[ 7 ]: Duel with Lockhart

1K 136 6
                                    

"Gather round. Can everybody see me?" 

Profesor Defense Against the Dark Arts tahun mereka berjalan di permukaan yang lebih tinggi layaknya panggung. Kali ini profesor DADA mereka bersikap seperti selebriti yang dikenali banyak orang. Padahal, Audrey bahkan tidak bisa mengingat siapa nama belakangnya. Harus diakui, ia mempunya style outfit yang bagus. Setidaknya ada lah hal yang membanggakan dari profesor ini selain pamer. 

"Siapa nama profesor ini? Aku lupa." Bisik Audrey pada Aleida. 

"Lockhart. Dulunya murid Ravenclaw." Aleida menunjuk seorang lelaki menggunakan matanya. "Itu anaknya. Gilderoy Lockhart." 

Audrey mengangguk-angguk paham. Pikirannya tidak bisa fokus menjelaskan karena tangannya sesekali bersentuhan oleh Regulus Black. Tetapi lelaki itu tampaknya tidak peduli. Malahan ia fokus sekali memperhatikan. 

Tiba-tiba Profesor Lockhart terlempar jauh karena duel dengan McGonagall. Beberapa murid perempuan histeris sebab Profesor kesayangan mereka kesakitan. "Do you think he's alright?" Tanya seorang murid perempuan berasrama Gryffindor. 

"Who cares?" Sahut Barty tertawa. 

"Mungkin akan bijaksana jika mengajari mereka cara menahan mantra jahat." Ucap McGonagall dengan wajah yang membosankan. 

Profesor Lockhart mengangguk setuju, ia berbalik arah dan menunjuk anaknya untuk berduel. McGonagall secara tiba-tiba menunjuk Audrey untuk naik ke atas. "Apa yang dia lakukan? Potter yang ini kan Slytherin." Ucap Regulus tiba-tiba mengejutkan kedua temannya dan Aleida. 

Evan mengangkat kedua bahunya menandakan tak tahu, "Mungkin lupa memakai kacamata jadi tidak bisa membedakan." Jawabnya asal. 

Kedua murid yang ditunjuk itu naik ke atas, "Good luck, Potter." Ucap McGonagall menepuk bahunya yang dibalas gumaman terima kasih oleh Audrey. Ia dapat melihat Profesor Lockhart membisiki anaknya sesuatu. Para profesor pun turun dan kedua murid berbeda asrama mendekat mengangkat tongkat mereka. 

"Pada hitungan ketiga. Satu, dua—"

Baru dalam hitungan kedua Lockhart Jr sudah memantrai Audrey yang untungnya cepat gadis itu tangkis. "Rictusempra." Mantra Audrey. Gilderoy Lockhart jatuh terlempar. 

"Hanya melumpuhkan!" Peringat McGonagall. 

Lockhart Jr bersiap. Kali ini mantranya benar, "Serpensortia!" Mantra itu mengeluarkan seekor ular dari tongkatnya. Sebab itu para murid mundur sedikit begitu juga dengan Audrey. Ia bukanlah penggemar besar ular. Ia malah takut. Ular tersebut berjalan memandangi sekitar sesekali mengeluarkan lidahnya. Layaknya Barty. 

Profesor McGonagall menghampiri. "Jangan bergerak, biar kusingkirkan." 

"Aku saja, Profesor McGonagall." Cegah Lockhart. "Alarte Ascendare." 

Ular itu terbang ke udara dan jatuh kembali ke tanah. Bukannya menghilang tapi semakin ganas. Seperti kelaparan, ular itu menghampiri seorang dan siap untuk memangsanya. Audrey yang tadinya ingin turun berhenti karena mendengar pikiran dari ular tersebut, "Manusia bodoh ini terlihat melezatkan." Semakin majunya ia semakin mundurnya manusia itu. 

Audrey menghampiri pelan, "Jangan." Cegahnya. "Dia bukanlah makanan." 

Ular itu menengok, "Kau bisa berbahasa ular?" 

Gadis itu mengangguk pelan dan mulai mendekat lagi, "Jangan serang dia." 

"Vipera Evanesca!" Lalu ular itu terbakar dan menghilang. Audrey menatap McGonagall yang memasang wajah horror. Begitu pula dengan semua orang di ruangan. Mereka menatapnya horror bagaikan melihat monster.

The Last Great Pure-blood Dynasty | Regulus BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang