#24

3.9K 418 5
                                    

"Patah hati bisa membuatmu menggila seperti ini eh?"

Jeno menoleh, lalu mendengus keras saat melihat Roger berdiri berkacak pinggang di luar ring. Pemuda itu sepertinya baru selesai berlatih melihat bajunya yang sedikit basah. Roger sedikit melompat naik ke ring tinju, lalu mengulurkan sebotol air yang ia bawa kepada Jeno yang sudah berbaring terlentang dengan tubuh banjir keringat.

"Terimakasih." Ucap Jeno setelah duduk dan menerima botol air dari Roger, menegak habis air di dalamnya sambil mengingat-ingat jadwalnya setelah ini.

"Kau terlalu menekan dirimu."

Hari berganti dengan cepat. Terhitung sudah hampir tiga bulan sejak penculikan waktu itu. Selama itu pula Jeno lebih memilih untuk menyibukkan diri. Di samping pekerjaannya menjadi idol ia juga menambah jadwal latihan dan misinya. Tak ada hari tanpa bekerja bagi Lee Jeno saat ini. Orang-orang terdekat yang khawatir sudah membujuk Jeno untuk mengurangi jadwalnya. Bahkan tuan Kim juga menawarkan liburan untuk menenangkan diri namun ditolak.

Ngomong-ngomong, beberapa member NCT sudah tahu perihal pekerjaan Jeno dan Haechan. Hal itu terungkap setelah Ten tak sengaja menemukan dua buah pistol di kamar Haechan.

Pemuda Thailand itu awalnya mengira bahwa dua pistol itu adalah mainan namun saat ia menekan pelatuknya, pistol itu  berbunyi keras, membuat seisi dorm terkejut. Ten hanya bisa mematung saat tangannya terasa sedikit nyeri efek dorongan dari letupan pistol. Haechan yang pertama datang ke kamar dengan wajah paniknya disusul beberapa member lain yang juga panik.

"Haechan ah, jangan bilang ini pistol sungguhan." Ucap Ten masih terlihat terkejut.

Haechan menghela nafas lalu meraih pistol di tangan Ten, mengembalikannya ke dalam laci dan menguncinya. Setelah itu, pemuda tampan berkulit tan itu diboyong ke ruang TV untuk diinterogasi.
Karena Haechan tidak ingin pusing sendiri akhirnya ia juga menyeret Jeno. Berakhir keduanya diinterogasi bersama di dorm 127.

Jeno menceritakan pekerjaan mereka tanpa memberi tahu hubungannya dengan keluarga Kim. Hal itu tentu saja membuat para member yang mendengar terkejut. Pantas saja Jeno dan Haechan selalu tahu lebih dulu keadaan Jaemin. Keduanya juga saat itu langsung tau bahwa Jaemin dan Renjun diculik.

---

Kembali ke masa kini, suasana markas sedikit lebih ramai karena beberapa menit yang lalu Haechan datang bersama Jaehyun yang memaksa ikut berlatih. Pemuda tampan itu memang sudah tertarik dengan pistol dan kawan-kawannya sejak berlatih di Jepang waktu itu.

"Jadi bagaimana? Kau menerima tawaran dari tuan besar?" Tanya Haechan pada Jeno.

Saat ini keduanya sedang duduk sembari memperhatikan Jaehyun dan Roger yang sedang sparing.

"Entahlah aku masih memikirkannya."

Tuan Kim menawarkan pergantian penjaga untuk Jaemin. Pria paruh baya itu tak ingin melihat Jeno lebih sakit lagi jika harus menjaga Jaemin saat ini. Jadi tuan Kim menawarkan pergantian dengan Amon.

Sebenarnya tuan Kim ingin mengirim Jeno ke Jepang saja, menjadi salah satu tutor bersama Lycan di sana. Namun pekerjaan sampingan Jeno sebagai idol tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

"Jika boleh memberi masukan, aku lebih suka kau mengambil tawaran tuan besar."

Jeno mengangguk-angguk, mungkin hal itu akan lebih baik untuk saat ini.

"Pikirkan baik-baik." Lanjut Haechan sebelum berjalan menghampiri Roger dan Jaehyun yang telah menyelesaikan sparing mereka.

---

Jaemin memekik senang saat melihat Snowy berlarian di halaman belakang mansion keluarganya. Jaemin memang meminta sang kakek untuk mengirim Snowy ke Korea, dan serigala menggemaskan itu baru datang dua hari yang lalu.

"Aigooo kenapa tidak mau makan humm?" Tanya Jaemin sembari mengusap tubuh besar Snowy.

Setelah tiba di korea serigala itu memang mengalami sedikit stres. Alhasil ia tak mau makan, bahkan mengaum pun tidak. Namun, saat Jaemin datang serigala putih itu langsung mengaum dan berlari menghampiri.

"Kau merindukanku ya?"

Snowy terlihat begitu menikmati usapan tangan Jaemin di tubuhnya. Bahkan 'anjing' besar itu sudah mendusalkan kelapanya di ceruk leher Jaemin. Pemandangan yang sangat menggemaskan untuk Renjun yang mengamati keduanya dari teras.

"Caa kita makan ya sayang, papa sudah belikan banyak makanan untukmu."

Jaemin memberi kode pada pelayan yang lewat untuk mengambil makanan Snowy, dan ajaibnya serigala itu langsung mau makan bahkan sangat lahab.

"Aigoo kau memang merindukanku ternyata."

Setelah bermain sebentar dengan Snowy, Jaemin memilih untuk membantu sang ibu membuat puding. Sedangkan Renjun memilih untuk istirahat di kamar Jaemin karena nanti sore ia ada jadwal terapi.

"Kau tidak ingin pindah kesini saja sayang?" Tanya nyonya Kim di sela kegiatannya memotong puding yang sudah jadi.

"Entahlah, Nana belum berdiskusi dengan Renjun."

Nyonya Kim mengangguk-angguk bagaimanapun juga ia dan suaminya akan sering bepergian untuk bekerja seperti sebelumnya dan mansion ini juga pasti akan sering kosong. Jadi ia ingin Jaemin dan Renjun pindah ke mansion saja. Selain di sini banyak pelayan yang akan membantu Jaemin, Snowy juga tak bisa ditinggal. Pekerja di mansion masih sangat awam dengan serigala putih menggemaskan itu.

"Baiklah, berikan ini pada Renjun."

Nyonya Kim menata dua cangkir teh dan puding yang sudah ia potong di atas nampan, dan Jaemin dengan sigap membawa nampan itu menuju kamarnya.

"Sudah bangun?"

Tanya Jaemin begitu melihat Renjun yang sudah duduk bersandar di kepala ranjang dengan sebuah buku di pangkuannya.

Jaemin meletakkan nampan yang ia bawa di atas nakas dekat tempat tidur. Mendudukkan dirinya di samping kaki Renjun.

"Mommy meminta kita untuk pindah ke mari."

"Kenapa?" Tanya Renjun setelah menyesap sedikit tehnya. Pemuda itu meletakkan kembali cangkir tehnya di atas nakas lalu menutup buku yang sedari tadi ia baca.

"Mereka akan sibuk bekerja dan rumah ini akan sering kosong. Snowy juga disini."

"Baiklah kita pindah saja."

Jawaban Renjun membuat Jaemin tersenyum lebar. Renjun memang bukan orang yang sulit untuk diajak berdiskusi.

"Baiklah, habiskan puding mu setelah ini kau harus terapi."

Setelahnya kedua pemuda itu sibuk makan puding mereka diselingi obrolan ringan.

---

"Daddy, Jeno ingin tetap menjaga Nana."

---

TBC

The Young Master and His Guard [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang