🍃Adeline_14

76.4K 5.2K 88
                                    

Happy Reading!

Adeline menatap ponselnya lalu menghela napas. Kenapa orang tuanya tidak menjawab telpon.

Apa terjadi sesuatu? Batin Adeline lalu melangkah menuju pintu.

Ceklek

"Kenapa dikunci?" gumam Adeline lalu mulai berteriak.

"Apa ada orang di luar? Hallo"

Bukk bukk

"Dave!"Panggil Adeline keras.

"Iya nyonya? Apa nyonya perlu sesuatu?" terdengar suara dari luar membuat Adeline tersenyum lega.

"Buka pintunya!" pinta Adeline.

"Baik nyonya."

Ctarr ceklek

"Apa nyonya perlu sesuatu?"

Adeline menggeleng pelan. "Kenapa pintunya dikunci?" tanya Adeline cepat.

Rachel menunduk sopan. "Maaf nyonya tapi.."

"Lupakan saja! Di mana Dave?" tanya Adeline. Ia ingin meminta bantuan Dave untuk mencari tahu keadaan orang tuanya.

"Tuan sedang tidak ada, nyonya."

"Ke mana?" desak Adeline.

"Saya juga tidak tahu, nyonya."

"Ck! Lalu apa Jack ikut pergi?" tanya Adeline lagi.

"Iya nyonya."

"Baiklah. Beritahu aku jika Dave pulang." ucap Adeline lalu kembali masuk ke dalam kamar.

Adeline kembali mencoba menghubungi orang tuanya namun tetap saja tidak terhubung. Sekarang pikiran Adeline menjadi tambah kalut. Belum usai tentang kehamilan Rossa sekarang orang tuanya yang tidak ada kabar.

Disisi lain, tepatnya di sebuah ruangan yang cukup gelap di bawah tanah, terlihat seorang wanita dengan kedua tangan yang terantai ke dinding.

"Tolong! Dave, keluarkan aku."

"Dave!!!"

Bukk

Rossa menendang dinding lalu kembali menjerit histeris.

"Dave!!"

Byurr

"Arghh" Teriak Rossa saat tubuhnya tiba-tiba saja diguyur air dingin.

"Dave, kau kah itu hiks tolong lepaskan aku." tangis Rossa memelas.

"Melepasmu? Tapi tuan meminta kami untuk membunuhmu."

Deg

"Tidak! Siapa kalian?"

Tak

Tiba-tiba lampu menyala membuat Rossa bisa melihat lima pria bertubuh besar dengan tongkat besi di tangan salah satu dari mereka.

"A..apa yang akan kalian lakukan?" tanya Rossa ketakutan.

"Tidak ada, hanya_"

Bukk

"Arghh" Jerit Rossa saat kaki kanannya dipukul dengan keras lalu langsung jatuh pingsan.

Pria yang memukul tadi kembali mengangkat tongkatnya namun_

"Tahan! Bos bilang hanya membuatnya cacat."

Plungg

Suara tongkat besi yang dilempar ke dinding langsung bergema di seluruh ruang bawah tanah.

ADELINE : Live Again To Change The FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang