Lunarios || aborto

3.9K 105 2
                                    

Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!

************************************

Pagi hingga malam hari, Luna tidak mau makan dan mengkonsumsi obat. Mey sudah membujuk sebisanya tetapi Luna terus menolak bahkan melempar mangkuk hingga berserakan.

Mey tidak pernah menyerah membantu Luna. Dia terus berada disamping sahabatnya, mengesampingkan urusan lain.

Mey juga sering izin tidak masuk universitas demi menjaga Luna, karena Mey tahu yang Luna butuhkan hanya support dari orang terdekat.

Brak...

Pintu terbuka kasar dari luar, London datang menenteng tote bag dari sebuah restoran. Matanya melirik ke bansal dimana Luna sedang tidur, dan Mey duduk di sofa.

London ikut duduk bersebelahan meletakan tote bag diatas meja.

"Sudah ada aku disini, kamu bisa pulang dan istirahat. Tapi sebelum itu makanlah dulu."

Mey hanya tersenyum kembali menyimpan ponsel dalam saku.

Bagaimana Mey bisa pulang dan beristirahat sedang disini Luna sedang melawan rasa ketakutan. Mey tidak bisa meninggalkan Luna hanya berdua dengan London setelah pertengkaran pagi tadi.

Emosional London dan Luna sama-sama kuat, tidak ada yang mau mengalah, untuk itu Mey selalu berada disamping mereka sebagai penengah.

"Kenapa hanya dilihat?" Tanya London sedikit tersinggung

"Aku tidak lapar,"

"Jangan pernah menipu ku, karena aku tahu seharian ini kamu pasti lelah, segera makan dan istirahat. Biar aku yang menjaga Luna."

"London, bisa ku tanya sesuatu?" Ucap Mey mengalihkan topik.

"Hmm."

"Kemana kau seharian ini?"

"Di luar, kenapa?"

"Aku menebak kau tidak benar-benar pergi. Kau masih disekitar rumah sakit."

London mendesah pelan, "Cepat mandi dan makan. Aku sudah memesan makanan favorit mu."

London berlalu menuju balkon, tidak ingin berdebat.

--

Selesai mandi dan makan, Mey menyusul London di balkon. Pria itu tampak duduk namun matanya terpejam.

"Hei."

London terbangun mengucek mata, sedikit menggeser bokong agar Mey bisa ikut duduk.

"Bagaimana apa ada kabar dari teman mu?" Tanya London

Mey menggeleng. Menyerahkan ponsel ke London.

"Dia hanya mengirim rekaman cctv disekitar lobi tapi dari beberapa pria yang lewa, mereka bersama teman dan pasangan."

London memutar rekaman yang diberikan Mey, dia mendesah pelan melihat tidak ada tanda-tanda mencurigakan dari beberapa pria itu.

"Sepertinya sulit karena Luna tidak wajah dan ciri-ciri tubuh pelaku." Ucap London.

"Hmm, kita akan tanya setelah keadaan kembali membaik."

Mey menghela nafas berat, sudah sebulan mereka berusaha mencari pelaku tapi tidak juga menemukannya.

London menyerahkan ponsel, "Bagaimana kondisi Luna hari ini?"

Mey tersenyum, yang langsung dibalas tatapan tajam dari London.

Malam Panas Sang Pewaris (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang