Ayo teken bintangnya dulu!!
Selamat Membaca 💙
°•°•°•°
"Lo tadi dibawa kemana sama Adlan?" tanya Zalina begitu melihat Vira masuk kelas dan duduk dikursinya.
"Taman," jawab Vira dengan raut wajah yang menahan kesal.
"Kenapa lagi sih lo? Lo diapain lagi sama dia sampe muka lo keliatan kesel gitu?"
Vira menghembuskan napas kasar sebelum menjawab, "Gue kesel sama dia. Kenapa sih dia selalu ikut campur masalah gue, selalu mau tau apapun yang berhubungan sama gue? Padahal nih, gue udah sering bilang ke dia kalo gue gak suka sama dia."
"Yaelah Vir, gitu aja gak tau. Ya wajar dong kalo Adlan kayak gitu. Secara kan ya, dia tuh suka sama lo. Gue aja kalo suka sama orang pasti nyari tau apapun yang berhubungan sama orang yang gue suka."
"Tapi gue risih, Zalina!" geram Vira.
Zalina berdecak pelan seraya memutarkan kedua bola matanya. "Coba deh lo buka hati lo, kasih Adlan kesempatan buat masuk. Gue yakin, lo juga nantinya bakal suka sama dia. Kalo udah kayak gitu kan lo gak risih lagi, malah lo bakalan seneng."
"Udah gue coba Zalina, tapi tetep aja gak bisa. Gue tetep gak suka sama dia," Vira berucap pelan. Sungguh, dia telah mencobanya. Mencoba untuk membuka hatinya untuk Adlan, tapi itu sia-sia. Dia tetap tidak bisa mencintai laki-laki itu.
"Lo sendiri juga tau kan Zal, gue sukanya sama siapa?!" lanjut Vira lagi.
"Nah itu dia! Pikiran lo selalu tertuju ke cowok yang lo suka itu, padahal udah jelas-jelas dia gak ada disini dan gak mungkin suka sama lo. Itu alesan yang ngebuat lo jadi gak bisa suka sama Adlan. Lo tadi bilang kalo lo udah coba buka hati lo buat Adlan tapi gak bisa kan? Nah, itu karena lo gak bener-bener serius buat buka hati lo."
Vira berdecak sebal, "Apaan sih, jangan sok tau deh!"
"Kebiasaan lo kalo lagi diomongin baik-baik suka gitu deh, jadi males gue nasihatin lo."
"Siapa yang nyuruh lo buat nasihatin gue? Gak ada, Zal."
"Keras kepala!" gumam Zalina pelan.
"Gue denger, Zal!" delik Vira tajam.
Zalina memilih untuk tidak membalas perkataan Vira. Berdebat dengan Vira tidak akan ada habisnya. Perempuan itu selalu bisa membuat lawannya kalah telak dalam berdebat.
"Woy, katanya Bu Ati gak bakalan masuk, dia cuma nyuruh kita ngerjain tugas. Tapi tenang, tugasnya gak dikumpulin sekarang kok!" teriak Kiki, si ketua kelas.
Seketika kelas bertambah heboh setelah mendengar itu. Ini suatu kenikmatan yang tidak mungkin datang dua kali. Biasanya hujan badai sekalipun, Ibu Ati akan tetap masuk kelas. Tapi entah alasan apa yang membuatnya kini tak bisa masuk kelas, yang jelas semua murid kini bersorak gembira.
"Tumben banget tuh Bu Ati gak masuk," ucap Zalina pelan.
"Yaudah sih, bersyukur! Udah ah, mumpung gak ada guru, gue mau tidur." Ucap Vira kemudian menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangan.
Satu lagi kebiasaan Vira, tidur di kelas jika tidak ada guru. Ah mungkin bukan hanya Vira saja yang seperti itu, hampir semua murid pun akan melakukan hal yang sama seperti Vira jika tidak ada guru.
"Widih, kenapa nih rame-rame?" tanya Aksa yang baru saja masuk kelas bersama Adlan dan Raka.
"Bu Ati gak masuk, dia cuma ngasih tugas yang harus dikumpulin Minggu depan." Jawab Kiki.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭, 𝐀𝐝𝐥𝐚𝐧 {END}
Teen FictionIni tentang Adlan, cowok ganteng dari SMA Bakti Mulia. Nama lengkapnya Arshakalif Adlan Moiz, anak tunggal keluarga Moiz yang perusahaannya dimana-mana. Sudah bukan rahasia umum lagi jika Adlan menyukai Vira. Tapi sayangnya, cinta Adlan untuk Vira b...