Happy Reading!
"Dave, buka pintunya!" teriak Adeline kencang.
Bukk bukk
"Buka!" Teriak Adeline kesal. Terbangun di tempat asing saja sudah sangat membuat Adeline marah kini ditambah pintu kamar yang terkunci.
Ctar ceklek
Adeline langsung keluar begitu pintu dibuka.
"Nyonya."
"Di mana bajingan itu?" tanya Adeline menatap Hero.
"Maaf nyonya tapi tuan sedang ada pertemuan penting di lantai atas." ucap Hero membuat Adeline segera melangkah mencari tangga terdekat.
"Nyonya tidak boleh ke atas." larang Hero yang langsung menghalangi langkah Adeline.
"Kalau begitu panggil bajingan itu ke sini!" bentak Adeline marah.
Hero menggeleng lalu segera memanggil Rachel.
"Bawa nyonya ke ruang makan!" bisik Hero membuat Rachel mengangguk.
"Mari ikut saya, nyonya." ajak Rachel.
"Ke mana?" tanya Adeline kesal.
"Nyonya harus makan." ucap Rachel.
Adeline mendelik lalu memperhatikan sekeliling. "Aku tidak akan makan jika Dave tidak menemuiku sekarang." ancam Adeline lalu melangkah menuju sofa.
"Kalau begitu nyonya harus menunggu dua jam lagi." ucap Hero. Sebenarnya Hero mengatakan itu atas perintah tuan Dave.
Adeline tersenyum sinis lalu berdiri mendekati Hero.
"Aku akan ke atas, dan jangan ada yang mengikutiku." ucap Adeline menatap Hero dan Rachel bergantian lalu berlalu pergi.
Rachel buru-buru mencegah. "Nyonya dilarang untuk pergi ke atas." ucap Rachel tegas membuat Adeline menatap wanita itu kesal.
"Aku tidak peduli. Minggir!" tekan Adeline namun Rachel sama sekali tidak bergerak. Hanya perkataan tuan Dave yang akan ia dan seluruh penghuni rumah ini turuti.
Adeline yang sudah memikirkan sebuah rencana langsung mendorong tubuh Rachel.
"Nyonya." ucap Rachel yang dengan sigap menahan dorongan dari Adeline.
Hero yang melihat hal itu langsung mengisyaratkan agar Rachel membawa nyonya Adeline kembali ke kamar.
"Sebaiknya kita kembali ke kamar, nyonya." ucap Rachel lalu memegang lengan Adeline.
"Aku tidak mau." teriak Adeline murka lalu menghempaskan tangan Rachel hingga tubuhnya sendiri limbung dan..
Bukk
"Nyonya." teriak Rachel dan Hero bersamaan. Keduanya langsung menghampiri Adeline.
Sedang Adeline langsung memegang keningnya yang terluka. Bahkan darah sudah menetes di pipinya.
Hero langsung berlari mengambil kotak obat sedang Rachel buru-buru memapah Adeline menuju sofa.
Beberapa pelayan dan penjaga juga sudah mendekat saat mendengar keributan.
"Nyonya, apa nyonya mendengar saya?" tanya Rachel panik sedang Adeline hanya diam, matanya terasa berkunang-kunang.
Hero kembali dengan kotak obat dan langsung diberikan pada Rachel.
"Telpon dokter!" titah Rachel pada Hero lalu segera mengobati kening Adeline yang terluka.
Di lantai atas, Dave yang sudah menyelesaikan pertemuannya membiarkan Jack mengurus para tamunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELINE : Live Again To Change The Future
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Di kehidupan pertamanya, Adeline sangat bodoh dan begitu mempercayai sahabatnya, Rossa. Saat Rossa mendorongnya untuk terus mengejar cinta Dave Cakrayasa, Adeline pun menurut tanpa tahu bahwa Rossa hanya memanfaatkan diri...