Chapter 9

1.2K 160 32
                                        

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

-

-

-

*Happy Reading*

*****

Pengumuman yang mestinya terdengar membuat hati damar bahagia, malah menyakitkan. Ayah amarah, kini mengumumkan pernikahan amarah.

Bukan amarah untuk damar, melainkan untuk pria lain. Tunggu, lalu apa maksudnya dua anak itu bertunangan?


Sungguh drama yang membagoongkan.

Benar kata orang, berjuang dengan siapa, nikahnya dengan siapa. Dipanggung depan sana, damar melihat jelas ayah amarah tengah memperkenalkan calon menantu nya, yang berstatus sebagai seorang ceo.

Sungguh definisi uang mengalahkan semuanya, bahkan cinta. Merasa tidak diperlukan, damar berjalan ke belakang menghampiri rasya, Farel dan arkaana.

Suara riuh tepuk tangan, dan jangan lupakan sorakan para tamu undangan, kala melihat amarah menyuapi kue kedua untuk pria itu.

Dion Leonardo Mahendra.

Itu yang damar tau namanya, ego laki-laki jika sudah Tersensetil akan memiliki kebencian. Rissa bisa melihat jelas, damar mengepal tangan nya menahan amarah.

Parah juga ayah amara, memperkenalkan dengan cara menjatuhkan. Kalau tau begini ngapain Rissa datang? Atau memang ini adegan disengaja? Lalu tujuan nya untuk apa coba? Sungguh keluarga memusingkan, nga keluarga nya- nga keluarga sepupu nya semua sama saja.

Memusingkan, masing-masing memiliki sikap kurang ajar seperti ayah amarah, yang seenaknya mengumumkan pernikahan disaat anaknya masih berstatus sebagai tunangan orang lain.

Bodo amat sihh, ngomong-ngomong ngapain juga Rissa memikirkan itu? Tidak ada hubungannya nya dengan rissa. Tapi melihat damar, Rissa jadi merasa kasian, apalgi dengan ibunya damar, bunda fera.

"Duhh, cup-cup jangan sedih. Munkin aja lo udah di siapin jodoh yang terbaik. Kalau memang jodoh, akan bertemu. Bisa aja kan, jodoh lo tu gue."Ucap Rissa.

Ini Rissa nga ada maksud apa-apa ya, dia reflek- dia hanya mencoba untuk menghibur saja. Oh ayolah, semoga saja damar tidak baper. Arkan menahan tangannya agar tidak menjitak Rissa, sungguh mulut Rissa benar-benar tak bisa di rem. Mulut Anak itu julid sekali.

Queen BarBar (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang