🍃Adeline_11

83K 5.6K 107
                                    

Happy Reading!

Dave melangkah memasuki rumah dan hal pertama yang ia lakukan adalah mencari Hero.

"Di mana Hero?" tanya Dave pada seorang pelayan yang lewat.

"Di taman belakang, tuan."

"Ck!" Dave segera mengambil langkah lebar menuju taman.

"Hahaha ayo tangkap, yang banyak!"

Dave mengernyit saat mendengar suara tawa Adeline lalu menatap jengah ke arah Hero dan bodyguard lain yang sedang berlarian menangkap kupu-kupu.

"Tangkap yang warna putih atau aku tidak akan membantu kalian saat Dave pulang nanti."

Dave memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana lalu berdiri tegak di belakang Adeline. Wanita itu terlihat begitu santai dengan kedua kaki yang menyilang.

"Tapi tidak ada kupu-kupu warna putih, nyonya."

"Aku tidak mau tahu." ketus Adeline lalu menyuap sebiji anggur dengan tenang.

"Tapi nyonya__"

Dave menghela napas saat Hero melihat ke arahnya lalu buru-buru memberi isyarat agar Hero dan bodyguard lain untuk diam.

"Kau mau membantahku? Mau aku telpon Dave dan bilang kalau kalian tidak menjagaku dengan benar?" ancam Adeline angkuh membuat Dave tak tahan lagi. Ia terlalu gemas. Kenapa sikap angkuh Adeline terlihat  seksi di mata Dave.

"Sayangku ternyata sangat pemarah."

Deg

Adeline segera berbalik dan langsung melotot saat Dave melangkah ke arahnya.

"Dave, kau sudah pulang?" tanya Adeline gugup lalu berbalik menatap tajam Hero.

"Kami masuk dulu, tuan." pamit Hero lalu mengajak bodyguard lain mengikutinya.

Dave segera duduk di samping Adeline lalu menatap kaleng kaca berisi puluhan kupu-kupu.

"Untuk apa semua kupu-kupu ini, sayang?" tanya Dave membuat Adeline berdecak.

"Mau ku makan." ketus Adeline membuat Dave tersenyum.

"Apa ini cukup? Atau aku harus memanggil semua pekerja di rumah ini untuk menangkap lebih banyak kupu-kupu." tanya Dave membuat Adeline melotot.

"Kau gila?" bentak Adeline tajam.

Dave menyeringai lalu mengulurkan tangannya menyentuh perut wanitanya.

"Apasih?" tepis Adeline namun Dave kembali menyentuh perut rata itu lembut.

"Aku merindukan anak kita." ucap Dave membuat Adeline menghela napas. Itu adalah kata-kata mustahil yang akan Dave ucapkan di kehidupan mereka sebelumnya.

"Aku mau pulang."

Perkataan tiba-tiba Adeline membuat Dave segera menarik tangannya.

"Jangan bicara sembarangan!" tegur Dave lalu menatap taman dihadapannya.

Adeline langsung duduk menghadap Dave. "Aku serius Dave. Aku mau pulang. Lagipula aku yakin kau mau bertanggungjawab hanya karena anak ini."

Dave menoleh dan menatap Adeline. "Sayang, kau tahu seorang anak yang belum lahir tidak akan bisa memaksaku untuk menikah."

Adeline diam, jika dipikir-pikir saat itu mereka menikah bukan karena anak yang ia kandung tetapi karena Dave ingin membuatnya menderita. Di kehidupan pertama, Dave bahkan tidak peduli pada anak yang ada dikandungannya. Pria itu hanya peduli pada anak yang dikandung oleh Rossa, wanita yang pria itu cintai.

ADELINE : Live Again To Change The FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang