Bagian 20

6 2 0
                                    

Hallo apa kabar??
Sehat-sehat ya kalian, jaga kesehatannya!!
Sebelumnya terimakasih sudah membaca cerita ini, jika ada saran tolong sampaikan dengan cara yang sopan yaa :)
Jangan lupa tinggalin jejak dulu, tekan tombol bintangnya, komen juga boleh!!
Jika ada kesalahan dalam penulisan, mohon ditandai yaa!

Selamat Membaca 💙

°•°•°•°

Adlan
|Sayang, aku jemputnya agak telat gak papa?
|Aku mau nganterin Mama dulu ke pasar

Me
gausah dijemput, Dlan|
aku brng papi|

Adlan
|Oh okee, hati-hati dijalan ya
|Bilangin om Arsen, jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya

Entah untuk keberapa kali Vira berbohong. Dia bilang akan berangkat sekolah bersama sang Papi, tapi nyatanya dia berangkat bersama Matteo. Adlan, semoga kamu memaafkan Vira.

"Udah siap?" tanya Matteo saat melihat Vira keluar dari rumahnya.

"Udah, yuk berangkat!" ajak Vira.

Tak seperti Adlan yang selalu memakaikan helm dan membantunya menaiki motor, Matteo malah membiarkannya memakai helm sendiri dan menaiki motor yang tinggi itu sendiri. Dari hal kecil seperti ini saja sudah jelas Adlan pemenangnya, tapi Vira berusaha menampik itu.

"Pegangan ya! Aku mau ngebut,"

Sesaat setelah Matteo mengatakan itu, motor sport Matteo melaju dengan sangat kencang. Vira saja hampir terjungkal tadi.

"Pelan-pelan aja, Yo! Aku takut," teriak Vira yang tidak didengarkan Matteo. Entah memang benar-benar tidak terdengar atau pura-pura tidak mendengar.

Vira memejamkan matanya rapat-rapat dengan tangan yang memeluk pinggang Matteo erat. Demi apapun, dia sangat takut.

Vira bisa bernapas lega saat motor itu berhenti sempurna di depan gerbang sekolahnya. Tanpa pikir panjang, dia langsung turun dari motor.

"Aku udah bilang, pelan-pelan aja bawa motornya! Aku takut tau," omel Vira yang malah dibalas kekehan oleh Matteo.

"Sorry deh, udah lama aku gak kebut-kebutan. Jadi aku kangen," ucap Matteo dengan raut wajah seolah tak bersalah.

"Lain kali jangan gitu, Yo! Bahaya," peringat Vira.

"Iya, bawel!" ucap Matteo sambil mengacak-acak rambut Vira.

"Yo, ih! Berantakan," kesal Vira dengan wajah cemberut.

"Gak papa, kamu cantik kok!" ucap Matteo dengan nada mengejeknya. Mana ada orang yang rambutnya berantakan disebut cantik, pikir Matteo.

"Udah ah, sana kamu pergi! Aku mau masuk," usir Vira.

"Oke, aku pergi ya. Belajar yang bener, biar anak-anak kita nanti ketularan pinter dari kamu." Canda Matteo lalu setelahnya kembali melajukan motornya meninggalkan Vira dengan wajah yang memerah.

"Apaan sih si Matteo. Ngaco mulu ngomongnya," gumam Vira.

"Vir, Papi kamu berubah jadi lebih muda, ya?"

Vira menegang di tempatnya saat mendengar itu. Dia membalikkan badannya dan terlihat Adlan di sana.

"Hai, selamat pagi Vira!" sapa Adlan dengan senyuman manisnya. Senyuman Adlan membuat Vira merasa bersalah. Dia seperti orang yang keciduk tengah selingkuh.

𝐀𝐛𝐨𝐮𝐭, 𝐀𝐝𝐥𝐚𝐧 {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang