Bagian 11

8 8 1
                                    

Hai hai hai, kalian apa kabar nih? Semoga baik-baik aja ya...

Sebelum baca, ayo vote dulu!!

Selamat Membaca 💙

°•°•°•°

Prok prok prok

Tepukan riuh mengakhiri battle dance antara Adlan dan Vira. Keduanya sama-sama saling menatap dengan senyum yang tersungging dibibir keduanya.

"Selain jago basket, lo juga jago dance ya? Gak nyangka gue," puji Vira dengan senyumannya.

Adlan ikut tersenyum masih dengan napas yang ngos-ngosan. "Jadi gimana? Kamu mau kan jadi pacar aku?"

Vira tampak tengah pura-pura berpikir, namun tak lama dia mengangguk mantap.

"Hah, maksudnya gimana? Kamu mau?" tanya Adlan lagi untuk memastikan. Asal kalian tahu, saat ini jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

"Iyaa, Adlan!!" jawab Vira dengan wajah gemasnya.

Demi kerang ajaib, Adlan saat ini benar-benar senang. Akhirnya, perjuangannya tidak sia-sia.

Tanpa pikir panjang, Adlan langsung menghambur memeluk Vira dengan erat. "Makasih, makasih!" gumamnya senang.

Vira yang mendapat pelukan tiba-tiba jelas merasa terkejut. Tapi ketika mendengar gumaman bahagia dari Adlan, dia juga ikut tersenyum bahagia dan membalas pelukannya.

Vira tidak tahu, apakah ini keputusan yang tepat atau tidak. Tapi Vira berharap, semoga ini keputusan yang tepat.

"Wuuu akhirnya cinta bos gue gak bertepuk sebelah tangan lagi!!!" teriak Aksa bahagia.

"Woy PJ jangan lupa bos!!" sahut Raka berteriak juga.

Masih dengan memeluk tubuh Vira, Adlan memutar tubuh mereka menghadap anak-anak basket dan dance berada. Kemudian dia mengangkat jempolnya tinggi-tinggi, tanda dia menyetujui.

"Udah ih, lepas!" Vira berusaha melepaskan pelukannya.

Adlan yang mendengar pacarnya berkata seperti itupun segera melepaskan pelukannya. Eum, tunggu! Pacar? Ah sungguh, Adlan tak pernah menyangka jika Vira akan menjadi pacarnya.

"Makasih ya, makasih udah nerima aku." Ucap Adlan tulus.

Vira mengangguk-angguk lucu, "Iya ih, makasih mulu dari tadi."

"Ya karena aku terlalu seneng tau!"

"Se-seneng itu bisa pacaran sama gue?" tanya Vira heran.

"Iyalah. Kamu gak tau aja kalo aku tuh pengen, pengen, pengen banget pacaran sama kamu. Berkali-kali kamu tolak aku dan sekarang akhirnya kamu terima aku, ya jelaslah aku seneng banget." Jelas Adlan dengan nada semangat.

Vira tersenyum getir melihat respon Adlan. Sisi lain hatinya merasa kasihan melihat Adlan. Se-suka dan se-cinta itu Adlan padanya, tapi selama ini dirinya seolah buta untuk melihat itu semua. Bahkan kini, setelah dia dan Adlan resmi berpacaran, dia masih sedikit ragu akan perasaannya sendiri.

"Maaf, selama ini gue sering nyakitin perasaan lo. Gue... ngerasa gak pantes buat lo," ucap Vira pelan.

"Ssttt, kamu jangan ngomong gitu, aku gak suka!" tegur Adlan. "Oh ya, kita kan udah pacaran nih, boleh dong kalo panggilannya jadi aku-kamu? Biar lebih romantis gitu," sambungnya.

"Romantis-romantis, lo aja nembak gue gak romantis!" cibir Vira.

Skakmat

Adlan cengo ditempatnya, benar juga apa yang dikatakan Vira. Adlan tak tahu jika Vira akan menerimanya. Dia kira Vira akan sama seperti sebelum-sebelumnya, menolaknya, makanya dia tidak ada persiapan terlebih dahulu. Tapi ternyata jawaban Vira diluar ekspektasinya.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭, 𝐀𝐝𝐥𝐚𝐧 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang