🍃Adeline_4

96.8K 7.2K 111
                                    

Happy Reading!

"Baiklah. Terima kasih dokter." ucap Adeline lalu berdiri.

"Sama-sama bu. Silahkan datang kembali bulan depan."

Adeline mengangguk lalu melangkah keluar dari ruangan dokter dengan selembar foto hasil usg. Meskipun masih sangat kecil, Adeline tahu bahwa anaknya tumbuh dengan sehat.

"Mama menyayangi, sayang." gumam Adeline mengelus perutnya lalu melangkah meninggalkan rumah sakit.

Adeline menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah rumah. Rumah yang begitu besar untuk ditinggali seorang diri. Dulu saat ia diperlakukan kasar oleh Dave, maka Adeline akan datang ke sini dan menangis. Namun setiap kali Tya memintanya untuk tinggal maka Adeline akan langsung menolak dan dengan bodohnya kembali ke rumah Dave.

"Tya." gumam Adeline lalu keluar dari mobil. Seharusnya ia bertemu dengan Tya saat kandungannya empat bulan ketika ia didorong oleh Dave hingga pendarahan. Tapi sekarang Adeline datang menemuinya lebih cepat. Adeline ingin hubungannya dan Tya segera membaik.

Adeline melangkah menuju pintu lalu mengetuknya. Setahu Adeline, Tya bekerja dari sore sampai malam di sebuah caffe jadi wanita itu pasti masih ada di rumah sekarang.

Tok tok

"Tya." panggil Adeline lalu kembali mengetuk pintu.

Tok tok

"Iya. Sebentar."

Terdengar teriakan dari dalam membuat Adeline tersenyum. Setelah itu terasa langkah kaki yang mendekat, hingga..

Ceklek

"Tya." panggil Adeline membuat tubuh sahabatnya itu menegang.

"Adeline. Untuk apa kau ke sini?" tanya Tya sinis. Dan Adeline bisa memakluminya. Tya pasti masih marah padanya.

"Aku datang untuk meminta maaf." ucap Adeline membuat Tya melotot.

"Meminta maaf? Lalu apa kau sudah ijin dengan sahabatmu itu." sindir Tya membuat Adeline tersenyum lalu memeluk tubuh Tya.

"Maafkan aku Tya. Aku salah karena tidak mendengarkanmu waktu itu dan sekarang aku menyesal." ucap Adeline membuat Tya mendorong sahabatnya itu pelan hingga pelukan mereka terlepas.

"Ada terjadi sesuatu?" tanya Tya dengan nada khawatir membuat Adeline mengangguk pelan.

"Ya sudah. Ayo masuk dan cerita di dalam." ajak Tya membuat Adeline tersenyum. Tya benar-benar sahabat yang baik. Meskipun Adeline pernah menyakakiti Tya, tapi wanita itu masih mengkhawatirkan dirinya.

Di tempat lain, terlihat seorang pria sedang menatap angkuh ke arah laptopnya.

"Semua rekaman cctv malam itu ada di sana, tuan." ucap pria bertato naga di lehernya.

Dave mengangguk lalu memerintahkan anak buahnya untuk pergi. Ia akan mencari bukti agar Adeline tidak bisa berkilah lagi. Wanita itu telah mengejarnya seperti orang gila tapi sekarang malah bertingkah seolah korban. Benar-benar manipulatif.

Dave mulai membuka sebuah video. Semuanya berjalan lancar saat pesta kelulusan hingga Adeline datang dan tiba-tiba menyatakan perasaaannya dihadapan semua orang. Dave menyeringai. Ia juga akan menyimpan video ini untuk menjadi bukti.

Rekaman cctv terus berlanjut hingga dipojok ruangan terlihat Adeline sedang menangis dipelukan seseorang. A.. itu Rossa, wanita yang tadi pagi datang dan mengakui bahwa ia melihat Adeline mencampurkan obat ke minumannya.

Dave menatap rekaman itu serius namun ada yang aneh. Saat Adeline menangis karena penolakan yang ia berikan, lalu kenapa wajah sahabat wanita itu justru menampilkan senyum puas.

ADELINE : Live Again To Change The FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang