Lunarios|| surprise

5.8K 78 1
                                    

Diwajibkan vote untuk bisa membaca cerita ini, karena minthor bisa sewaktu-waktu mengunci part atau menghapusnya!!

************************************

POV Luna

Semalam, Luna tidur di apartemen Mey setelah tahu sahabatnya pergi bersama Dante. Luna marah karena Mey meninggalkan Arell sendirian tetapi ia sadar tidak seharusnya Luna melakukan itu.

Seharusnya Luna marah pada dirinya sendiri karena belum bisa menjaga putranya dengan baik. Mey pasti memiliki alasan kenapa pergi ke club.

Dan benar, Mey menceritakan tujuannya datang ke club untuk mencari Luna. Mey sangat khawatir karena seharian Luna tidak pulang. Mey berusaha menelfon tetapi panggilan selalu di luar jangkauan.

Sehingga malamnya Mey putuskan datang ke club untuk mengecek keadaan Luna, sayangnya belum sempat mereka bertemu Mey melihat Dante seorang diri dengan keadaan kacau hingga berakhirlah mereka di hotel melewati malam yang panjang dan penuh gairah.

Mey melupakan tujuannya karena terlalu menikmati sensasi bercinta untuk pertama kali.

Huft...

Luna sampai di basement apartemennya, dia merenggangkan otot sebelum turun. Semalam adalah malam terindah seumur hidup karena bisa tidur memeluk sang putra. Ini menjadi kali kedua Luna tidur satu ranjang bersama Arell.

"Semenjak sering bertemu Arell, aku selalu dihantui ketakutan. Bagaimana jika nanti Gerard tahu siapa Arell dan membawanya pergi jauh?"

Luna frustasi memikirkan dua hal itu, terkadang hal-hal tidak masuk akal datang begitu saja yang membuatnya paranoid.

Luna turun untuk membersihkan tubuh karena jadwal hari ini meeting bersama Gerard.

Sampainya di depan lift, terdengar bunyi sepatu mendekat kearahnya. Luna melirik melalui ujung mata, dia tidak berani menoleh.

Seseorang memegang pundak yang membuat Luna sedikit terkejut.

"Lunara,"

Luna menoleh mendengar suara pria yang tidak asing.

"Ge-Gerard,"

Gerard mengerutkan kening melihat wajah terkejut itu.

"Kau cantik tanpa kacamata."

Luna meneguk salivanya, wajahnya terlihat tegang melihat Gerard yang sedang mengamatinya. ya dia melupakan aksesoris yang satu ini. Sekarang Luna sedang berperan sebagai Lunara bukan Lunarios.

Luna langsung memegang pipi, dia harus memastikan jika Gerard sedang tidak mencurigainya. Untunglah Luna tidak mengenakan full makeup yang dapat menyamarkan diri menjadi Lunarios.

"Eeumm eh iya, kacamata itu ada didalam tas."

Luna berbohong, padahal dia tidak membawanya.

"Anda datang sepagi ini pasti ada tujuannya kan?"

Gerard tersenyum, "Kau benar. Saya datang untuk menjemput mu sekaligus mengajak sarapan."

Luna mendelik, wajah tegangnya sangat terlihat jelas. "Aduh tapi saya belum siap-siap,"

"Tidak masalah, saya bisa menunggu."

"Sial! Pria ini teguh juga pendiriannya." Batin Luna

Luna mencoba mencari alasan agar mereka tidak berduaan di dalam apartemen, dia mencoba berfikir dengan menggaruk tengkuk kepala.

"Jangan buang-buang waktu,"

Ucapan Gerard membuatnya sadar, otak Luna blank. Dia tidak menemukan cara untuk mengusir Gerard.

Malam Panas Sang Pewaris (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang