chapter 20

1K 143 70
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

-

-

*Happy Redding*


******

Rissa meminta pada gavin untuk pulang, awalnya gavin menolak dan terus mau menemani rissa. Namun rissa ingin sendiri, ia butuh waktu sendiri.

Terlebih ingatan rissa mulai kembali, itu cukup membuat rissa tersiksa. Karena itu ia ingin sendiri sekarang.

Dan mau tidak mau gavin menurutinya, tapi ia tak langsung pulang, anak itu sembunyi tepat berada di sekitar rissa memantau gadis itu dari jarak cukup jauh. Disana juga ada devan dan alfa yang ikut memantau.

Sekarang ini rissa benar-benar sendiri, rasanya sendiri itu adalah hal yang paling menyenangkan dan bisa membuat hatinya tenang.

Sampai rissa kaget, karena tibatiba seseorang mengelus kepalanya dari arah belakang. Ia menoleh, ternyata varo ayahnya renata, pamanya.

"Apa yang dilakukan seorang gadis cantik dilarut malam seperti ini sendirian, hmm?"Varo bertanya memperlihatkan senyuman manisnya, sambil memutari kursi taman dan langsung mengambil tempat duduk di kursi taman samping rissa.

Rissa tersenyum, membiarkan varo duduk di samping nya. Lalu mata milik nya menatap langit yang malam ini benar-benar dipenuhi bintang.

Entah kenapa, varo sangat menyukai mata rissa yang begitu meneduhkan. Keponakan yang satunya ini wajahnya benar-benar sangat damai untuk di pandang. Dan juga mata rissa sangat mirip mata renata anaknya, beserta istri nya.

"Aku sangat menyukai malam hari, karena hanya saat malam hari hatiku akan merasa tenang dan damai."Ucap Rissa.

"Apa keponakan paman ini ada masalah?"

"Tidak, hatiku bahkan legah sekarang."Timpal rissa menunjukkan senyuman manisnya.

"Apa kau ada masalah percintaan dengan seseorang?"

"Hmm, tapi mulai sekarang dan mulai malam ini. Aku sudah melepaskan perasaan itu, aku sudah legah Om varo."Jujur rissa.

"Baguslah, kau memang keponakan Om varo. Kau anak iren, gadis kuat dan tangguh, kau tau om Tidak pernah mendengar atau melihat iren mengeluh, aku tidak heran lagi ternyata sikap pantang menyerah nya itu ia turunkan pada putri cantik nya ini."Puji varo.

Queen BarBar (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang