepalanya dengan bolpoin sembari mendengarkan penjelasan si raven.

" Eren, jika kau seperti itu terus maka tidak akan ada kemajuan." tegur Levi

" Lalu aku harus bagaimana? "

" Cobalah untuk fokus dan serius saat mendengarkan penjelasanku."

" Tapi aku sangat bosan, sudah beberapakali aku mencoba memahami matematika. Aku tetap saja gagal, huh serumit itukah matematika untuk dipahami." omel Eren

" Jangan terus mengeluh." Levi mengelus surai brunette yang sedikit panjang dengan lembut, sang empu meliriknya.

" Mana bagian yang kurang kau pahami. Aku akan berusaha semaksimal mungkin agar kau bisa memahaminya." lanjutnya

Eren menegakkan tubuhnya, tangannya mengambil tangan Levi untuk dipeluk. Tangan Levi terasa sangat nyaman seperti memeluk boneka.

" Ini, bagian integral. Ugh tutup mulutku Levi, atau kalimat kotor akan keluar dari mulutku."

" Hahh Eren...mendekatlah."

" Mm."

" Pada dasarnya integral itu untuk mencari luas atau volume sebuah benda yang tidak beraturan." Kemudian, Levi dengan sabar menjelaskan mulai dari dasar lalu memberikan contoh soal padanya dan bagaimana cara mengerjakannya menggunakan rumus praktis.

Beberapa jam kemudian...

" Eren, Levi? Kenapa lampunya masih menyala." ucap Carla, berdiri di depan pintu kamar Levi yang masih menyala di tengah malam.

Need You Badly [EreRi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang