Pagi-pagi sekali seluruh penghuni dorm NCT Dream telah duduk manis di meja makan dengan pakaian yang sudah rapi. Semua orang makan dengan tenang kecuali Jeno yang sejak tadi terlihat resah, entah kenapa perasaannya sangat tidak enak sejak semalam.
Hari ini para penghuni Dorm NCT Dream memiliki jadwal individu. Jeno akan melakukan pemotretan untuk sebuah brand, Jisung membuat konten bersama Chanle, Sungchan menjadi MC, Jaemin dan Renjun pergi ke radio sedangkan Shotaro akan menghadiri meeting di agensi.
Jeno mencoba menyangkal pikiran buruk yang sedari tadi mengganggu pikiran nya. Satu bulan sudah mereka lewati tanpa masalah serius dan tak ada hal membahayakan juga yang terjadi. Bahkan teror mobil juga tak pernah terjadi lagi setelah berita Chenle meledak saat itu. Namun entah kenapa hal itu malah membuat Jeno resah. Ketenangan terkadang menyimpan berbagai hal buruk yang bisa kapan saja terjadi.
"Kalian akan pulang jam berapa?" Tanya Jeno pada Jaemin, Renjun dan Shotaro yang masih berada di dorm, sedangkan member lain sudah berangkat beberapa saat yang lalu.
"Aku dan Jaemin mungkin selesai pukul lima sore. Tapi setelah itu kami akan makan malam di luar."
"Aku akan selesai pukul tiga sore."
Jeno mengangguk, tadi ia sudah meminta Roger untuk memberi proteksi pada para member. Pemuda pemilik mata sabit itu menatap Jaemin cukup lama, entahlah kenapa hatinya sangat resah saat ini.
"Ingat untuk selalu memberi ku kabar." Ucap Jeno pada Jaemin sesaat sebelum si manis pergi.
Hubungan keduanya sudah benar-benar membaik, memilih melupakan masalah yang terjadi termasuk pagi panas mereka. Semua itu adalah permintaan si manis, Jaemin masih belum yakin dengan perasaannya, jadi ia tak mau terburu-buru dan berakhir menyakiti hati Jeno dan hatinya sendiri.
Dengan lapang dada Jeno menyetujui permintaan si manis. Jeno sudah sangat puas dengan berada di sisi sang terkasih. Jadi, ia tak ingin terlalu memaksakan kehendak dan berakhir menyakiti sang pujaan hati. Untuk Jaemin, Jeno masih betah menunggu dan akan selalu menunggu.
---
Waktu menunjukkan pukul dua siang dan keresahan Jeno benar-benar terjadi. Pemuda itu langsung meninggalkan pekerjaan nya begitu saja saat mendapat kabar bahwa gedung radio tempat Renjun dan Jaemin siaran terbakar.
Jeno tiba di lokasi saat api sudah padam. Dari jauh ia bisa melihat salah seorang anak buahnya yang sedang diberi pertolongan pertama oleh para medis.
"Dimana tuan muda?" Tanya Jeno setelah tiba di hadapan anak buahnya.
Pria itu berusaha bangun lalu menggeleng dengan raut menyesal. "Tuan muda dan temannya tidak ada bos, kami kehilangan jejak mereka."
Jeno meremas rambutnya frustasi. Hari ini Jaemin dan Renjun memang hanya diikuti beberapa anak buah Black Diamond. Karena baik Jeno, Haechan dan Roger sedang memiliki pekerjaan lain.
Beberapa saat kemudian Haechan datang dengan raut tak kalah paniknya. Pemuda tan itu berlari tergopoh-gopoh ke arah Jeno bersama beberapa anggota Black Diamond.
"Bagaimana Ace? Apa tuan muda baik-baik saja?"
Jeno menggeleng lemas dan hal itu langsung membuat wajah Haechan pias.
"Aku belum tau keadaannya. Tuan muda dan Renjun tak ada di dalam gedung. Kemungkinan besar mereka diculik dan kebakaran ini hanya untuk pengecoh."
"Sial, mereka memanfaat keadaan saat tim kita terpecah."
"Bos! Titik koordinat tuan muda sempat muncul."
Laporan dari salah satu anak buah Black Diamond memberi secercah harapan pada mereka.
"Kita ke markas sekarang. Untuk kalian yang terluka, setelah selesai perawatan langsung temui aku untuk meminta hukuman."
---
Berita mengenai kebakaran yang melibatkan dua orang member NCT membuat gempar seluruh fans. Mereka berbondong-bondong datang ke gedung SM untuk meminta konfirmasi mengenai keadaan idol mereka.
Para member NCT lain berkumpul di agensi dengan perasaan cemas luar biasa. Jisung bahkan sudah hampir menangis mengetahui kebakaran itu menimpa hyung kesayangannya.
"Hyung, apakah mereka baik-baik saja?" Tanya Chenle sembari menggigiti kuku. Tak jauh berbeda dari Jisung, pemuda asal China itu juga sedang menahan air matanya mati-matian.
Tangis kedua maknae Dream itu pecah saat Jaehyun memeluk keduanya. Member lain yang melihat itu ikut menangis dalam diam. Taeyong sebagai leader merasa benar-benar tak berguna saat ini.
Pintu terbuka dengan kencang membuat atensi member NCT langsung mengarah ke sana. Manager hyung datang dengan raut putus asanya.
"Bagaimana hyung?" Tanya Taeyong.
"Gedung itu hancur, ada sekitar sembilan korban tewas dan yang lain terluka. Renjun dan Jaemin tidak ada dalam daftar korban yang terluka. Saat ini polisi sedang mencoba mencari identitas sembilan mayat yang terbakar."
Penjelasan itu membuat tangis member NCT pecah. Dunia mereka seperti runtuh saat mendengar kemungkinan Renjun dan Jaemin adalah korban yang tak selamat.
Para hyung line berusaha menenangkan adik mereka walaupun mereka juga merasa sama hancurnya. Jisung yang sudah menangis sejak tadi, ambruk begitu saja, beruntung Johnny dengan sigap menahan tubuh lemah itu.
"Kalian pulanglah untuk menenangkan diri. Kami akan langsung memberi kabar saat ada perkembangan."
Taeyong mengangguk lemas, ia langsung mengajak anggotanya pulang. Mereka semua berakhir pulang ke Dorm Dream dan menunggu kabar bersama di sana.
---
"Bagaimana keadaan member?"
"Mereka mengira Tuan muda dan temannya tewas. Saat ini mereka sedang berada di dorm Dream."
Jeno dan Haechan menghela nafas. Saat ini keadaan mereka tak kalah kacau. Titik koordinat Jaemin hanya sempat muncul sepersekian detik sebelum kembali hilang. Daerah tempat munculnya juga sudah ditelusuri namun tak ada apapun disana.
Ponsel Jeno berdering, nama tuan Kim muncul di caller id nya.
"Jeno ya, Nana baik-baik saja kan?"
Suara halus namun penuh kekhawatiran nyonya Kim terdengar begitu Jeno menerima panggilan itu.
"Maafkan aku, aku lengah hingga membuat tuan muda dalam bahaya."
Hanya itu yang bisa Jeno katakan."Bukan salahmu sayang, sekarang katakan pada Daddy bagaimana keadaan Nana."
Jeno tak kuasa menahan air matanya, pemuda itu berakhir menangis dalam diam di depan seluruh anggota nya.
"Nana tidak ada di lokasi kejadian. Kami sempat menangkap titik koordinatnya. namun saat kami ke sana, kami tidak menemukan apapun."
"Daddy mengerti, Kau tenangkan dirimu. Jika panik, kau tak akan bisa menyelamatkan Nana. Daddy akan kirimkan Amon dan timnya untuk membantu tim mu. Daddy dan Mommy percaya padamu son."
---
"Ah bagaimana reaksi Kim sombong itu jika anak manisnya mati di tangan kita?"
"Hancur? Bagaimanapun juga anak ini sudah lama ia coba sembunyikan. Ahh aku jadi tidak sabar melihat kehancuran mereka."
---
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/332231632-288-k984148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Master and His Guard [NOMIN]
FanfictionBercerita tentang Lee Jeno yang mencintai tuan muda nya. END #nomin #bxb