Happy Reading!
Adeline membuka mata lalu melirik ke samping. Di sana, Dave tidur tanpa pakaian.
"Shhh" Desis Adeline saat kewanitaannya terasa nyeri saat ia bergerak.
Entah berapa lama Dave melakukannya tapi yang jelas Adeline yakin Dave masih melanjutkan kegiatannya bahkan setelah ia jatuh pingsan. Itu terbukti dengan tubuhnya yang terasa sangat pegal dan kewanitaannya begitu nyeri.
Adeline mengatur napasnya lalu mencoba untuk duduk.
"Aw"
Dave akhirnya terbangun saat mendengar ringisan Adeline. Dengan sigap Dave duduk dan membantu mengatur bantal dipunggung wanitanya.
"Kenapa bangun?" tanya Dave sembari melirik jam yang menunjukkan angka empat pagi.
"Shh sakit Dave." rintih Adeline meremas pundak Dave.
Dave mendekat dan membawa Adeline kepelukannya.
"Maafkan aku." ucap Dave mengelus perut Adeline lembut.
"Hiks"
Dave mengurai pelukannya dan menatap wajah Adeline yang menangis.
"Apa sangat sakit?" tanya Dave merasa bersalah.
Adeline mengangguk dengan ringisan kecil sesekali keluar dari bibirnya.
"Aku mau ke kamar mandi shh" Pinta Adeline membuat Dave mengangguk dan segera berdiri.
"Dave, pakai celanamu!" pinta Adeline padahal ia sendiri juga tidak memakai apapun dibalik selimut.
Dave memakai celananya lalu mengambil dress sederhana untuk Adeline.
"Pakai ini!" ucap Dave sembari membantu Adeline berpakaian.
"Shhh" Adeline mendesis saat kewanitaannya terasa nyeri begitu ia mengangkat pinggulnya.
Dave menatap khawatir lalu menggendong Adeline memasuki kamar mandi.
Dave menurunkan Adeline, dan_
"Arghh Dave." jerit Adeline saat tubuhnya akan jatuh. Namun untungnya Dave dengan cepat menahan tubuh Adeline.
"A..aku tidak bisa berdiri." ucap Adeline serak membuat Dave dengan sigap membantu wanitanya buang air kecil.
Adeline menutup matanya saat rasa perih menyerang area kewanitaannya.
Dave memegang tangan Adeline. "Sudah?" tanyanya.
Adeline mengangguk lemah dengan air mata yang kembali menetes.
Dave menghapus air mata Adeline lalu membantu wanita itu mencuci daerah kewanitaannya.
"Dave!" jerit Adeline dengan kuku yang menancap di pundak Dave.
"Tahan!" gumam Dave pelan.
"Hiks sakit." isak Adeline saat Dave menggendong tubuhnya kembali ke kasur.
"Aku akan mencari salep." ucap Dave lalu bergerak membuka laci.
Dave menemukan salepnya dan bergegas menaiki tempat tidur.
"Aku akan mengoleskan salep." ijin Dave lalu membuka kedua kaki Adeline.
Adeline memejamkan matanya. Bahkan kedua kakinya terasa sangat sakit saat digerakkan.
Dave menunduk menempatkan wajahnya tepat di kewanitaan Adeline.
"Sakitt" rintih Adeline lagi.
Dave meringis saat melihat luka lecet di sana. Pantas saja perih. Dengan telaten Dave mengoleskan salep tepat diluka Adeline.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELINE : Live Again To Change The Future
RomanceHarap bijak memilih bacaan! Di kehidupan pertamanya, Adeline sangat bodoh dan begitu mempercayai sahabatnya, Rossa. Saat Rossa mendorongnya untuk terus mengejar cinta Dave Cakrayasa, Adeline pun menurut tanpa tahu bahwa Rossa hanya memanfaatkan diri...