Bagian 12

9 8 2
                                    

Siapa yg udh vote angkat kaki!! Yg belum vote, ayo vote dulu!

Selamat Membaca 💙

°•°•°•°

"Halo sayangku, cintaku, selamat pagi!" sapa Adlan ceria saat melihat Vira baru saja keluar dari rumahnya.

Vira tersenyum lalu membalas sapaan Adlan, "Pagi juga!"

"Udah siap berangkat sekolah?" tanya Adlan basa-basi.

Vira mengangguk-angguk lucu, "Udah."

Adlan menggigit bibir bawahnya menahan diri untuk tidak mengurung Vira di kamarnya. Ini, bisa gak sih Vira jangan seperti itu! Adlan selalu gemas dengan apa yang dilakukan perempuan itu, bisa-bisa Adlan gila.

"Lucu banget sihh, pacarnya siapa ini?!" ucap Adlan seraya menepuk-nepuk puncak kepala Vira.

"Pacar kamu!" jawab Vira manis.

Entah setan apa yang merasuki Vira, bisa-bisanya dia bersikap seperti itu pada Adlan.

"Beruntung banget deh aku, bisa pacaran sama kamu. Bahagia terus ya sama aku, kalo aku ada salah kamu pukul aku aja! Oke?" ujar Adlan dengan nada lembut.

Vira mengangguk, "Yaudah ayo berangkat, nanti telat!"

Sebelum melajukan motornya, Adlan terlebih dahulu memakaikan helm pada Vira. Helm baru berwarna biru muda yang kemarin dibelinya, khusus untuk Vira.

"Pegangan!" Adlan membawa tangan Vira untuk memeluk pinggangnya. Modus dikit gak papa kan? Sama pacar sendiri kok ini.

Sepanjang perjalanan, Adlan tak henti-hentinya bernyanyi dengan ceria. Vira sudah memperingatkan laki-laki itu agar berhenti bernyanyi lantaran suara Adlan itu menarik perhatian orang-orang yang sedang berkendara. Bisa dibayangkan 'kan, sekeras apa Adlan bernyanyi jika orang-orang yang berkendara saja bisa mendengar suara Adlan?

Tapi memang dasarnya Adlan keras kepala, ditegur oleh Vira untuk berhenti pun dia tidak menurut. Katanya, "Gak papa tau, aku lagi seneng ini!"

Vira yang sudah lelah pun memilih untuk membiarkan saja. Lagipun suara Adlan cukup bagus walaupun dia bernyanyi seperti orang teriak.

Dari kaca spion, Vira bisa melihat wajah bahagia Adlan. Tanpa sadar, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman kecil.

"Ganteng banget," gumam Vira pelan.

°•°•°•°

Adlan dan kedua temannya berjalan menuju warung Bi Marni yang terletak di dekat taman belakang sekolah yang jarang dilewati orang.

Baju olahraga masih melekat di tubuh mereka. Mereka baru saja selesai olahraga dan gurunya memberi waktu untuk beristirahat. Dan warung Bi Marni menjadi pilihan mereka untuk beristirahat.

"Makan deh lo pada, atau apapun yang lo mau, gue bayarin!" ucap Adlan setibanya mereka di warung Bi Marni.

"Wah serius?" tanya Raka antusias. Dia suka apapun yang gratisan.

"Iya!" jawab Adlan.

"Widih, makasih mas bro! Pasti ini itung-itung pajak jadian lo ya?" tanya Aksa dengan alis yang naik-turun.

Adlan tersenyum lebar, "Yoi" ucapnya.

"Yang udah jadian mah hawanya beda ya? Senyum-senyum mulu," sindir Aksa saat melihat senyum lebar Adlan.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭, 𝐀𝐝𝐥𝐚𝐧 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang