Bagian 16

7 5 1
                                    

Hallo apa kabar??
Sehat-sehat ya kalian, jaga kesehatannya!!
Sebelumnya terimakasih sudah membaca cerita ini, jika ada saran tolong sampaikan dengan cara yang sopan yaa :)
Jangan lupa tinggalin jejak dulu, tekan tombol bintangnya, komen juga boleh!!
Jika ada kesalahan dalam penulisan, mohon ditandai yaa!

Selamat Membaca 💙

°•°•°•°

"Hahh gila, panas banget!!" seru Adlan saat baru saja memasuki kelas. Dia buru-buru duduk di bangku yang tepat berada di tengah kelas, tempat dimana ada kipas di atasnya.

"Widih-widih, yang abis dihukum gimana nih rasanya?" ejek Aksa dengan senyum mengejek.

"Berisik lo! Sini, kipasin gue!" ucap Adlan seraya melempar buku tulis yang entah punya siapa pada Aksa.

"Adlan, itu buku gue!!" teriak Ica kesal saat buku miliknya dilempar begitu saja oleh Adlan.

"Eh sorry, Ca!" ucap Adlan cengengesan dengan jari tangan terangkat membentuk huruf V.

Ica mendengus sebal, "Lagian ngapain sih lo duduk di bangku gue? Sana tuh ke tempat lo, atau pacar lo tuh!"

"Ca, sumpah ya lo berisik banget. Gue ada di depan mata lo nih, gak usah teriak juga kali ngomongnya! Biasa aja sih. Lagian nih ya, gue numpang duduk bentar disini, ngadem. Gue keringetan, kalo langsung nyamperin pacar gue nanti yang ada dia kebauan gara-gara keringet gue." Ucap Adlan yang di dengar seluruh orang di kelas.

"Ekhem-ekhem, Adlan romantis banget sih!" ucap salah satu siswi di sana.

"Iya ih, beruntung banget Vira punya pacar kayak Adlan!" timpal yang lainnya pula.

"Cie-cie!!" sorak satu kelas yang ditujukan untuk Adlan dan Vira.

Adlan yang mendengar itu hanya bisa menampilkan senyuman, lalu matanya melihat kearah Vira yang saat ini tengah menutupi wajahnya dengan tangan.

"Ssttt, udah-udah! Kasian tuh pacar gue, malu dia!"

Ucapan Adlan itu membuat Vira semakin ingin menenggelamkan wajahnya ke dasar laut. Tuh anak bener-bener ya, pikir Vira.

Satu kelas dibuat tertawa dengan tingkah malu-malu Vira dan blak-blakan Adlan.

Adlan pun ikut tertawa, tapi tak lama karena dia langsung bangkit dan menghampiri Vira.

"Sayang, haus!" ucap Adlan setibanya di samping Vira.

Vira menjauhkan tangannya yang menutupi wajah saat mendengar suara Adlan.

"Lo duduk sini aja, Dlan! Gue duduk sama Aksa dulu," ucap Zalina menawarkan kursinya.

"Oh iya, makasih ya!" ucap Adlan lalu duduk ditempat Zalina tadi.

"Minta minum dong, aku gak bawa minum. Boleh gak?" ucap Adlan lagi.

Vira mengangguk lalu mengambil botol minumnya, "Nih!"

Adlan langsung saja menegak air itu hingga habis setengahnya. Cuaca yang cukup panas membuatnya sangat haus.

"Panas banget ya? Sampe keringetan gini," tanya Vira sambil merapihkan rambut acak-acakan Adlan. Entah kenapa, tangan Vira seolah bergerak secara otomatis untuk merapihkan rambut Adlan.

Adlan yang mendapat perlakuan seperti itu pun senang. Dia mengangguk-angguk dengan semangat, "Iya, panas banget."

Vira mengobrak-abrik isi tasnya, setelah menemukan benda yang dicari, dia langsung memberikannya pada Adlan. "Pake kipas aku aja, biar gak terlalu panas."

Adlan tersenyum, "Makasih, sayang." Ucapnya. "Makasih juga buat minumnya!"

°•°•°•°

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭, 𝐀𝐝𝐥𝐚𝐧 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang