Bagian 4

10 8 0
                                    

Hallo hay semuanya...
Gimana kabarnya nih? Sehat-sehat ya buat kalian semua..

Seperti biasa, sebelum baca mohon untuk menekan tombol bintangnya dulu di pojok bawah. Terimakasih bagi yang sudah memberikan vote, ku doakan semoga crush kalian cepat peka :)

Selamat Membaca 💙

°•°•°•°

Adlan membawa Vira ke taman belakang sekolah. Masih dengan tangan yang saling bertautan, Adlan menyuruh perempuan itu untuk duduk di kursi taman.

"Cowok yang tadi, dia siapa Vir?" tanya Adlan berusaha menahan diri agar tidak lepas kendali. Sungguh, dia tidak rela Vira dekat dengan laki-laki lain. Vira hanya boleh dekat dengannya. Egois memang, tapi mau bagaimana lagi.

"Siapapun dia, itu bukan urusan lo! Stop ikut campur masalah gue, Dlan! Gue bukannya udah bilang ya sama lo, kalo gue gak suka sama lo. Jadi gue mohon sama lo, jauhin gue! Stop deketin gue, gue risih tau gak?!" ucap Vira panjang lebar. Harus dengan cara apalagi agar laki-laki ini menjauhinya dan berhenti ikut campur masalahnya.

Adlan memejamkan matanya, mengambil napas dan menghembuskannya pelan. Setelah merasa tenang, dia kembali menatap kedua mata indah Vira dengan tatapan mata yang tidak bisa diartikan.

"Maaf kalo selama ini aku bikin risih kamu. Gak papa kalo kamu gak suka aku, gak papa kalo kamu benci aku. Tapi aku mohon, jangan suruh aku buat jauhin kamu. Aku gak bisa, Vir. Kamu tau kan, kalo aku cinta banget sama kamu? Susah buat aku kalo harus jauhin kamu, aku gak sanggup." Jelas Adlan pelan.

Melihat tatapan Adlan, entah kenapa membuat hati Vira sakit. Dia mengalihkan pandangannya, tidak mau menatap mata Adlan terlalu lama. "Sampe kapan?" tanyanya sambil menatap lurus ke depan sana.

"Maksudnya?" tanya Adlan bingung.

"Sampe kapan lo bakal kayak gini terus? Padahal lo jelas tau kalo gue gak suka sama lo, tapi kenapa lo masih tetep kekeuh buat suka sama gue." Jelas Vira. "Lo harus bisa lupain gue, Dlan. Masih banyak yang suka sama lo," lanjutnya kini menatap Adlan.

"Mereka emang suka aku, tapi aku sukanya sama kamu. Aku yakin kok, kalo suatu saat nanti kamu bakalan suka sama aku." Jawab Adlan tegas.

"Udah ya, kayaknya mood kamu lagi jelek. Atau lagi laper ya? Tadi kan kamu belum sempet makan tapi aku udah narik kamu ke sini aja, makanya kamu ngomong ngelantur gitu."

Memang benar, se-risih apapun Vira pada Adlan, tidak pernah sekalipun Vira mengatakannya secara gamblang seperti sekarang ini. Jadi Adlan pikir, sekarang ini Vira dalam suasana hati yang buruk.

"Aku beliin makanan sama susu kotak vanila, mau?" tawar Adlan.

"Gak usah, makasih. Gue bisa sendiri," Vira beranjak dari sana, meninggalkan Adlan sendiri.

°•°•°•°

Fyuhhh

Kepulan asap rokok menguar di udara. Rooftop, di sanalah Adlan berada. Dengan sebatang rokok yang terapit diantara jari telunjuk dan jari tengahnya.

Adlan perlu menenangkan diri setelah mendengar pengakuan Vira, untuk itu dia memilih membolos di sini.

Ingatannya menerawang ke masa saat dirinya pertama kali menyukai Vira.

Saat itu, saat hari pertama pembelajaran di sekolah. Semua murid di kelasnya disuruh untuk memperkenalkan diri di depan kelas.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭, 𝐀𝐝𝐥𝐚𝐧 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang