Happy Reading!
Adeline mengernyit melihat rumah mewah dihadapannya. Ini bukanlah rumah yang dulu ia dan Dave tempati saat menikah. Untunglah, karena entah bagaimana Adeline akan tinggal di rumah yang memiliki kenangan buruk itu. Apalagi ia meninggal di rumah itu dengan tubuh bersimbah darah.
"Kau menyukainya?" tanya Dave lalu merangkul pinggang Adeline.
Adeline menghela napas. "Sudah kubilang jangan menyentuhku!" tegur Adeline berusaha melepas tangan Dave yang memeluk pinggangnya.
"Kenapa, sayang? Lagipula kita akan menikah." ucap Dave membuat Adeline melotot. Apa-apaan pria itu.
"Siapa yang kau panggil sayang hah? Dan aku tidak mau menikah." tolak Adeline cepat membuat Dave terkekeh.
"Kita akan menikah dengan atau tanpa persetujuanmu." ucap Dave tegas lalu mengajak Adeline memasuki rumah.
"Selamat datang, tuan dan nyonya."
Adeline mengernyit melihat puluhan wanita berseragam pelayan berjejer di depan pintu begitu mereka masuk. Jangan lupakan lima pria berperawakan seperti preman yang juga menyambut mereka.
"Ini adalah Adeline, calon istriku. Jaga dia dengan baik dan turuti semua permintaannya, selain pergi dari rumah ini, Kalian mengerti?" tanya Dave membuat semuanya mengangguk.
"Bagus. Ayo sayang!"
"Gila!" cibir Adeline lalu melangkah masuk sendiri mengabaikan uluran tangan Dave.
Adeline berbalik menatap Dave. "Barang-barangku bagaimana?"
Dave tersenyum lalu memeluk tubuh Adeline. "Barang-barangmu mungkin sudah ada di dalam pesawat." bisik Dave membuat Adeline melotot.
Pesawat?
Menyadari kebingungan wanitanya, Dave segera menjelaskan. "Minggu depan kita akan pindah, sayang."
Deg
Adeline diam. Jika pindah yang dimaksud Dave adalah pindah rumah maka kenapa barang-barangnya harus dibawa menggunakan pesawat. Mungkinkah mereka pindah ke tempat yang jauh?
"Dave, aku mau pulang. Aku tidak mau tinggal di sini." ucap Adeline lalu segera mendorong tubuh Dave agar melepas pelukannya. Namun tentu Dave tidak akan membiarkan calon istrinya pergi.
"Selangkah saja kau keluar dari rumah ini maka aku akan membunuh orang tuamu." ancam Dave membuat Adeline membelalak.
"Kau gila Dave!" bentak Adeline membuat Dave tersenyum.
"Jangan berteriak sayang. Ingat! Kau sedang hamil." ucap Dave membuat Adeline mengangkat tangannya lalu_
Bukk
"Aw_" Adeline menjerit saat tangannya terasa sakit. Apa ia baru saja memukul batu, kenapa dada pria itu keras sekali.
Dave segera menyentuh tangan Adeline lalu mengecup punggung tangan itu lembut.
"Maaf sayang. Lain kali jika ingin memukulku pastikan kau menggunakan tongkat kayu." ucap Dave lalu segera menggendong tubuh Adeline menuju kamar tidur utama.
"Istirahatlah!" ucap Dave setelah menurunkan tubuh Adeline di atas tempat tidur.
"Kau mau ke mana?" tanya Adeline saat Dave ingin pergi.
Dave berbalik lalu duduk di sisi tempat tidur. "Ada banyak yang harus aku urus termasuk rencana kepindahan kita." ucap Dave lalu mengecup kening Adeline kemudian beralih ke perut wanita itu.
"Papa menyayangimu." bisik Dave lalu mengelus perut itu sekilas kemudian beranjak pergi.
Bukk
Adeline segera bangun saat pintu kamar sudah ditutup. Sekarang adalah waktunya ia untuk kabur. Walau bagaimanapun juga Adeline tidak mau hidup bersama Dave. Pria itu sangat kejam dimasa lalu dan Adeline tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELINE : Live Again To Change The Future
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Di kehidupan pertamanya, Adeline sangat bodoh dan begitu mempercayai sahabatnya, Rossa. Saat Rossa mendorongnya untuk terus mengejar cinta Dave Cakrayasa, Adeline pun menurut tanpa tahu bahwa Rossa hanya memanfaatkan diri...