Happy Reading!
"Hoahh" Adeline menutup mulutnya lalu segera melirik ke samping. Bahaya jika Dave melihatnya menguap seperti tadi.
Eh dia tidak ada, batin Adeline lalu memukul kepalanya pelan.
"Aku seperti berharap Dave tidur di sini." gumam Adeline lalu segera beranjak turun dan memasuki kamar mandi.
Setelah mandi, Adeline segera berpakaian. Entah dari mana datangnya semua pakaian yang ada di dalam lemari, apalagi semuanya merk terkenal.
Enggan memikirkannya, Adeline segera memastikan penampilannya sekali lagi lalu melangkah membuka pintu.
Ceklek
Adeline mengernyit saat melihat banyaknya pria yang berdiri di depan pintu kamarnya. Bahkan ada seorang pria tengah berjalan mendekatinya.
"Selamat pagi, nyonya. Saya Hero, salah satu tangan kanan tuan Dave. Beliau meminta saya untuk menjaga nyonya sementara beliau di China." ucap Hero memperkenalkan diri.
Adeline mengangguk. Untung saja Hero punya wajah yang lumayan tampan.
"Berapa hari dia di sana?" tanya Adeline tanpa menyebutkan nama.
"Hanya tiga hari, nyonya."
"Harusnya tidak usah pulang." gumam Adeline lalu melangkah menuju ruang makan.
Hero mengikuti nyonyanya setelah meminta bodyguard yang lain pergi.
"Kepala koki sudah memasak beberapa hidangan sehat tapi jika ada yang nyonya inginkan, silahkan beritahu saya."
Adeline memasuki dapur lalu menatap semua hidangan yang tersaji di atas meja makan kemudian beralih ke arah beberapa pelayan yang berdiri di sana.
"Untuk apa memasak sebanyak ini. Mubazir sekali." gerutu Adeline lalu duduk di kursi yang biasa kepala keluarga tempati.
Hero segera menjelaskan. Ia takut nyonyanya tidak senang. "Ini semua perintah tuan Dave, nyonya. Tapi jika nyonya merasa tidak nyaman maka__"
"Sudahlah, lupakan saja!" potong Adeline lalu melirik Hero.
"Panggil para pria tadi dan minta dia ke sini!" ucap Adeline membuat Hero menatap nyonya nya kebingungan.
"Jika nyonya perlu sesuatu maka katakan saja kepada saya."
Adeline menghela napas. "Panggil mereka untuk menemaniku makan di sini."
"Apa? Tidak nyonya. Tuan Dave akan marah." ucap Hero pelan.
Adeline tersenyum. Justru kemarahan Dave yang ia harapkan. "Tapi semua makanan ini tidak akan bisa aku habiskan sendirian." ucap Adeline membuat Hero diam. Tapi Adeline bisa melihat ketakutan di wajah Hero. Jika Hero saja ketakutan seperti itu maka sudah dapat dipastikan Dave pasti akan marah.
"Bagaimana jika pelayan wanita saja. Mereka akan menemani nyo__"
"Tidak. Panggil mereka atau aku tidak akan makan." ancam Adeline membuat Hero menurunkan rahangnya. Kenapa tuan Dave tidak menyuruhnya pergi untuk menangkap musuh saja, bahkan tidak masalah jika ia harus tertembak.
"Nyonya__"
"Lakukan!" tegas Adeline membuat Hero melangkah pelan untuk memanggil para bodyguard. Semoga tuan Dave akan menguburnya di tempat yang layak karena dengan menuruti perintah nyonyanya maka kematian sudah pasti di depan mata.
Para bodyguard terlihat sudah meneteskan keringatnya, bahkan Hero sudah seperti mandi. Dalam hati mereka berkata semoga tuan Dave mendadak menjadi malaikat dan memaafkan kesalahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELINE : Live Again To Change The Future
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Di kehidupan pertamanya, Adeline sangat bodoh dan begitu mempercayai sahabatnya, Rossa. Saat Rossa mendorongnya untuk terus mengejar cinta Dave Cakrayasa, Adeline pun menurut tanpa tahu bahwa Rossa hanya memanfaatkan diri...