#13

5K 544 6
                                    

Satu bulan berlalu sejak liburan, para member sudah kembali ke rutinitas mereka yang semakin sibuk. Semua kembali normal kecuali hubungan Jeno dan Jaemin yang masih tetap canggung.

Member Dream sampai dibuat heran melihat dua sosok yang biasanya selalu menempel seperti anak kembar itu menjadi asing. Keduanya tak saling bicara, mereka hanya akan berkomunikasi mengenai pekerjaan atau saat sedang membuat konten.

Haechan dan Roger hanya bisa tertawa terbahak-bahak mendengar keluh putus asa dari Jeno. Keduanya sungguh merutuki sifat pengecut Jeno mengenai cinta.

Malam ini tim Jeno dipanggil untuk menghadap tuan besar. Jeno dan Haechan berangkat bersama setelah jadwal mereka, sedangkan Roger dan beberapa tim inti pergi terlebih dahulu. Jeno sudah meningkatkan proteksi pada Jaemin dan meminta salah satu bawahannya untuk memantau si manis.

"Silahkan, kalian sudah ditunggu tuan besar." Jeno dan Haechan mengangguk lalu masuk kedalam ruang kerja tuan besar.

"Oh kalian sudah datang, cepat duduk!"

Dua pemuda itu duduk di samping Roger sedangkan ayah Jaemin duduk di single sofa yang terletak di hadapan mereka.

"Apakah jadwal kalian sangat sibuk? Istriku mengeluh tidak bisa menghubungi Jaemin dari sore."

"Iya tuan, kami memiliki jadwal syuting konten sejak siang. Mungkin tuan muda tidak melihat ponselnya." Jelas Haechan.

"Jangan memanggilku begitu, kalian teman Jaemin juga, jadi panggil paman saja."

Sudah beberapa kali tuan Kim mengatakan hal itu namun mereka tetap tak enak hati.

"Baiklah, mari kita bahas masalah akhir-akhir ini."

Semua orang di ruangan itu mengangguk, mulai membahas beberapa rentetan kejadian yang menimpa kelurga Kim. Jeno dan Haechan dibuat terkejut saat tuan Kim mengatakan jika ia dan istrinya sempat dirawat karena serangan saat dalam perjalanan bisnis.

"Apakah tuan muda tahu?" Tanya Roger

"Tentu tidak, anak itu pasti akan merengek minta pulang jika tahu." Jawab tuan Kim sembari terkekeh, membayangkan putranya yang manis itu merajuk ingin pulang.

"Jadi apa yang kalian dapatkan?"

"Seperti yang anda duga. Mereka mengincar tuan muda. Beberapa hari yang lalu saya menemukan sebuah pelacak yang tertempel di salah satu barang pemberian fans. Awalnya saya mengira itu hanya kerjaan sasaeng namun saat saya amati, pelacak itu biasa digunakan oleh ahli."

"Bagaimana dengan penyerangan satu bulan yang lalu?"

"Penyerangan itu hanya umpan untuk mengukur seberapa kuat proteksi yang mengelilingi tuan muda."

Tuan Kim mengangguk, inilah resiko yang harus ia tanggung dari pekerjaannya. Banyak sekali saingan bisnis yang bisa kapan saja melukai keluarga kecilnya.

"Baiklah, lanjutkan penyelidikan kalian. aku akan meningkatkan atribut kalian agar lebih mudah menjalankan misi."

Anggota inti Black Diamond mengangguk mengerti sebelum pamit pergi. Menyisakan Jeno yang tertahan di dalam ruangan karena tuan Kim ingin berbicara berdua dengannya.

"Jeno ya, aku tahu masalah mu dengan Jaemin."

Jeno sangat terkejut mendengar kalimat yang terlontar secara tiba-tiba dari bibir tuan Kim. Pikiran buruk mulai berdatangan di otaknya, takut tuan Kim meminta nya pergi dari sisi si manis.

"Kalian masih muda dan naif, apa lagi anak manis ku itu sangat tidak peka. Pasti sangat menyulitkan perasaanmu kan?"

Tuan Kim terkekeh, sedangkan Jeno hanya diam sembari memainkan ujung kemejanya.

The Young Master and His Guard [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang