Bagian 7

9 6 0
                                    

Lagi-lagi aku gak akan bosen ingetin kalian buat vote dulu sebelum baca, biar gak kelupaan nantinya. Jadi, ayo vote dulu biar aku semangat nulisnya!

Selamat Membaca 💙

°•°•°•°

"Dlan, kan Mama udah bilang, simpen dulu hp nya! Istirahat yang bener!" titah Fara, wanita paruh baya itu masuk ke kamar Adlan dengan membawa nampan yang berisi bubur dan susu hangat.

"Iya Mah," jawab Adlan tapi masih tetap memainkan ponselnya.

"Iya-iya aja tapi gak dilakuin. Sini hp nya!" Fara mengambil paksa ponsel Adlan.

"Yah Mama, aku lagi balesin chat Aksa nih. Tadi kan aku nitip sesuatu buat Vira lewat Aksa, aku mau tau respon Vira gimana." Ucap Adlan dengan muka yang ditekuk.

"Vira terus yang dipikirin. Pikirin tuh diri kamu, lagi sakit juga, bukannya istirahat malah main hp. Emang kalo main hp terus tau kabar Vira bisa langsung sembuh gitu aja? Enggak kan?!" cibir Fara yang gemas melihat tingkah anaknya.

Ya, alasan Adlan tidak masuk sekolah hari ini karena anak itu sakit. Tiba-tiba saja kemarin sehabis makan malam bersama, laki-laki itu mengeluh badannya terasa panas.

"Ih Mama kok gitu sih?!" ucap Adlan wajah yang dibuat garang. "Katanya Mama restuin aku sama Vira, tapi kok gitu sih? Aku kan cuma mau tau kabar calon mantu Mama," sambungnya.

"Calon mantu? Pacaran aja belum, sok-sokan calon mantu segala." Cibir Fara dengan wajah mengejek.

"Kayaknya Mama terkontaminasi virus nyebelin Papa deh. Soalnya nih ya, Mama kan biasanya dukung aku, tapi sekarang kok malah ngejek-ngejek gitu sih? Nih ya Mah dengerin! Saya, Arshakalif Adlan Moiz, putra semata wayang dari Bapak Dzaki Moiz dan Ibu Faranissa Moiz, menyatakan bahwa tidak lama lagi Davira Clarabell Darsh akan resmi menjadi pacar saya!!" ucap Adlan lantang diakhiri dengan dirinya yang mengetuk-ngetuk nakas kecil yang ada di samping tempat tidurnya.

Fara menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah sang anak. "Ah udah, kebanyakan ngehayal kamu! Nih cepet makan abis itu minum obat, kayaknya sakit kamu makin parah tuh sampe ngelantur gitu!"

"Dih Mama, bukannya aminin malah diejek lagi ngehayal!" sungut Adlan pelan.

°•°•°•°

Waktu berjalan cepat, selama hampir tiga minggu ini hubungan Adlan dan Vira semakin dekat.

Vira benar-benar membuktikan perkataannya untuk menerima Adlan disisinya.

Adlan yang tahu jika pujaan hatinya mulai membuka hati untuknya sudah pasti merasa senang. Bahkan dia sampai mentraktir teman satu angkatannya saking senangnya.

"Hallo cantik, selamat pagi!" sapa Adlan saat Vira baru saja keluar dari rumah.

Pagi-pagi sekali Adlan sudah nangkring di halaman rumah besar Vira, rutinitas barunya akhir-akhir ini. Tentunya untuk memaksa Vira agar berangkat sekolah bersama, padahal Vira sudah menolak ribuan kali. Bukan tanpa alasan Vira menolak, Vira menolak untuk dijemput Adlan karena rumah laki-laki itu dan rumahnya tidak searah dan jaraknya sangat jauh. Tapi laki-laki itu tetap kekeuh ingin menjemputnya.

"Pagi Adlan!" sapa balik Vira dengan senyuman cantiknya yang seketika membuat Adlan salah tingkah.

"Aduh-aduh, jantung aku!!" seru Adlan tiba-tiba yang sukses membuat Vira panik.

"Eh-eh kenapa? Lo kenapa, jantung lo sakit? Lo punya penyakit jantung? Tuh kan, apa gue bilang?! Lo gak usah jemput gue, lo sakit pasti karena kecapekan bulak-balik antar-jemput gue!" ucap Vira beruntun dengan wajah yang panik.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭, 𝐀𝐝𝐥𝐚𝐧 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang