Chapter 20

5.2K 765 38
                                    

Melihat Jian Xingsui menundukkan kepalanya untuk mengelap wajahnya dengan punggung tangan, Xu Enzhen dengan cepat mengeluarkan saputangan dari tas dan menyerahkannya padanya: "Ini, pakai ini untuk mengelapnya, ya?"

Sapu tangan yang bersih seperti masih memiliki wangi yang samar tercium, dan sapu tangan itu dibordir dengan tekstur lembut. Terlihat sangat indah dan jelas-jelas bukan barang yang akan digunakan siapapun untuk menghapus air mata apa lagi memberikannya pada orang lain.

Jian Xingsui menggelengkan kepalanya dengan lembut. Suaranya sedikit tersedak dan serak: "Tidak perlu, itu pemborosan..."

"Bagaimana mungkin ini pemborosan." Xu Enzhen melihatnya masih merasa sakit tapi menahan air matanya. Entah apa alasannya, hati Xu Enzhen terasa sangat sakit seolah ditusuk jarum. Dia (XEZ) dengan sendirinya berjongkok dan dengan lembut menghapus air mata yang berada di pipi Jian Xingsui dengan saputangannya. Dia tidak takut sama sekali kalau sapu tangan putihnya akan bernoda.

Saat dia mendekat, ada aroma yang ringan dan hangat menyebar ke hidung Jian Xingsui.

Bukan aroma parfum yang tajam, tapi aroma tubuh yang samar dan ringan. Sebenarnya, wanita ini sangat cantik, tetapi saat ini, mata Jian Xingsui dalam keadaan tidak bisa mengidentifikasi penampilannya. Dia hanya merasa bahwa dia (XEZ) begitu lembut dan aroma tubuhnya entah bagaimana sangat menenangkan. Seperti landak kecil yang tertekan, dia entah kenapa merilekskan tubuhnya yang waspada. Dalam sekejap, hatinya perlahan menjadi tenang.

Xu Enzhen menyimpan kembali sapu tangannya dan berkata dengan lembut, "Kamu salah seseorang yang berpartisipasi dalam acara ini, kan? Apakah orang tua atau temanmu membeli tiket untuk menemui kamu kali ini?"

Jian Xingsui ragu untuk sesaat. Dia memikirkan Jian Zhi, tapi orang itu bukan lagi kakaknya, jadi dia menggelengkan kepalanya dengan perlahan dan menjawab dengan suara rendah, "Tidak."

Xu Enzhen melihatnya berjongkok di sana sendirian. Dengan rasa kasihan yang tak berkesudahan di dalam hatinya, dia berkata, "Siapa namamu? Sebenarnya, saya harusnya mengingatmu, karena anak saya..."

Pintu di luar tiba-tiba terbuka dari luar, dan seseorang masuk.

Shen Xingchen melangkah cepat dengan kostumnya dan berkata, "Ibu, sedang apa di sini?"

Melihat lebih dekat, dia menyadari bukan hanya ada ibunya di sana tetapi juga sahabat baiknya. Air mata Jian Xingsui sudah dihapus, tapi matanya masih memerah. Jelas sekali kalau dia baru saja menangis.

Shen Xingchen curiga: "Kenapa kamu menangis?"

Jian Xingsui secara tidak sadar berkata, "Aku tidak, kok..."

"Kamu tidak menangis? Kamu pikir Lao Zi ini buta, apa?" Emosi meledak-ledak Shen Xingchen kembali timbul: "Siapa? Siapa yang mem-bully kamu? Ibu tadi lihat ada orang lain di sini sebelumnya? Dia baru-baru ini aku anggap sebagai adikku dan berani-beraninya ada orang yang mem-bully adikku. Akan kubunuh keenam leluhurnya hari ini..."

Jian Xingsui dengan cepat menghentikannya dan berkata, "Tidak, tidak, aku hanya kehilangan lensa kontakku dan mataku tidak nyaman. Tidak apa-apa kok, ge. Bukannya kita sebentar lagi akan tampil di panggung? Kita harus tampil, kenapa kamu masih di sini?"

Shen Xingchen curiga: "Kamu jujur atau tidak?"

Jian Xingsui mengangguk dengan cepat.

"Dasar kamu, ah." Shen Xingchen dengan cepat berekspresi jijik.

Xu Enzhen menonton mereka berdua bertengkar. Hanya ada dua orang anak di keluarga mereka. Anaknya yang tertua sibuk dengan pekerjaannya di perusahaan sepanjang tahun, jadi dia jarang pulang. Mungkin tanggungjawab berat keluarga juga berada di bahunya, jadi dia selalu ketat dan kaku. Sedangkan, sifat adik laki-lakinya sedikit keras kepala. Dia sangat benci hal-hal dan orang-orang palsu. Terkadang dia bisa keras kepala setengah mampus. Akan tetapi, pemikiran dan hatinya sangat sederhana. Jadi dia bisa dengan mudah mempercayai siapapun yang baik dengannya.

[BL Terjemahan] [End] Cannon Fodder Fake Master Was Stunned After Being RebornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang