Hallo semuanya 🤗 Gimana kabarnya nih?
Sebelum baca, aku ingatkan lagi untuk vote yaa!
Tandai kalo ada typo gaes!
Selamat Membaca 💙
°•°•°•°
Adlan memasuki rumah besar milik orang tuanya dengan langkah semangat. Dia baru saja pulang pukul setengah enam sore sehabis mengantarkan Vira pulang.
"Kenapa tuh, tumben mukanya cerah banget? Biasanya pulang-pulang wajahnya ditekuk,"
Suara itu menghentikan langkah Adlan, kepalanya menoleh ke samping, kearah ruang keluarga. Di sana ada Dzaki dan Fara-orang tuanya-sedang duduk menonton televisi dengan tangan Dzaki yang mendekap erat tubuh Fara.
Adlan berjalan menghampiri mereka kemudian mencoba memisahkan orang tuanya dan duduk ditengah-tengah.
"Apa sih kamu ini, ganggu Papa aja deh!" sungut Dzaki sewot karena ketenangannya diganggu oleh sang anak.
"Mas, udah ih!" tegur Fara. "Kamu kenapa sayang, lagi seneng ya? Ayo cerita sama Mama!" lanjut Fara seraya mengusap-ngusap kepala Adlan yang kini berada di pelukannya. Adlan ini, jika di luar terlihat sangar tapi dalamnya sangat manja.
"Heh lepas, apa-apaan kamu peluk-peluk istri saya? Sana kamu cari pacar aja biar gak ganggu!" Dzaki menarik tangan Adlan, berusaha menjauhkan sang anak dari istrinya.
Sedangkan Fara yang melihat kelakuan anak dan ayah itu hanya menghembuskan napasnya pelan, mencoba bersabar menghadapi tingkah keduanya yang tidak mau mengalah jika menyangkut dirinya. Dia selalu saja diributkan oleh laki-laki beda generasi itu. Tapi tak apa, dia bersyukur. Dia bersyukur karena dengan itu keluarganya jadi tambah harmonis.
"Nanti Pah, cewek yang aku suka belum luluh. Nanti kalo dia udah luluh, udah mau jadi pacar aku, boleh tuh Papa kurung Mama buat Papa aja. Tapi sekarang Papa harus sabar dulu!" ucap Adlan masih tetap memeluk tubuh Fara.
"Loh, cewek yang kamu ceritain emang belum nerima kamu? Bukannya kamu udah coba ungkapin perasaan kamu ke dia, kamu ditolak?" tanya Fara beruntun.
"Apa yang dibilang Mama kamu bener, Dlan? Kamu, ditolak? Kamu malu-maluin Papa aja deh, masa anak Papa yang ganteng gini ditolak sih?" ucap Dzaki seolah tak percaya.
Adlan menunduk lesu, ingatannya jadi kembali pada satu minggu yang lalu, saat dimana dia menyatakan perasaannya pada Vira dan ditolak oleh perempuan itu.
"Iya, aku ditolak. Tapi gak papa, kata Papa kan aku gak boleh nyerah."
"Yaiya sih, tapi kamu juga gak boleh lah rendahin diri kamu! Kamu kan ganteng karena keturunan Papa, pasti banyak lah yang suka sama kamu. Coba kamu sedikit buka hati buat perempuan lain!" usul Dzaki yang diangguki Fara.
Adlan menggeleng cepat, "No, aku maunya Vira, gak mau yang lain! Harus Vira pokoknya!" ucapnya tegas.
Dzaki dan Fara kompak menghembuskan napasnya kasar, anaknya ini memang sangat keras kepala. Jika maunya ini ya maka harus ini.
"Yaudah terserah kamu! Udah sana kamu mandi, bau tau!" usir Dzaki.
"Enak aja, badan aku selalu wangi. Iya kan, Mah?" tanya Adlan meminta pendapat.
Fara hanya mengangguk saja sebagai jawabannya. "Kamu mandi dulu ya, bentar lagi adzan!"
"Siap, Mah!"
Usai mengecup pipi Fara, Adlan cepat-cepat pergi dari sana, takut dia akan mendapat pukulan maut dari sang ayah karena berani mencium ibunya.
"Heh kurang ngajar ya kamu, berani banget cium-cium istri saya. Awas ya kamu, uang jajannya saya potong!" teriak Dzaki menggelar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭, 𝐀𝐝𝐥𝐚𝐧 {END}
Novela JuvenilIni tentang Adlan, cowok ganteng dari SMA Bakti Mulia. Nama lengkapnya Arshakalif Adlan Moiz, anak tunggal keluarga Moiz yang perusahaannya dimana-mana. Sudah bukan rahasia umum lagi jika Adlan menyukai Vira. Tapi sayangnya, cinta Adlan untuk Vira b...