Lunarios|| don't promise

4.7K 100 6
                                    

Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!

************************************

Pukul 00.00 Gerard masih belum beranjak dari club untuk membawa wanita ke ranjang kehangatan. Dia masih sibuk bermain biliar bersama Dante. Kedua sahabat brengseknya sudah lebih dulu pergi.

"Oh fuck! Aku kalah lagi." Ucap Dante dengan desahan pelan.

Dia mengacak rambut meletakan stik diatas meja. Dante melirik arloji, "Tumben kau belum pergi."

Hanya gelengan pelan dari Gerard.

"Aku perhatikan sejak awal permainan, kau terlihat gusar. Ada apa?" Tanya Dante

Gerard duduk di meja VVIP dengan tubuh sedikit terlentang.

"Biar ku tebak dari cara permainan mu, kau terlihat kurang fokus. Katakan ya jika aku benar." Dante terkekeh menyusul Gerard ke meja VVIP.

Gerard mendesah, "Aku hanya sedang memikirkan sesuatu."

"Apa? Wanita? Ganja? Atau..."

"Ayahmu."

"Ayah ku? Ck! Kenapa kau tiba-tiba memikirkannya?"

"Tentang karma yang dia dapatkan."

Dante ingin tertawa, seorang Gerard memikirkan orang lain? Sebuah hal mustahil bagi seorang pria egois.

"Apa kau mulai sadar, jika bergonta-ganti wanita tidak membuat puas?"

"Ck! Bukan itu," Gerard membenarkan posisi dengan menghadap Dante.

"Aku sedang berfikir, ayahmu yang seorang pecandu sex bebas dan narkotika bisa mendapat wanita sesabar ibu mu. Aku iri dengannya."

Dante mengerutkan kening, dia merasa ucapan Gerard sedang berada dalam ilusi.

"Wait wait wait! Berapa botol yang kau habiskan? Kau sedang tidak mabuk kan?"

Gerard menggeleng, "Kelak aku ingin mendapatkan wanita baik yang bisa menerima kekurangan ku."

Dante terdiam, pembicaraan mereka mendekati serius sehingga ia tidak ingin menyela.

"Ayah mu yang bangsat bisa mendapatkan wanita baik seperti ibu mu, maka aku harus bisa mendapatkan wanita baik-baik."

Gerard mendesah, dia menyudahi ucapan dengan memejamkan mata.

"Hmm jika membahas tentang orang tua ku, tidak akan ada ujungnya. Dan aku memilih tidak ingin membahasnya."

Dante menepuk pundak Gerard, "Semua tergantung bagaimana sikap mu hari ini. Kalau kau ingin mendapatkan wanita baik-baik, berhentilah menjadi pria brengsek."

"Sulit." Gerard sudah membuka matanya.

"Aku terbiasa dengan sex bebas, alkohol dan wanita. Tapi aku juga ingin istri ku nanti seorang yang baik tingkah juga perilaku."

Rasanya Dante ingin tertawa sambil menampar sahabatnya. Bagaimana mungkin seorang yang brengsek bisa mendapatkan wanita yang baik luar dalam?

Tawa itu sampai membuat Dante mengeluarkan air mata. Gerard cukup membuat perut Dante sakit.

"Kawan, kau tahu? Perutku mulai sakit karena mu."

"Terserah! Aku sedang tidak bercanda."

Gerard menutup curhatan malam ini dengan menghabiskan setengah botol.

"Acara malam ini kau akan kemana?" Tanya Gerard setelah meneguk alkohol.

"Ini hampir pagi kawan, emm mungkin akan kembali ke rumah. Kau sendiri?"

Malam Panas Sang Pewaris (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang