chapter 11

1.3K 165 58
                                        

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

-

-

*Happy Reading*

******

Bel Apartemen Rissa berbunyi, dengan cepat Rissa meloncat dari sofa. Ia yakin itu pasti lisa.

"Lisaa."Rissa langsung memeluk erat lisa. Hari ini gadis itu terlihat amat bahagia.

"Woahhh, daebak- Rissa, apartemen lo mewah banget, nnjirrr."Lisa berdecak kagum, menatap luasnya apartemen  Rissa.

"Iya dong, rumah baru kita. Ayo masuk, lo Letakin barang-barang lo di kamar, setelah itu kita party."

Lisa menggangukan Kepala nya, dan mengedipkan matanya. Ia mengerti dan dengan cepat dua gadis itu masuk, sebelum itu Rissa tak lupa untuk mengunci pintu dulu.

"Sungguh luar biasa."Lisa berucap keluar dari kamar nya, setelah selesai menaruh koper dikamar.

"Trusss, setelah ini kita ngapain?" Tanya lisa.

"Gue pesan banyak makanan deliver. Kita makan sepuasnya malam ini."Rissa berucap sambil tersenyum. "Baydowy, Li- Mengenai bunda gue waktu itu, apa udah selesai? Apa ada yang sengaja lukain bunda?"

"Bunda jatuh, gue cek CCTV emang ada yang nge dorong bunda ke meja gelas. Hingga pas bunda hilang keseimbangan, jatuh dehh dan gelas mengenai tangan bunda, aku belum bisa mastiin itu di sengaja atau nga. Tapi kalau diliat-liat dari gerak gerik nya, dia sengaja dehh."Ucap lisa menjelaskan.

"Cewek atau cowok?"

"Cewek riss- lo udah ingat wajah mami nya jennie nga?"Rissa menggeleng, ia lupa wajah ibunya jennie.

"Gue liat- wanita yang ada di CCTV itu, postur tubuhnya seperti maminya jennie. Tapi nga tau dehh, benar atau nga!"

Rissa tampak mengepal kedua tangannya, nga anak- nga ibu ternyata sama saja. Sama-sama menyebalkan dan play victim.

"Kalau analis lo kek gitu, berarti memang ibunya jennie! Gue percaya sama lo, Li. Insting dan analisis lo, nga mungkin salah."
"Siapa lagi coba yang benci bunda? Selain maminya jennie. Gue yakin mami jennie dendam sama bunda, kalaupun itu orang lain. Siapa coba?"Ucap Rissa.

"Lo tenang aja, gue bakal cari tau lagi untuk memastikan."Lisa berucap memegang punda Rissa agar gadis itu tenang.

"Sebenarnya gue nga bisa tenang ninggalin bunda, Li. Tapi gue juga nga bisa bawa bunda sama gue. Ada sesuatu yang harus gue tau sendiri, tanpa campur tangan bunda. Lisa gue yakin bunda punya alasan kenapa selalu nolak untuk pergi dari rumah, dan bertahan di rumah neraka sialan itu."Ucap Rissa.

Queen BarBar (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang