Lunarios|| pelangi

4.1K 98 1
                                    

Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!

*************************"**********

Mey dan London berjalan mondar-mandir berusaha menelfon Luna dengan wajah panik.

"Bagaimana?" Tanya London

Mey menggeleng,

Mungkin sudah sepuluh atau dua puluh kali mereka menghubungi Luna tapi tidak ada satu pun panggilan yang tersambung. 

"Atau kita cari di apartemen? Firasat ku masih mengatakan hal yang sama."

Mey mendesah, mencoba berfikir logis.

"Tidak ada waktu lagi."

London kembali menyimpan ponsel dalam saku, dia bergegas pergi mengambil kunci mobil di ruangan tapi Mey mencegahnya.

"Bagaimana kalau Luna tidak ada di apartemen?"

"Itu urusan nanti, yang penting kita berusaha."

London melihat wajah letih Mey,
"Atau kau mau disini saja?"

Mey menggeleng, "Aku ikut bersama mu."

"Oke. Kau tunggu disini, aku mengambil kunci mobil dan yang lain."

"Hmm."

Sembari menunggu London, Mey memilih duduk. Wajahnya menunduk mencoba mencari solusi atas masalah ini.

Namun bukannya menemukan solusi, Mey malah dibuat pusing. Otaknya tidak bisa bekerja disaat keadaan seperti ini.

Mey menatap ponsel yang memperlihatkan foto persahabatan mereka.

"Kamu dimana Lun, kami sangat khawatir."

London yang baru saja tiba, samar-samar mendengar keluhan Mey. Dia mengusap wajahnya, menengadahkan kepala agar air mata tidak turun.

Andai saja semalam London tidak tertidur, Luna pasti masih ada bersama mereka.

Mey bersuara melihat bayangan pria, "London,"

London mendekat menepuk pelan bahu sahabatnya.

"Semua akan baik-baik saja."

Mey tersenyum singkat, beruntung dia memiliki sahabat seperti London. Meski sifatnya yang keras tapi hatinya penyayang.

"Kita berangkat sekarang."

"Oke."

Mereka menuju apartemen Luna menggunakan mobil London.

---

Apartemen

Mey dan London saling melempar tatapan setelah sampai di depan unit. Ada sedikit keraguan dalam diri Mey tapi London sangat yakin jika Luna pulang ke apartemennya.

Keduanya pun masuk dan berpencar, Mey mencari disekitar kamar sedang London mencari disekitar dapur dan ruang tengah.

Pintu terbuka, Mey terdiam melihat keadaan kamar. matanya menilik setiap sudut. Semuanya masih rapi sama seperti saat mereka meninggalkannya bedanya pintu kamar mandi yang terbuka.

Mey mengerutkan kening, ia berjalan mendekat.

Dugaan London tidak salah, Luna memang berada di apartemen tepatnya di kamar mandi. Di bawah kucuran air, gadis itu duduk memeluk kedua kaki. Pakaiannya masih lengkap sama seperti yang ia lihat di rekaman cctv.

Hanya saja kupluk hitam itu tidak lagi menempel.

"Luna." Lirih Mey ikut berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Luna.

Malam Panas Sang Pewaris (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang