#20

5K 454 15
                                    

Malam harinya, Jeno mengajak Haechan ke agensi untuk menjelaskan keadaan Jaemin dan Renjun. Mereka sedikit kesusahan saat masuk ke dalam gedung karena banyak fans yang berkumpul.

Tuan Kim sudah setuju untuk membuka identitas Jaemin di depan manager dan petinggi agensi agar mereka lebih mudah menjelaskan kondisi Jaemin. Namun tuan Kim tetap tidak ingin identitas anaknya terbongkar ke media.

Setelah menyelesaikan urusan di agensi, Jeno dan Haechan pergi ke markas untuk membahas kelanjutan kasus penculikan.

Pada akhirnya tuan Kim memutuskan untuk menyerahkan Tuan Kang dan bawahannya yang masih hidup ke pihak berwajib namun tetap dalam pengawasan mereka.

Keesokan paginya, portal berita kembali dipenuhi nama Jaemin dan Renjun setelah agensi mengunggah pernyataan mengenai kondisi keduanya. Dalam pernyataan itu, agensi mengatakan bahwa kedua idol dari grup NCT itu selamat dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena keadaan mereka yang cukup parah. Seperti permintaan tuan Kim, agensi tidak menyinggung masalah penculikan. Orang yang terlibat dalam tim evakuasi saat kebakaran juga sudah diurus hingga mereka tak akan buka mulut. Agensi juga mengumumkan jika kedua member NCT itu akan hiatus sampai waktu yang tak di tentukan.

Fans berbondong-bondong mendoakan kedua idol mereka. Memenuhi laman Instragram Jaemin dan Renjun dengan doa dan kata-kata penyemangat. Mereka akan selalu menunggu keduanya untuk kembali berkarya.

---

Jaemin bangun dengan keadaan yang tidak bisa dikatakan baik. Pemuda tampan itu masih tak mau bicara dan hanya melamun. Nyonya Kim menghela nafas, merasa tak sanggup melihat anaknya yang biasanya ceria, sekarang lebih banyak diam.

"Sayang, makan dulu ya? Mommy sudah menghubungi kakek, paman dan semua sepupumu. Mereka akan datang secepatnya. Kau tidak mau kan diomeli mereka?"

Nyonya Kim bisa melihat sedikit binar antusias di mata sang anak. Hal itu membuatnya bersyukur.

"Setelah ini Nana ingin ke kamar Renjun ya mommy?" Nyonya Kim mengangguk. Sedari bangun, Jaemin memang terus merengek ingin melihat keadaan Renjun yang sampai saat ini belum siuman.

Pemuda Huang itu berhasil melewati masa kritis dan keadaannya berangsur membaik walaupun belum sadar. 

Pintu kamar inap Jaemin terbuka, membuat dua orang yang berada di dalamnya menoleh. Jeno muncul di sana dengan pakaian santainya. Jaemin tak bisa berbohong jika dia terpesona.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Jeno setelah memberi salam pada nyonya Kim.

"Sudah membaik, Jeno ya" Jawab Jaemin.

Jeno mengangguk lalu menggantikan nyonya Kim menyuapi Jaemin. Pemuda itu juga membantu Jaemin minum obat dan membersihkan sisa makanan di sekitar bibir si manis.

Perlakuan Jeno mengundang senyum tipis dari nyonya Kim. Sedari dulu ia dan suaminya tak pernah ragu menitipkan anak manis mereka pada Jeno. Dalam hati, nyonya Kim diam-diam berdoa agar keduanya bisa selalu bersama.

"Jeno ya, antarkan aku ke kamar Renjun. Ya?"

Jeno mengangguk sebelum berlalu mencari kursi roda untuk si manis.

---

Peristiwa tak terduga terjadi saat Jaemin dan Jeno tiba di depan ruang rawat Renjun. Keduanya bisa melihat seorang dokter yang tengah bercakap dengan kedua orang tua Renjun dari celah pintu yang tak tertutup rapat.

Jaemin bisa mendengar dengan jelas ucapan dokter yang begitu memukul telak ulu hatinya. Renjun didiagnosa akan mengalami kelumpuhan sementara karena kerusakan yang terjadi di tulang ekornya.

Suara raungan nyonya Huang membuat Jaemin tersentak dari lamunannya. Jeno yang tau keadaan sedang tidak kondusif, langsung membawa Jaemin kembali ke kamar.

Setelah pagi itu, senyum Jaemin benar-benar hilang. Keluarga dekat dan member NCT yang datang untuk menghibur Jaemin harus menelan kekecewaan karena si manis tetap tak mau menunjukkan senyumnya. Jaemin tetap diam dan menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi.

---

Seminggu berlalu dan Jaemin sudah meninggalkan rumah sakit sejak beberapa hari yang lalu. Selama itu juga si manis tidak berani menemui Renjun yang sudah sadar. Saat ini Jaemin sedang berada di mansion yang langsung dibeli tuan Kim begitu tau anaknya sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tuan Kim juga meminta tiga bersaudara Nakamura dan kerabat lain tinggal di sana untuk menghibur Jaemin. Namun pemuda itu masih saja murung. Sifat cerianya sirna bak ditelan bumi.

Dua hari setelahnya, saat Jeno berkunjung, Jaemin secara tiba-tiba minta diantar ke rumah sakit untuk melihat keadaan Renjun. Hal itu langsung disanggupi oleh semua orang, berharap setelah ini Jaemin tak murung lagi.

"Renjun ah."

Senyum Renjun yang begitu menawan langsung menyambut kedatangan Jaemin. Hal itu membuat si manis sedikit lega. Selama ini ia takut Renjun tidak akan mau melihatnya lagi. Namun pemuda itu malah menyambut kedatangannya dengan senyum cerah.

"Kenapa baru datang?" Tanya Renjun dengan masih mempertahankan senyum di bibirnya.

"Maafkan aku Renjun ah, karena aku kau-" Jaemin tercekat, tak sanggup meneruskan ucapannya.

"Ssstt, kemarilah."

Si manis dengan ragu berjalan mendekati ranjang Renjun sedangkan Jeno dan kedua orang tua Renjun memilih pergi, memberi waktu keduanya untuk berbicara.

"Tidak perlu menyalahkan dirimu. Itu semua adalah pilihanku." Ucap Renjun lembut.

"Tapi bagaimana dengan mimpimu?"

"Jaemin ah aku masih bisa bernyanyi. Aku juga masih bisa berjalan lagi dengan terapi. Kau tidak perlu khawatir."

Setelah itu, Jaemin hanya bisa menangis sesenggukan di ceruk leher Renjun.

---

Setelah kejadian di rumah sakit, Jaemin tidak pernah absen mengunjungi Renjun. Pemuda itu bahkan sudah sangat akrab dengan kedua orang tua Renjun dan membantu mereka mengurus segala keperluan Renjun.

Hari minggu yang cerah mansion keluarga Kim di buat heboh dengan perkataan Jaemin. Setelah sarapan, tiba-tiba pemuda manis itu menahan seluruh keluarganya yang akan beranjak untuk tetap duduk di meja makan, karena ia ingin mengatakan sesuatu.

"Daddy, Jaemin ingin menikah dengan Renjun."

---

TBC

The Young Master and His Guard [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang