"How do you feel?"
"Brilliant." Terdengar aksen Prancis lumayan kental. Maklum, dilahirkan dan dibesarkan di sana membuatnya lebih fluent bahasa Prancis dibanding Inggris.
Seorang lelaki berambut ikal merangkul menenangkan. "You'll do great, cousin. Hogwarts tidak jauh berbeda dari Beauxbatons."
"Jamie, Audrey, kemari nak!"
River Audrey Potter. Nope, ia bukanlah adik atau kembaran James, melainkan sepupunya. Ayahnya—River Potter adalah seorang Potter—adik kandung dari Fleamont Potter. Audrey terpaksa meninggalkan Prancis karena ayahnya baru saja meninggal terkena Cacar Naga. Fleamont dengan cepat langsung mengunjungi Prancis dan menyambut hangat keponakannya untuk ikut keluarganya ke Inggris. Syukurnya mereka sangat terbuka dengan siapa saja membuat Audrey nyaman.
"C'mon, sudah waktunya kita berangkat." Ajak Euphemia.
Mereka dengan kilat sampai di King's Cross Station Platform 9 3/4. James memeluk orang tuanya, "Jangan melakukan banyak prank, Jamie! Kau sudah di tahun ke tujuh, Head Boy pula!" Nasehat Euphemia.
James menyengir, "justru karena aku Head Boy, mum."
"Jamie!!"
Giliran Audrey yang berpamitan. "Banyak-banyak kirim kami surat, my dear." Euphemia mengusap rambut ikalnya—turunan Potter. "Apapun itu."
Audrey tersenyum bergumam, "Okay." Ia kemudian memeluk Fleamont yang sama memberikan satu dua kata seperti istrinya.
"C'mon." Ajak James. Mereka menaiki kereta dan berjalan ke kompartemen yang biasa James tempati.
"James wait." Audrey memeluk tasnya erat. "Aku disini saja." Ia menunjuk kompartemen kosong.
"What? Noooo," James menarik tangan sepupunya. "Kau ikut denganku, cousin."
Audrey berusaha melepaskan, "James, temanmu—"
"Temanku akan menyukaimu, aku janji."
Mau tak mau Audrey mengikutinya. Sungguh, ia takut membuat teman James tidak nyaman karena keberadaannya.
"Prongs!" Seru seseorang lelaki berambut gelap dan panjang sebahu. Ia menyambut James dengan pelukan hangat. "Kau bilang urusan di rumah hanya sebentar." Cemberutnya.
Prongs aka James hanya menyengir, "sorry boys, sepu—"
"And who is this beautiful young lady? May I know your name, love?" Lelaki tadi mengambil tangan Audrey dan mengecup lembut tangannya.
Aksinya itu langsung ditepis oleh James, "No, no Padfoot. Don't touch her."
"Ah Prongs!" Ringis Padfoot.
James memutar matanya malas, ia mendorong Padfoot masuk ke dalam kompartemen dan menarik Audrey untuk duduk di sebelahnya. "Here, kau bisa duduk di sini." James menunjuk posisi dekat jendela. Gadis itu tersenyum, hanya dalam waktu seminggu sepupunya sudah hafal apa yang ia suka dan tidak. Audrey bergumam terima kasih dan duduk di bangku yang ditunjuk.
"Sooooo?" Tanya Padfoot.
"Sooooo?" Tanya James balik.
Lelaki berambut cokelat yang sedari tadi membaca buku mendengus kesal. "Jadi apa kau mau menjelaskan siapa anak orang yang kau bawa, Prongs?" Jelasnya.
"Tell him, Moony." Dukung Padfoot.
Dalam diam Audrey mengernyit bingung, Padfoot, Prongs, dan Moony. Terdengar seperti nama panggilan yang aneh, menurutnya.
"Oh ya! Gentlemen, meet Audrey. Audrey Potter, my cousin." Perkenal James.
"COUSIN?!" Teriak mereka bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Great Pure-blood Dynasty | Regulus Black
Fanfiction"There goes the last great pure-blood dynasty. The maddest woman this world has ever seen." - in which regulus black intrigued with the maddest woman at wizarding world. or - in which regulus has a weird feeling for a potter.